Melacak Jejak Sejarah TNI di Museum PETA Bogor


Kapten Suroso, Pengurus Museum PETA (foto: Ardi)
MerahPutih Budaya - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu lembaga pertahanan negara yang dibangun atas dasar semangat dan cinta tanah air yang tinggi. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Kapten Suroso selaku pengurus Museum Pembela Tanah Air (PETA) yang berada di Jalan Sudirman, Bogor, Jawa Barat.
"TNI lahir dari perjuangan yang berat. Apalagi ketika mempertahankan kemerdekaan," kata Kapten Suroso kepada merahputih.com saat berkunjung ke Museum PETA, Rabu (17/2).
Sebelum terbentuk TNI, jelas Kapten Suroso, tentara PETA merupakan salah satu cikal bakal lahirnya lembaga pertahanan negara tersebut. Ketika tentara PETA dibubarkan pada tanggal 19 Agustus 1945 oleh Jepang, kemudian Ir. Soekarno pada tanggal 22 Agustus 1945 membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Lalu mantan tentara PETA yang dibubarkan, sebagian besarnya bergabung bersama BKR. Selain itu, ada juga yang masuk komponen lainnya seperti Heiho, Seinendan, Keibodan, laskar pemuda, laskar masyarakat, tentara KNIL yang bergabung dalam satu wadah yang sama.
"Akan tetapi, yang lebih siap adalah tentara PETA karena masih hangat-hangatnya. Dibubarkan PETA tanggal 19 Agustus 1945, dan bergabung BKR ada tanggal 22 Agustus 1945. Dari segi kesiapan fisik, mental, dan seragam sudah siap dibandingkan yang lain. Bahkan, tentang ilmu kemiliteran pun, tentara PETA sudah punya bekal," jelas dia.
Selanjutnya, tambah Kapten Suroso, BKR melalui maklumat Ir. Soekarno diubah namanya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945, sehingga setiap tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahirnya TNI.
Di dalam perkembangan berikutnya, TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Kemudian di era-47, diubah lagi menjadi TNI.
Dan pada perkembangan selanjutnya di era-62, diubah lagi menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sehingga ABRI mengakomodir rekan-rekan dari polisi dalam satu tempat bersama tentara.
Pasca Reformasi 1998, divalidasi lagi dan dikembalikan ke awal menjadi TNI hingga saat ini.
"Berdasarkan rentetan sejarah yang ada, dapat dikatakan bahwa PETA merupakan salah satu cikal bakal lahirnya TNI. Karena itu salah satu, berarti ada lagi faktor yang menyebabkan TNI berdiri seperti yang saya jelaskan," tambahnya.
Selain banyak mengalami perubahan nama, Kapten Suroso juga mengatakan tentang pengorbanan orang terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan. Bahkan, tidak sedikit dari para pejuang yang gugur saat peperangan terjadi.
"Bicara sejarah TNI, tentu juga kita harus membicarakan tentang perjuangan serta pengorbanan para pejuang. Apalagi pascamerdeka bangsa Indonesia. Peperangan terus terjadi hingga beberapa tahun ke depan," tutupnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali

Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya

Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar

Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis

Jabat Dirjen Bea Cukai, Eks Tim Mawar Letjen Djaka Budi Pensiun dari TNI

AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'

Danjen Kopassus Sebut Tak Semua Anggota Ormas Itu Preman

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui

Prajurit Asal Kodam Papua dikirim ke Kongo, Jadi Pasukan Perdamaian di Bawah Bendera PBB
