Menerka Nasib PDIP Usai Megawati

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 12 Januari 2015
Menerka Nasib PDIP Usai Megawati

sumber foto: Antara

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Politik- Sabtu 10 Januari 2015 lalu, Megawati Soekarnoputri kembali menegaskan menerima mandat untuk kembali memimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga tahun 2020 mendatang. Sejak didirikan pada tahun 1996 lalu hingga kini Megawati masih menjadi pucuk pimpinan partai politik berlambang banteng dengan moncong putih tersebut. PDIP memang lekat dan identik dengan Megawati. 

Dalam Rakernas PDIP ke IV di Semarang pada September 2014 lalu seluruh 32 Ketua DPD PDIP dan 1.590 peserta Rakernas secara aklamasi mendukung Presiden Kelima Republik Indonesia kembali memimpin PDIP. Bukan hanya itu, Presiden Joko Widodo juga secara tegas mendukung kepemimpinan Megawati hingga tahun 2020 mendatang. Megawati dipandang sebagai figur pemersatu partai yang bisa menjaga keutuhan partai dan soliditas kader. 

Menanggapi hal tersebut pemikir politik The Political Literacy Institute, Adi Prayitno berpendapat fenomena 'aklamasi' soal pemilihan ketua umum partai dianggap sebagai kejadian yang tidak sehat. Atas nama keutuhan, partai politik melupakan proses regenerasi. 

"Seiring dengan waktu seharusnya parpol mulai berubah," kata Adi saat dihubungi merahputih.com, Jakarta, Senin (12/1). 

Adi yang juga analis politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan sebagus apapun soliditas partai tanpa disertai dengan regenerasi baik bakal luluh lantah. 

Fenomena tersebut terlihat jelas di tubuh Partai Golkar. Sebagai partai politik tertua di tanah air, partai Golkar sudah banyak makan asam-garam di dunia pemerintahan. Namun demikian dalam pemilu presiden (pilpres) 2014, partai politik berlambang pohon beringin tersebut diterpa musibah, dan terpecah menjadi dua poros kekuatan. Soliditas yang sebelumnya terjadi dalam sekejap mata hancur luluh lantah. 

Adi melanjutkan, fenomena dualisme dan perpecahan  berpeluang bakal terjadi dalam tubuh PDIP, terutama pasca kepemimpinan Megawati. 

"Megawati tidak mungkin dinobatkan sebagai Ketua Umum seumur hidup. Pasca tahun 2020 PDIP dikhawatirkana bernasib seperti PKB," sambung Adi yang juga mentan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).  

Alumnus Pasca sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia menambahkan, nasib PDIP dikatakan akan seperti PKB bilamana Megawati sudah tiada. Dalam konteks dinamika politik internal PKB, pasca meninggalnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) perpecahan internal dalam tubuh PKB semakin menguat. 

Perseteruan antara Yenny Wahid dengan Muhaimin Iskandar tidak bisa ditahan. Masing-masing pihak merasa paling berhak mewarisi trah kepemimpinan Gus Dur di tubuh PKB. 

"Saya yakin PDIP bakal seperti itu. Akibat perang saudara yang tak berujung sudah pasti PDIP akan ditinggal loyalisnya," tandas Adi. 

Ditepi lain, pemikir politik Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan bahwa isu soal soliditas dan keutuhan PDIP adalah isu strategis yang harus disikapi serius dikalangan internal partai banteng. 

"Itu ancaman riil dan tidak bisa dihindari," kata Ray kepada merahputih.com saat dihubungi terpisah. 

Ray yang juga mantan aktivis pergerakan 1998 menambahkan untuk menciptakan soliditas partai tergantung pada figur Megawati. Saat ini Megawati dipandang sebagai sosok yang mampu mengayomi semua golongan dan faksi dalam tubuh PDIP. 

Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu usia Megawati juga semakin bertambah. Pada tahun 2020 mendatang Megawati akan berusia 73 tahun. Usia yang cukup sepuh dan tua untuk memimpin sebuah partai politik. 

"Jangan sampai Mega (Megawati_red) terlalu tua. Ancaman soliditas partai dari sekarang harus dilatih. Gak terbayang kalau Megawati tidak ada, mungkin perpecahan akan terjadi dalam tubuhnb PDIP. Karena itulah diperlukan figur pemersatu untuk mengantisipasi hal tersebut," tandas Ray. (BHD/MAD)

#Ulang Tahun PDIP #PDIP #Megawati Soekarnoputri
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Teguh menduga mundurnya Rudy tersebut terkait gagalnya menggelar Konferda PDIP Jateng.
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
FX Rudy Mundur Plt Ketua DPD PDIP Jateng, PDIP Solo Duga Ada Kaitannya dengan Konferda
Indonesia
Megawati Perintahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono: Sami'na wa Atho'na
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Gubernur DKI Pramono Anung menyumbang Rp 2 miliar bagi korban banjir dan longsor di Sumatera.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 Desember 2025
Megawati Perintahkan Donasi Rp 2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono: Sami'na wa Atho'na
Indonesia
FX Rudy Temui Megawati Jelang Konferda PDIP, Pasrah Ditempatkan di Mana Saja
Mantan Wali Kota Solo ini mengaku mendapat arahan dan wejangan selama bertemu dengan Megawati di Jakarta.
Dwi Astarini - Selasa, 16 Desember 2025
FX Rudy Temui Megawati Jelang Konferda PDIP, Pasrah Ditempatkan di Mana Saja
Indonesia
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Ariyadi menegaskan bahwa menyeret-nyeret PDIP dalam narasi yang tidak berdasar hanya menunjukkan upaya memutarbalikkan fakta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Indonesia
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
Politisi PDIP ini menduga tuntutan tersebut lahir dari narasi dan persepsi negatif di publik mengenai kinerja DPR
Angga Yudha Pratama - Jumat, 21 November 2025
Aria Bima Ingatkan Mahasiswa Penggugat UU MD3 Soal Sistem Pengambilan Keputusan di Lembaga Legislatif
Berita Foto
Ariel Noah Bersama Vibrasi Suara Indonesia Sambangi Fraksi PDIP Bahas Royalti
Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto (kanan), Anggota Fraksi Banyu Biru (kedua kanan), menerima audiensi pengurus asosiasi Vibrasi Suara Indonesia (VISI) di antaranya Armand Maulana (kiri) dan Ariel NOAH (tengah), di Ruang Fraksi PDIP, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 November 2025
Ariel Noah Bersama Vibrasi Suara Indonesia Sambangi Fraksi PDIP Bahas Royalti
Indonesia
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
PDI Perjuangan Jawa Timur menghomati kewenangan dan proses hukum terhadap kadernya itu yang sedang dilakukan KPK.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
Bupati Ponorogo Ditangkap KPK, PDIP: Kami Minta Maaf karena Dia tak Amanah
Indonesia
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Dalam praktiknya, para PKL yang tergabung dalam asosiasi tersebut banyak menemui kendala ketika mengakses permodalan ke institusi keuangan milik pemerintah (Himbara).
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Indonesia
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Makna Sumpah Pemuda tidak hanya soal persatuan teritorial, tetapi juga semangat kebangsaan dan kesadaran geopolitik yang menjadi fondasi kuat Indonesia.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Indonesia
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Generasi muda tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Bagikan