Memahami Lovesickness yang Mengubah Perilaku Orang


Lovesickness mengacu pada emosi dan kondisi disaat kamu mulai terobsesi dengan ketidakmampuan untuk bersama seseorang. (freepik/dashu83)
JATUH cinta berjuta rasanya. Cinta bisa menjadi hal yang indah dan juga bisa menyedihkan. Nah, hal ini tidak dapat disangkal, bahwa cinta juga memiliki sisi yang tidak menyenangkan.
Lovesickness mirip dengan patah hati. Namun, kondisi ini tenyata mengacu pada keadaan emosi yang lebih mendalam. Kondisi disaat kamu mulai terobsesi dengan ketidakmampuan untuk bersama seseorang.
Baca Juga:

Cinta dihasilkan dari banyak reaksi kimia di otak. Melansir laman WebMD, beberapa ahli menunjukkan bahwa daya tarik manusia terutama terkait dengan dopamin, serotonin dan noradrenalin (tiga neurotransmiter) yang terkait dengan gairah seksual. Namun, ketiga senyawa ini juga terkait dengan motivasi dan pola pikir obsesif.
Pada titik ini, perilaku kamu akan sangat dipengaruhi oleh reaksi orang yang kamu cintai. Jika semuanya berjalan dengan baik, bahan kimia di otakmu akan mulai menurun, perlahan mengembalikan dirimu yang biasa.
Namun, jika cinta kamu bertepuk sebelah tangan, atau kamu tidak dapat mengungkapkan cinta pada orang tersebut, maka bahan kimia yang disebutkan sebelumnya akan terganggu. Akhirnya dapat menyebabkan perilaku yang tidak biasa, kompulsif dan berpotensi berbahaya.
Ketika neurotransmiter dan senyawa terkait cinta lainnya mulai berlimpah di otak, kamu mungkin mengalami perilaku obsesif. Ketidakmampuan untuk tidur, terus menunggu orang yang kamu cintai menelepon dan mengabaikan tanggung jawab lain adalah tipikal pada tahap ini.
Lovesickness atau sakit hati mengacu pada perasaan kuat yang muncul karena tidak dapat bersama orang yang Anda cintai secara fisik atau emosional. Meskipun lovesickness bukanlah gangguan yang diakui secara resmi, para ahli setuju bahwa hal itu dapat berdampak besar pada tubuhmu. Namun, yang lebih penting, kondisi ini sering kali menyebabkan perubahan perilaku, terkadang sampai pada tingkat yang menurutmu tidak terduga.
Baca Juga:

Lovesickness terasa dan terdengar mirip dengan limerence (keadaan keterikatan obsesif dengan orang tertentu). Limerence lebih erat kaitannya dengan obsesi daripada cinta sejati. Karena tidak ada kondisi yang diakui secara resmi oleh standar medis mana pun, sulit membedakan keduanya.
Kondisi ini bukanlah fenomena baru, petugas medis, dokter, dan ilmuwan telah mempelajarinya selama 2000 tahun terakhir. Sementara definisi dan pengobatan yang tepat telah berubah selama bertahun-tahun, gejalanya sebagian besar tetap sama.
Lovesickness dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai gejala. Beberapa dari gejala ini merupakan akibat yang diharapkan dari patah hati, namun ternyata yang lain menunjukkan perilaku yang lebih impulsif daripada sekadar patah hati. Berikut adalah beberapa gejalanya yaitu:
- Kehilangan konsentrasi
- Insomnia
- Depresi
- Kesibukan yang berlebihan
- Menimbun barang-barang yang berhubungan dengan orang yang dicintai
- Kecemasan
Kondisi ini juga dapat menyebabkan gejala fisik. Misalnya, para ilmuwan menunjukkan bahwa saat kamu mengalaminya, maka detak jantung kamu akan meningkat saat memikirkan si dia. Ditambah lagi, pupil mata akan membesar (tanda khas sedang jatuh cinta).
Namun, lovesickness juga bisa menimbulkan gejala yang biasanya dianggap positif. Misalnya, harga diri yang meningkat, suasana hati yang meningkat secara signifikan, dan tanda-tanda 'menguntungkan' lainnya biasa terjadi pada tahap awal. Bagaimanapun, penting untuk kamu ingat ya, bahwa cinta tidak selalu rasional. (dgs)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
