Mengenal Jenis Kopi yang Digunakan Mikael Jasin


Mikael Jasin menyajikan kopi buatannya. (Foto: MP/Leonard GI)
BEGITU banyak jenis kopi yang beredar di dunia. Setiap negara produsen kopi memiliki jenis buah kopi terbaik dengan proses unggulannya masing-masing. Bisakah kamu bayangkan biji kopi unggulan disulap menjadi secangkir kopi siap minum oleh seorang barista bergelar juara dunia? Tentu bagi kamu yang ngaku sebagai pencinta specialty coffee sejati akan penasaran, kan?
Belum lama ini digelar acara peluncuran produk kopi di coffee shop A Tale of Two Coffee Beans yang merupakan rangkuman kopi yang dipakai oleh Mikael Jasin. Mikael Jasin adalah barista juara World Barista Champions memakai tiga jenis kopi berbeda yang menghantarkannya berkiprah di laga besar itu.
Baca Juga:
Panama Finca Deborah "Ilumination"

Kopi Panama Finca Deborah "Ilumination" berasal dari negara Amerika Selatan, Panama, di wilayah Chiriqui. Ditanam dan hidup pada 1.900 meter di atas permukaan laut. Menggunakan proses pasca panen whole cherry washed carbonic maceration. Biji kopi ini merupakan varietas Geisha (Gesha). Memiliki karakter rasa lime candy, navel orange dan jasmine. Adalah varietas geisha sangat terkenal secara global di dunia perkopian.
Baca Juga:
Ini Perbedaan Antara Cappucino, Espresso, Latte, dan Mochaccino
Ethiopia "Jasper" 0818

Menurut laman dailycoffee, kopi ini ditanam di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut, berasal dari desa Masina, Gji, Etiopia. Biji kopi ini merupakan varietas heirloom. Beberapa karakter rasa yang dihasilkan dari biji kopi ini adalah macerated berries, shiraz, 60% Dark Chocolate. Proses pasca panen yang dianut adalah carbonic maceration.
Sebagai catatan, proses dasar pasca panen dari ketiga jenis kopi ini adalah carbonic maceration. Carbonic maceration adalah metode proses yang relatif baru yang diterapkan untuk pemrosesan kopi pasca panen. Ini melibatkan penggunaan karbon dioksida untuk memurnikan pemrosesan kopi untuk lebih mengontrol fermentasi dengan mengaktifkan ragi dan bakteri tertentu, memungkinkan pengembangan rasa kopi tanpa risiko oksidasi berlebih.
Carbonic maceration merupakan istilah yang diambil dari industri anggur. Seluruh anggur difermentasi tanpa menekan sari buah. Ini cenderung menghasilkan anggur segar dan buah yang mungkin tidak menua dengan baik tetapi dapat dikonsumsi segera setelah produksinya. (lgi)
Baca Juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik

Reaksi Kesal Prabowo Ketika Stafnya Salah Sajikan Teh Bukan Kopi

Google Bikin Doodle Kopi Susu Gula Aren Cuma di Indonesia, Ada Tips Membuatnya Juga Lho

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Indonesia Catatkan Surplus Ekspor Kopi, Lampung Jadi Daerah Terbesar Kirim ke Luar Negeri

Kedai Kopi di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat, Masih Banyak Potensi

Pramono Dukung Kopi Indonesia Kuasai Dunia, Ekonomi Kreatif di Jakarta Bakal Terus Didorong

Berburu Biji Kopi dalam Pameran Kopi Internasional World of Coffee Jakarta 2025

Lewat Roemah Koffie, Jerry Hermawan Lo Bawa Misi Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara

Kisah 'Rambadia', Varian Kopi Teranyar dari Roemah Koffie
