Mengenal Keganasan Ransomaware 2.0


Ransomware 2.0 sangat berbahaya (Foto: Pixabay/b_a)
BARU-BARU ini, peneliti keamanan siber di perusahaan teknologi Kaspersky, menemukan bahwa pada tahun 2020 silam, banyak kelompok ransomware yang kabarnya menargetkan kawasan Asia Pasifik.
Para peneliti tersebut , menemukan kemunculan kembali, dari dua grup yang sangat aktif, yakni REvill dan JSWorm. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Analis Malware, Alexey Shulmin, ketika jumpa pers virtual.
Baca Juga:

"Keduanya muncul kembali saat pandemi mengamuk di wilayah tersebut tahun lalu, dan kami tidak melihat tanda-tanda mereka akan berhenti dalam waktu dekat," tutur Alexey, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Para peneliti tersebut, menemukan bahwa ransomware 2.0 lebih berbahaya. Karena, tak hanya menyandera data, namun peretas pun tak segan-segan untuk melakukan eksfiltrasi data, kemudian memeras sang korban dengan uang tebusan.
Menurut Kaspersky, grup ransomware REvil kian aktif di tahun 20202, paska serangan puncak pada AgustuS 2019, dengan 289 korban potensial.
Paska serangan Agustus 2019, aktivitas kelompok itu dikabarkan menurun hingga Juni 2020, yang menargetkan total 44 korban secara global.
Baca Juga:

Adapun aktivitas peretas kian meningkat di Juli 2020. Kaspersky menemukan solusi mereka digunakan untuk melindungi 877 pengguna dalam kurun waktu satu bulan.
Kelompok peretas tersebut diketahui memiliki target utama. Yakni kawasan Asia Pasifik, seperti Taiwan, Hongkong hingga Korea Selatan.
Sementara itu, peneliti pun melihat ada pergeseran kelompok JSWorm yang pada 2019 lalu dengan melancarkan serangan di wilayah Amerika Selatan, Eropa, Amerika Utara, Afrika, Asia Pasifik, hingga Timur Tengah.
Dalam serangan tersebut, peneliti menemukan solusi kaspersky banyak digunakan di Asia Pasifik untuk menangkal serangan ransomware, khususnya di Tiongkok.
Baca Juga:

Serangan tersebut bahkan terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari Kaspersky, REvil menargetkan 76 pengguna mereka di Indonesia di tahun 2019-2020, sementara JSWorm dua.
Ragam sektor yang ditargetkan oleh para peretas ransomware 2.0 antara lain yakni manufaktur, energi, keuangan, transportasi dan kesehatan.
Untuk itu, agar kamu tetap terlindung dari Ransomware 2.0, pakar Kaspersky menyarankan, bahwa perusahaan dan organisasi sebaiknya selalu memperbarui OS dan software, kemudian mengedukasi karyawannya tentang praktik keamanan siber ketika mereka tengah bekerja jarak jauh, dan hanya menggunakan teknologi yang aman untuk koneksi jarak jauh. (Ryn)
Baca Juga:
Terdapat 'Celah' Pada Tiktok yang Bisa dimanfaatkan oleh Peretas
Bagikan
Berita Terkait
Peretas China di Balik Pencurian Siber Rp 440 Miliar Ditangkap di Thailand, Salah Satu Korbannya Jungkook BTS

Hacker Klaim Bobol Data CPNS Kemenhan Tahun 2021

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

Situs Resmi PeduliLindungi Diretas, Dialihkan ke Situs Judol

Heboh Akun Instagram Ridwan Kamil Diretas, Sebut 'Tanggung Jawab Jangan Lari'

Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware

Guru Honorer di Banyuwangi Retas Akun BKN, Jual Data Ribuan Dolar

Prancis Ungkap Ada Lebih dari 140 Serangan Siber selama Olimpiade Paris 2024
TNI Bakal Buka Rekrutmen Jalur Khusus Bidang Siber

DPR Minta BSSN Lebih Kuat Lagi untuk Lindungi Data dari Serangan Siber
