Teknologi

Mengenal Keganasan Ransomaware 2.0

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 26 Mei 2021
Mengenal Keganasan Ransomaware 2.0

Ransomware 2.0 sangat berbahaya (Foto: Pixabay/b_a)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BARU-BARU ini, peneliti keamanan siber di perusahaan teknologi Kaspersky, menemukan bahwa pada tahun 2020 silam, banyak kelompok ransomware yang kabarnya menargetkan kawasan Asia Pasifik.

Para peneliti tersebut , menemukan kemunculan kembali, dari dua grup yang sangat aktif, yakni REvill dan JSWorm. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Analis Malware, Alexey Shulmin, ketika jumpa pers virtual.

Baca Juga:

Malware dan Peretas Mengancam di Balik Aplikasi Kencan

Peneliti menemukan ancaman berbahaya dari ransomware 2.0 (Foto: Pixabay/vishnu_kv)

"Keduanya muncul kembali saat pandemi mengamuk di wilayah tersebut tahun lalu, dan kami tidak melihat tanda-tanda mereka akan berhenti dalam waktu dekat," tutur Alexey, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Para peneliti tersebut, menemukan bahwa ransomware 2.0 lebih berbahaya. Karena, tak hanya menyandera data, namun peretas pun tak segan-segan untuk melakukan eksfiltrasi data, kemudian memeras sang korban dengan uang tebusan.

Menurut Kaspersky, grup ransomware REvil kian aktif di tahun 20202, paska serangan puncak pada AgustuS 2019, dengan 289 korban potensial.

Paska serangan Agustus 2019, aktivitas kelompok itu dikabarkan menurun hingga Juni 2020, yang menargetkan total 44 korban secara global.

Baca Juga:

Fitur Baru Instagram Lindungi Akun dari Peretas

Indonesia juga termasuk jadi target serangan peretas ransomware 2.0 (Foto: Pixabay/thedigitalartist)

Adapun aktivitas peretas kian meningkat di Juli 2020. Kaspersky menemukan solusi mereka digunakan untuk melindungi 877 pengguna dalam kurun waktu satu bulan.

Kelompok peretas tersebut diketahui memiliki target utama. Yakni kawasan Asia Pasifik, seperti Taiwan, Hongkong hingga Korea Selatan.

Sementara itu, peneliti pun melihat ada pergeseran kelompok JSWorm yang pada 2019 lalu dengan melancarkan serangan di wilayah Amerika Selatan, Eropa, Amerika Utara, Afrika, Asia Pasifik, hingga Timur Tengah.

Dalam serangan tersebut, peneliti menemukan solusi kaspersky banyak digunakan di Asia Pasifik untuk menangkal serangan ransomware, khususnya di Tiongkok.

Baca Juga:

MiTail, Ekor Pintar yang Bisa Digerakkan Lewat Ponsel

tekno
Target yang dituju adalah manufaktur, energi, keuangan, transportasi dan kesehatan. (Foto: Pixabay/mohamed_hassan)

Serangan tersebut bahkan terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari Kaspersky, REvil menargetkan 76 pengguna mereka di Indonesia di tahun 2019-2020, sementara JSWorm dua.

Ragam sektor yang ditargetkan oleh para peretas ransomware 2.0 antara lain yakni manufaktur, energi, keuangan, transportasi dan kesehatan.

Untuk itu, agar kamu tetap terlindung dari Ransomware 2.0, pakar Kaspersky menyarankan, bahwa perusahaan dan organisasi sebaiknya selalu memperbarui OS dan software, kemudian mengedukasi karyawannya tentang praktik keamanan siber ketika mereka tengah bekerja jarak jauh, dan hanya menggunakan teknologi yang aman untuk koneksi jarak jauh. (Ryn)

Baca Juga:

Terdapat 'Celah' Pada Tiktok yang Bisa dimanfaatkan oleh Peretas

#Malware Ransomware #Peretasan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

ShowBiz
Peretas China di Balik Pencurian Siber Rp 440 Miliar Ditangkap di Thailand, Salah Satu Korbannya Jungkook BTS
Saham HYBE milik Jungkook dicuri saat ia wamil.
Dwi Astarini - Jumat, 22 Agustus 2025
Peretas China di Balik Pencurian Siber Rp 440 Miliar Ditangkap di Thailand, Salah Satu Korbannya Jungkook BTS
Indonesia
Hacker Klaim Bobol Data CPNS Kemenhan Tahun 2021
Untuk mencegah penyalahgunaan, data tersebut kini telah diturunkan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 10 Juli 2025
Hacker Klaim Bobol Data CPNS Kemenhan Tahun 2021
Dunia
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Sebanyak 16 miliar data bocor. Pengguna Apple, Facebook, dan Google diminta untuk mengganti kata sandinya.
Soffi Amira - Kamis, 26 Juni 2025
16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password
Berita
Situs Resmi PeduliLindungi Diretas, Dialihkan ke Situs Judol
PeduliLindungi.id, diduga ditetas dialihkan ke situs https://albertagas.org yang menyajikan berupa konten pottal judo online.
ImanK - Senin, 19 Mei 2025
Situs Resmi PeduliLindungi Diretas, Dialihkan ke Situs Judol
Indonesia
Heboh Akun Instagram Ridwan Kamil Diretas, Sebut 'Tanggung Jawab Jangan Lari'
Akun Instagram Ridwan Kamil diretas, Jumat (11/4). Ia terlihat mengunggah sebuah foto bertuliskan Tanggung Jawab Jangan Lari.
Soffi Amira - Jumat, 11 April 2025
Heboh Akun Instagram Ridwan Kamil Diretas, Sebut 'Tanggung Jawab Jangan Lari'
Indonesia
Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware
Korupsi proyek PDNS di Kominfo telah memicu kebocoran data dan serangan ransomware.
Soffi Amira - Jumat, 14 Maret 2025
Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware
Indonesia
Guru Honorer di Banyuwangi Retas Akun BKN, Jual Data Ribuan Dolar
Tersangka BAG menjual data-data ini dengan mencantumkan telegram pribadinya di Breachforum.
Dwi Astarini - Selasa, 24 September 2024
Guru Honorer di Banyuwangi Retas Akun BKN, Jual Data Ribuan Dolar
Berita
Prancis Ungkap Ada Lebih dari 140 Serangan Siber selama Olimpiade Paris 2024
Prancis mengungkap ada lebih dari 140 serangan siber selama Olimpiade Paris 2024.
Soffi Amira - Rabu, 14 Agustus 2024
Prancis Ungkap Ada Lebih dari 140 Serangan Siber selama Olimpiade Paris 2024
Indonesia
TNI Bakal Buka Rekrutmen Jalur Khusus Bidang Siber
Personel siber itu, dari civilian-nya dia memang harus mempunyai kemampuan IT
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Juli 2024
TNI Bakal Buka Rekrutmen Jalur Khusus Bidang Siber
Indonesia
DPR Minta BSSN Lebih Kuat Lagi untuk Lindungi Data dari Serangan Siber
DPR meminta BSSN untuk lebih kuat lagi untuk melindungi data dari serangan siber. Sebab, akses masuk ke server PDN hanya menggunakan password yang dinilai lemah.
Soffi Amira - Minggu, 07 Juli 2024
DPR Minta BSSN Lebih Kuat Lagi untuk Lindungi Data dari Serangan Siber
Bagikan