Kesehatan Mental

Mengenal Duck Syndrome yang Sering Dialami Anak Muda

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 08 Juli 2021
Mengenal Duck Syndrome yang Sering Dialami Anak Muda

Duck syndrome sering menyerang anak muda. (Foto: Pixabay/darksouls1)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SEPERTINYA penyakit mental sudah tidak asing lagi terdengar di antara para remaja masa kini. Bukan... Bukan karena semakin banyak orang yang terkena berbagai sindrom tertentu melainkan sudah begitu banyak orang yang peduli dengan kesehatan mental. Karena itu gangguan mental pun lebih mudah terdeteksi karena meminta bantuan profesional seperti psikolog dan psikiater bukan lagi dianggap tabu

Melansir dari medicinenet.com, ada gangguan mental khas yang biasa menyerang generasi sandwich atau para muda mudi saat ini karena dituntut oleh generasi atas dan bawah. Dikenal sebagai duck syndrome, gangguan ini menyebabkan para penderitanya berusaha untuk mengerjakan semuanya seperti urusan kuliah sambil bekerja agar dianggap sosok yang hebat dan menjadi kebanggaan keluarga.

Baca Juga:

Lima Kebiasaan Terus Dilakukan Setelah Pandemi


1. Berusaha terlihat bahagia

kesehatan
Pura-pura bahagia di depan semua orang. (Foto: Pixabay/KELLEPICS)


Duck syndrome akan membuat para remaja generasi sandwich pura-pura terlihat bahagia setiap hari. Mau curhat sama orangtua malah dihakimi dan dianggap kurang bersyukur. Ngeluh ke sahabat sendiri pada akhirnya dijadikan bahan gosip di circle yang lain. Cerita ke para junior? Dijamin jadi bahan ejekan! Karena ketiga hal tersebut sudah menjadi roda berputar di dalam hidup, pada akhirnya mereka terpaksa untuk memakai topeng agar terlihat baik-baik saja oleh semua orang meskipun hatinya sedang tersayat-sayat.


2. Merasa diperhatikan oleh orang lain

kesehatan
Berpikir orang diam-diam membicarakan dirinya. (Foto: Pixabay/Counselling)


Saking takutnya dihakimi dan dianggap tidak kompeten di berbagai bidang, penderita duck syndrome akan merasa dirinya diperhatikan oleh semua orang. Dari mulai gerak-gerik, cara berpakaian, sampai cara berbicara. Mereka akan berusaha terlihat paling mumpuni karena merasa diawasi. Meskipun sudah berpenampilan maksimal, mereka tetap berpikir orang lain akan membicarakannya diam-diam.

Baca Juga:

UNICEF Bantu Remaja Putri Indonesia Hadapi Menstruasi Pertamanya


3. Akibat tuntutan banyak pihak

kesehatan
Dituntut untuk selalu menjadi sempurna. (Foto: Pixabay/RobinHiggins)


Sebenarnya duck syndrome ini bisa terjadi bukan karena rasa khawatir berlebihan dari penderitanya. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengidap duck syndrome salah satunya adalah tuntutan orangtua. Ada yang pernah dinasihati orangtua dengan kata-kata, “Kamu jangan mau kalah dong sama adikmu,” atau “Kalau kakak bisa, kamu juga harusnya bisa dong kan lebih muda,”. Jadi generasi kejepit yang dituntut atas bawah memang berat.

4. Perbanyak me-time

kesehatan
Sudah saatnya untuk memanjakan diri sendiri. (Foto: Pixabay/StockSnap)


Sudah lupakan saja omongan orang ya bro dan sist. Daripada kamu pusing sendiri dan akhirnya menderita duck syndrome, sebaiknya kamu perbanyak me-time untuk membahagiakan diri sendiri. Biarkan otot-otot menjadi relaks dan pikiran menjadi jernih agar aktivitas tak terganggu. Tidak ada salahnya kok sesekali me-time dengan pergi ke salon atau traveling sendirian. Kini saatnya kamu memprioritaskan diri sendiri. (mar)

Baca Juga:

Lewat Pakaian Renang, Selena Gomez Kampanyekan Body Positivity

#Kesehatan Mental #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan