Menapak Tilas Indekos para Revolusioner di Lokasi Sumpah Pemuda
Para pemuda dari berbagai orgnisasi kepemudaan berfoto pada Kongres Pemuda II 1928 (Foto: istimewa)
SUASANA pada 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw (IC), Jalan Kramat Raya, Nomor 106, Batavia, yang saat ini menjadi Kota Jakarta, sedikit berbeda.
Di pagi itu, ruang makan yang biasa jadi tempat para penghuni indekos anggota IC berkumpul membahas peristiwa aktual nampak sepi.
Baca Juga:
Tokoh Sumpah Pemuda Yang Nyaris Terlupakan, Soegondo Djojopuspito
Para penghuni indekos yang sebagian besar mahasiswa kedokteran STOVIA serta sekolah hukum pada Recht Hooge School (RHS), seperti Mohammad Yamin, Amir Sjarifudin, Soerjadi, AK Gani, Abu Hanifah, dan Setiawan sudah pergi ke lokasi Kongres Pemuda II.
Indekos dengan gaya arsitektur Indis itu pun lengang sejak pagi hari. Sang pemilik Indekos, seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liang, memang menyewakan rumahnya kepada para mahasiswa yang kelak memiliki andil besar dalam kelahiran Sumpah Pemuda.
"Sewa kamar inklusif di sana Fl 12,50 atau harga 40 liter beras kala itu. Pemilik kos boleh membawa tamu dan tidak dikenai biaya. Namun, untuk makan, diusahakan oleh tamu itu sendiri. Pengeluaran makan sehari 30 sen. Untuk pagi 10 sen, dengan menu masakan Betawi seperti ketan, ikan kembung goreng dengan sambal dan taoge mentah. Makan siang nasi dan gado-gado, sedangkan makan malam nasi dengan bakmi kuah dengan campuran kol dan tomat,” kenang R Soeharto, mantan dokter pribadi Sukarno, dalam buku 50 Tahun Sumpah Pemuda.
Baca Juga:
Gubernur Ali Sadikin, Inisiator Kelahiran Museum Sumpah Pemuda
Rumak milik Sie Kong Liang itu dikabarkan sudah ditempati para mahasiswa sejak 1925. Awalnya, penghuni rumah itu para mahasiswa dari perkumpulan Jong Java. Namun, dua tahun kemudian, para pemuda dari perkumpulan kepemudaan daerah lain turut indekos.
Rumah itu terbagi dalam beberapa kamar tidur, ruang utama, ruang tamu, halaman depan, dan halaman belakang.
Menurut sejarawan Hoesein Rushdy, selain sebagai tempat beristirahat, rumah itu sering dijadikan lokasi diskusi tentang pergerakan nasional oleh para pemuda. "Mereka berasal dari beragam organisasi pemuda kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, dan lainnya. Mereka kemudian terkoneksi untuk membahas situasi terkini seputar pergerakan. Jadi lokasi ini menyumbang benih kesadaran menuju kesatuan nasional," kata Rushdy.
Pada sela kegiatan diskusi politik serta pergerakan nasional, sejumlah mahasiswa yang kebanyakan dari Jong Java memanfaatkan halaman belakang menjadi tempat latihan menari. "Pemuda dari Jong Java itu membuat grup kesenian Langen Siswo untuk berlatih menari Jawa dan berlatih wayang orang,” tutur sejarawan tersebut.
Para pemuda menamakan tempat itu dengan sebutan Indonesische Clubgebouw (IC). Dari situlah ide-ide merumuskan bentuk perjuangan mulai mencuat.
Indonesische Clubgebouw berperan penting dalam menggerakan pelaksanaan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928.
Saat itu, R Soeharto masih mahasiswa Fakultas Medica Bataviensis. Ia menduga kelengangan pagi di indekos itu karena para aktivis pemuda tengah menggelar Kongres Pemuda II. Kongres dilansungkan dalam tiga tahap rapat.
Kala itu, rapat pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond di Waterlooplein yang sekarang merupakan Lapangan Banteng. Kongres kemudian dipindahkan ke Oost Java Bioscoop di Konigsplein Noord yang saat ini merupakan Jalan Medan Merdeka Utara. Gedung Kramat 106 baru dipakai untuk rapat ketiga serta penutupan rapat. (Ryn)
Baca Juga:
Detik-Detik Kali Pertama Lagu Indonesia Raya Berkumandang Saat Rehat Kongres Pemuda II
Bagikan
Berita Terkait
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi
Timnas Arab Saudi Berbalik Unggul atas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah Raih Dua Emas dan Catatkan Rekor Dunia di Norwegia
Hampir Sebulan Terjebak Longsor, 5 Pekerja Freeport Ditemukan Semua Sudah Jadi Mayat
Pasar Wonogiri Terbakar Hebat, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Langsung Diterjunkan
Komdigi Bekukan Izin TikTok Sampai Bersedia Berikan Data Detail Live Demo Agustus