Media Sosial Sudah Tidak Aman Lagi


Medsos sudah tidak aman lagi. (Foto: zoosk)
PADA tahun 2010, Eric Schmidt dari Google mengatakan bahwa dunia saat ini memproduksi informasi lebih banyak ketimbang dekade-dekade sebelumnya. Diperkirakan pada tahun 2014, dunia setiap harinya menciptakan sekitar 2,5 kuintilion byte data. Data 10 menit sama dengan 10 ribu generasi manusia. Sayangnya tidak ada perlindungan dari data-data tersebut.
Di Amerika jaringan sosial dianggap sebagai area publik. Sedangkan informasi yang terbagi dan dibagikan diatur dalam doktrin pihak ketiga. Dalam artian user tidak memiliki ekspektasi apapun dari data yang dikolek oleh atau masuk pada pihak ketiga. Pihak ketiga ini yang menjalin hubungan bisnis dengan Anda seperti operator atau institusi lainnya. Data tersebut tidak dianggap sebagai data pribadi.
Pada tahun 2011 Facebook mengakui bahwa 600 ribu akun terancam setiap harinya. Kebocoran keamanan itu lantas disalahgunakan oleh pihak lain. Seperti pencurian identitas, penggelapan pajak, penipuan asuransi dan tindak kriminal lainnya. Facebook di tahun 2014 membuka bahwa 11% akun yang ada atau sekitar 140 juta akun adalah akun palsu.
Data yang dimasukan ke dalam media sosial sangat rentan digunakan oleh pihak lain. Bayangkan 40% pegguna media sosial saat ini menyimpan paling tidak satu malware pada devicenya.Kemudian 20% pengguna jaringan internet atau akun emailnya terancam atau dicuri oleh pihak lain. Terkonek dengan media sosial pada jaringan umum sangat rentan dimasuki oleh hacker.
Pada tahun ini, Facebook melaporkan bahwa dalam sebulan ada 54 ribu kasus pronografi balas dendam dan pemerasan seks. Facebook terpaksa menghentikan 14 ribu akun yang mengarah pada kekerasan seksual dan pelecehan pada anak-anak.
Pencurian data pun dapat dilakukan melalui data lokal yang dipos online. Mereka memasuki metadata yang ada pada foto dan video serta update status yang dibagikan melalui ponsel. Mereka dapat melihat tanggal, jam dan koordinat GPS dimana foto dan video diambil. Bahkan dapat pula mengetahui nomor seri ponsel atau kamera. Metadata sangat mudah dimasuki melalui berbagai tool yang bebas didownload. Celakanya dengan modal metadata itu, gambar atau lokasi akan muncul sesuai koordinat pada Google Maps. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang

Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka

Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan

Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
