Mengenal Kanker Hidung, Penyebab Lee Chong Wei Gantung Raket


Ekspresi kesedihan Lee Chong Wei yang harus pensiun karena diagnosa kanker hidung (Foto: straitstimes)
MANTAN pebulu tangkis nomer satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, baru-baru ini dikabarkan gantung raket alias pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya. Keputusan tersebut terpaksa dilakukan setelah ia didiagnosa oleh dokter megindap kanker hidung tahun lalu.
Chong Wei sempat kembali latihan Januari 2019, namun ia memilih mengikuti saran dokter untuk pensiun karena kondisi kesehatannya tersebut. Ia telah berusaha semampu mungkin untuk kembali, namun kondisi kesehatannya menjadi prioritas atlet yang pernah meraih tiga medali perak di Olimpiade tersebut.
Kanker hidung mempengaruhi rongga hidung, ruang di belakang hidung, dan sinus, rongga kecil berisi air di dalam hidung, tulang pipi dan depan. Jenis kanker ini merupakan kanker yang langka, umumnya menyerang seseorang di atas usia 40 tahun.
1. Gejala Kanker Hidung

Adapun kondisi kesehatan ini ditandai dengan beberapa gejala, diantaranya hidung yang kerap tersumbat biasanya pada satu sisi saja, mimisan, indera penciuman yang menurun, terdapat lendir yang mengalir dari hidung hingga ke bagian belakang dan tenggorokan.
Pada kondisi yang sudah memburuk, gejala-gejala kanker hidung ditandai dengan rasa sakit atau mati rasa di wajah, terutama di pipi atas, pembengkakan kelenjar di leher, hilangnya sebagian penglihatan (berbayang), rasa sakit atau tekanan di satu telinga, hingga benjolan atau pertumbuhan yang terus-menerus di wajah, hidung atau bagian atas mulut.
2. Diagnosa Kanker Hidung

Jika gejala-gejala seperti diatas mulai muncul, sudah saatnya kamu mengunjungi dokter spesialis. Terdapat beberapa tes yang bisa dilakukan spesialis untuk mendiagnosa kanker hidung, diantaranya:
Nasoendoscopy, tindakan yang dilakukan dengan memasukkan selang berkamera dan lampu ke dalam hidung untuk memeriksa area tertentu. Panendoscopy, di mana serangkaian teleskop yang terhubung digunakan untuk memeriksa jalan napas dari mulut, hidung, kotak suara, hingga bagian atas kerongkongan, biasanya prosedur ini dilakukan dengan anestesi atau bius. Biopsy, di mana sampel kecil jaringan kulit bagian dalam hidung diambil dan diperiksa.
Jika telah terdiagnosa sebagai penderita kanker hidung dan sinus, pasien mungkin akan melakukan CT scan, MRI scan atau PET scan untuk membantu mengetahui tahapan dari kanker.
3. Bagaimana Kanker Hidung Dirawat

Perawatan yang direkomendasikan untuk pasien tergantung pada beberapa faktor, termasuk tahap di mana kanker didiagnosis, sejauh mana penyebarannya, dan tingkat kesehatan pasien secara umum.
Perawatan kanker hidung bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: operasi pengangkatan tumor, ini dapat dilakukan melalui operasi terbuka atau operasi lubang kunci melalui hidung.
Berikutnya radiotherapy, radiasi berenergi tinggi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker, mengecilkan tumor sebelum operasi, atau menghancurkan potongan-potongan kecil dari tumor yang mungkin tersisa setelah operasi.
Perawatan terakhir yakni dengan kemoterapi, di mana obat digunakan untuk membantu mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan tumor, atau mengurangi risiko kanker kembali setelah operasi.
Kondisi kesehatan seperti yang dialami Lee Chong Wei pastinya ingin kamu hindari, kanker hidung merupakan salah satu penyakit langka yang serius. Namun, jika gejala-gejala di atas sudah mulai terasa ada baiknya kamu segera mengunjungi dokter spesialis. Terlebih jika kamu merokok, sebaiknya segera hentikan. Merokok meningkatkan risiko kanker kembali dan dapat menyebabkan kamu memiliki lebih banyak efek samping dari perawatan kanker hidung. (ADP)
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Kate Middleton Kunjungi Taman Kesehatan, Curhat ke Pasien Kanker tentang Beratnya Masa Pemulihan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pasien Kanker Darah Tak Perlu ke Singapura, Kini Cangkok Sumsum Tulang Bisa di RS Kariadi Semarang

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

5 Fakta Kanker Darah, Dari Anak Kecil Sampai Lansia Bisa Kena

Cristiano Ronaldo ke Kupang Terkait Misi Kemanusiaan Bantu Korban Kanker

Terapkan deh, 5 Lifestyle Masa Kini yang Bisa Cegah Kanker

Saat Teknologi Bertemu Seni, Harapan Baru bagi Anak Penyintas Kanker

Cek Kesehatan Gratis Dinilai Langkah Maju untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
