Melihat Keindahan Sumatra Barat dalam ‘Selayang Minang’


Pameran foto 'Selayang Minang' hadirkan promosi wisata Sumatra Barat.(foto: Dok GFJA/Iggoy El Fitra)
“MINANG maimbau,” kata kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara Ismar Patrizki membuka kuratorial pameran foto Selayang Minang. Baginya, panggilan itu bermakna ganda. Mengundang para pelancong untuk menikmati keindahan ranah Minang sekaligus imbauan bagi urang awak untuk kembali pulang ke kampung halaman setelah merantau bertahun-tahun lamanya. “Ini bentuk dukungan saya kepada kampung halaman saya,” kata Ismar saat berbincang dengan Merahputih.com, Minggu (24/9).
Pameran foto Selayang Minang digelar di Pasa Ateh (Pasar Atas), Bukittinggi, Sumatra Barat. Pameran yang di dibuka pada Jumat (22/9) ini merupakan kerja bareng Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA melalui Galeri Foto Jurnalistik Antara, Redaksi Foto Kantor Berita ANTARA dan ANTARA Sumatra Barat yang berkolaborasi dengan KITLV Jakarta dan komunitas Sarekat Sumatra.
BACA JUGA:
‘Destinasi Utara’ Menjual Wisata Sumut dalam Imaji Keindahan
Ismar menjelaskan Pameran Fotografi Selayang Minang disajikan di ruang publik berupa pusat perbelanjaan rakyat, Pasa Ateh. Hal itu dilakukan guna mendekatkan fotografi kepada masyarakat seluas-luasnya. Pameran foto, menurutnya, merupakan seni pertunjukan. Sebagai sebuah pertunjukan, selayaknya pameran foto dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat. Kehadirannya diharapkan dapat menghibur, mengedukasi, dan menginspirasi pengunjung pameran.

Foto-foto dalam pameran ini bercerita tentang destinasi pariwisata dan aktivitas budaya di Sumatra Barat. Sebanyak 106 imaji, 1 foto cerita karya pewarta foto ANTARA, serta 2 foto cerita karya anggota Sarekat Sumatra menggambarkan keindahan negeri Minang dari segala sisi. “Beragam destinasi pariwisata dan budaya mulai dari alam, budaya, religi, olahraga, di Sumatra Barat ditampilkan dalam Pameran Selayang Minang. Tak terkecuali, wisata kuliner Minangkabau yang telah demikian populer di Nusantara maupun mancanegara,” kata Ismar.
Foto-foto lanskap Lembah Harau nan megah, keindahan panorama Bukittingi, eksotisme Mentawai, gemerlap warna-warni kain adati, hingga kenikmatan sajian khas Minang nan mahsyur bak panggilan bagi para pelancong untuk datang. Seakan mengatakan, 'ayo melancong ke Sumatra Barat!'

Sementara itu, sebanyak 38 foto arsip koleksi KITLV/Perpustakaan Universitas Leiden Belanda dari 1800 dan awal 1900 akhir seakan menerbitkan nostalgia. Membawa warga lokal hingga perantauan Minang kembali ke masa lampau. “Ketika melihat foto-foto arsip lama Bukittinggi maupun arsip koleksi KITLV lainnya, para pedagang dan warga yang datang melihat secara spontan mengenang masa lalu,” kisah Ismar.
Menghadirkan pameran foto di ruang publik seperti pasar bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Ismar mengatakan proses pemasangan instalasi haruslah benar-benar dipikirkan agar tak mengganggu para pedagang yang beraktivitas. “Namun, di Bukittinggi ini menarik. Para pedagang sekitar malah ikut antusias menanti kami bekerja memasang instalasi. Ada berfoto, bertanya-tanya, bahkan mengomentari materi pameran. Bagi saya, ini apresiasi,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Bukan tanpa alasan Bukittinggi dipilih sebagai lokasi pameran Selayang Minang. Ia menjelaskan ada kedekatan LKBN Antara dengan Ranah Minang. Beberapa tokoh nasional seperti Mohammad Yamin yang lahir di Sawahlunto pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara. Adik (beda ibu) dari Mohammad Yamin, yakni Jamaluddin atau yang lebih dikenal dengan nama Adinegoro, juga memiliki catatan sejarah dengan kantor berita nasional berdiri pada 13 Desember 1937 tersebut. Tokoh pers nasional tersebut diketahui juga pernah menjadi wartawan Antara. Pada 1962, Adinegoro didapuk sebagai anggota Dewan Pimpinan LKBN Antara. "Sebagai wartawan dan tokoh pers nasional, Adinegoro ini didaulat sebagai perintis pers nasional dan namanya diabadikan PWI sebagai anugerah tertinggi di Indonesia," jelasnya.
Lebih jauh, Ismar mengatakan kedekatan ANTARA dengan Bukittinggi juga ada dalam sejarah pers nasional. LKBN ANTARA Bagian Sumatra setelah berdiri di Medan dan Pematang Siantar ialah di Bukittinggi. "Bagian Bukittinggi berdiri pada 1946 dipimpin Zuwir Djamal, yang merupakan keponakan dari Djamaludin Adinegoro," imbuhnya.

Senada, Direktur Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir menyebut pameran ini sebagai pengikat hubungan LKBN ANTARA dengan berbagai daerah di Tanah Air. “Sebagai satu-satunya kantor berita nasional, ANTARA mempunyai sejarah panjang mengawal negeri ini. Sejak belum terbentuknya Republik hingga berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan dan bergulirnya Reformasi, ANTARA selalu hadir mengawal Indonesia,” ujarnya.

Pameran Fotografi Selayang Minang akan diselenggarakan hingga 3 Oktober 2023 di kawasan Pasa Ateh, Bukittinggi, Sumatra Barat. Selain pameran foto, ada pula temu wicara Masyarakat Fotografi Minangkabau yang digelar di Tampian Coffee and Resto, Bukittinggi, Sumatra Barat, Minggu (23/9) pukul 18.30. “Kami membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah, instansi pemerintah maupun swasta yang ingin mempromosikan potensi-potensi yang dimiliki lewat medium foto,” tutup Ismar.(dwi)
BACA JUGA:
XX Tahun Reformasi-Segenggam Refleksi, lewat Foto Mengingat 20 Tahun Pembaruan
Bagikan
Berita Terkait
Pameran Foto '1945' Resmi Dibuka di Monumen Pers Nasional, Tampilkan Jejak Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Menilik Pameran Foto Bertajuk Rekam Jakarta 2025: Metamorph di Cemara 6 Galeri

Menjelajahi Emosi Lewat Lensa: Mikael Aldo Rilis Photobook ‘PROPHECY’

Menilik Pameran Foto Pemenang Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2025 di Loji Gandrung

Pameran Foto 'CELEBES' Etalase Keindahan Sulawesi

Melihat Potret Jakarta Tempo Dulu di Arsip Nasional Republik Indonesia

Kisah Urbanisme dan Identitas dalam Pameran Foto ’TRANSIT’ di Prancis La Maison de L’Indonésie

UNIQLO dan Magnum Photos Gelar Pameran di Lebih dari 10 Kota Dunia

KUNOKINI, Pelestarian Budaya lewat Bingkai Foto

Pameran Foto Jurnalistik Warna-Warni Parlemen Bertajuk Legacy Parlemen 2019-2024
