Mengenal ERCP, Terapi Unggulan untuk Penderita Batu Empedu


ERCP solusi penanganan batu empedu paling minim tindakan invasif. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)
Merahputih.com - Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) telah menjadi solusi utama untuk menangani cholelithiasis atau batu empedu karena memberikan diagnosis yang lebih akurat dan minim tindakan invasif dibandingkan prosedur bedah lainnya.
Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH, FINASIM, spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi hepatologi di RS Siloam MRCCC Semanggi, menjelaskan cholelithiasis terjadi ketika batu terbentuk di dalam kantong empedu.
Gejala utamanya berupa nyeri mendadak di perut bagian kanan atas yang bisa menjalar ke punggung dan bahu, demikian diberitakan ANTARA, Senin (3/6).
Batu empedu terbentuk karena ketidakseimbangan substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat lainnya dalam empedu. Faktor risiko termasuk obesitas, kehamilan, riwayat keluarga, pola makan tidak sehat, dan penurunan berat badan cepat.
Baca juga:
Studi: Kadar Testosteron Rendah Pengaruhi Kesehatan Jantung Pria
"Penting untuk mencatat bahwa jenis batu empedu dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Identifikasi jenis batu empedu yang tepat memegang peranan penting dalam menentukan pilihan perawatan yang sesuai," kata dr. Irsan.
Terdapat beberapa metode pengobatan untuk batu empedu, termasuk perubahan pola makan, penggunaan obat-obatan, terapi ESWL, dan ERCP.
ERCP adalah prosedur medis yang menggabungkan endoskopi dan radiografi untuk memeriksa dan mengobati masalah saluran empedu, hati, dan pankreas.
Prosedur ERCP melibatkan penggunaan endoskop yang dimasukkan melalui mulut untuk memantau dan menangani masalah seperti penyumbatan saluran empedu.
Baca juga:
Bukan Cuma Wortel, Paprika Juga Bermanfaat untuk Jaga Kesehatan Mata
Keunggulan ERCP termasuk diagnosis yang akurat dan tindakan terapeutik yang dapat dilakukan selama prosedur, serta minim invasif dan pemulihan yang cepat bagi pasien.
Namun, ERCP juga memiliki risiko seperti perdarahan, infeksi, atau kerusakan pada saluran empedu atau pankreas.
Oleh karena itu, pasien yang menjalani ERCP akan dipantau secara berkala oleh tenaga medis yang terampil untuk memastikan pemulihan yang optimal. (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
