Masyarakat Adat Pulau Enggano Protes Penanaman Sawit

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 01 November 2017
Masyarakat Adat Pulau Enggano Protes Penanaman Sawit

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Jojon)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Masyarakat adat yang mendiami Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, memprotes pengembangan komoditas kelapa sawit. Mereka beralasan daya serap tanaman tersebut terhadap air sangat tinggi di pulau dengan kesediaan air tawar terbatas itu.

"Ketersediaan air tawar di pulau ini sangat terbatas, karena itu kami melarang penanaman sawit di Pulau Enggano," kata Kepala Suku Kaitora Pulau Enggano Raffli Zen Kaitora di Bengkulu, Rabu (1/10), seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan hal itu terkait pembukaan lahan hingga seluas 150 meter di Pulau Enggano untuk rencana penanaman kelapa sawit.

Rencana ini pun mendapat penolakan keras dari warga dan para kepala suku yang sudah membuat aturan adat pada 2019 tentang larangan menanam sawit di Pulau Enggano.

Raffli mengatakan, ada seluas 150 hektare lahan yang baru ditebas di perbatasan Desa Meok dan Desa Banjarsari yang ditengarai untuk mengembangkan komoditas sawit.

Mendapat informasi ini, para kepala suku dan warga setempat melakukan penolakan dengan melaporkan ke Camat Enggano.

"Saat kami tanya ke orang yang menebas lahan, mereka mengaku hanya upahan dan tidak tahu siapa pemilik lahan," ucapnya.

Rencana penanaman sawit seratusan hektare itu juga sudah dilaporkan ke pihak kehutanan dan warga meminta kejelasan kawasan yang akan dikembangkan.

Secara adat, kata Raffli, areal yang ditebas itu merupakan tanah ulayat milik Suku Kauno dan Kaharubi.

"Kami sudah minta penebasan dihentikan dan kami tetap menolak kalau lahan akan ditanami sawit," ucapnya.

Menurut Raffli, kecemasan warga atas pengembangan sawit di Pulau Enggano cukup beralasan sebab pulau itu terbentuk dari batu karang dengan ketersediaan air tawar yang sangat terbatas.

Tidak hanya penanaman sawit, pembukaan kawasan hutan untuk berbagai kepentingan juga harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan, sehingga dalam Peraturan Adat yang diterbitkan pada 2009, selain menolak komoditas sawit, warga juga sepakat tidak membuka pintu bagi investor perkebunan ke pulau itu.

Pulau Enggano seluas 39 ribu hektare yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Utara dihuni lebih dari 3.000 jiwa. Pulau ini dihuni enam suku yakni Kauno, Kaharuba, Kaharubi, Kaitora, Kahahua dan masyarakat pendatang yang diberi nama Suku Kamay. (*)

#Kelapa Sawit #Pulau Enggano
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Musnahkan Tanaman Sawit 700 Hektare di Dalam Kawasan TN Tesso Nilo
Saat ini, Kemenhut lebih fokus pada pencegahan dalam rangka pengendalian kebakaran hutan, karena dinilai efektif ketimbang harus mengeluarkan biaya yang besar untuk pemadaman ketika terjadi kebakaran hutan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 Juli 2025
Pemerintah Musnahkan Tanaman Sawit 700 Hektare di Dalam  Kawasan TN Tesso Nilo
Indonesia
Harga Referensi Minyak Kelapa Sawit Menguat Jadi 877,89/MT Periode Juli, Naik 2,51 Persen
Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 1553 Tahun 2025 tentang HR CPO yang Dikenakan BK dan Tarif Layanan Umum BPDP-KS.
Dwi Astarini - Kamis, 03 Juli 2025
Harga Referensi Minyak Kelapa Sawit Menguat Jadi 877,89/MT Periode Juli, Naik 2,51 Persen
Fun
4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling
Pulau Enggano memiliki berbagai wisata alam hingga bahari yang layak diacungi jempol karena keasliannya yang terjaga.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling
Indonesia
Krisis Enggano Mencekam! Anggota DPR Sentil Prabowo: Jangan Cuma Janji Manis
Erna Sari Dewi menekankan pentingnya pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Krisis Enggano Mencekam! Anggota DPR Sentil Prabowo: Jangan Cuma Janji Manis
Indonesia
Alasan Pemerintah Pusat Turun Tangan Urai Masalah Pulau Enggano, Bikin Presiden Keluarkan Inpres
DPR RI sudah menerima keluhan dari masyarakat Enggano mengenai hambatan transportasi laut karena pendangkalan pelabuhan yang menyebabkan masyarakat terisolir.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 25 Juni 2025
Alasan Pemerintah Pusat Turun Tangan Urai Masalah Pulau Enggano, Bikin Presiden Keluarkan Inpres
Indonesia
DPR dan Pemerintah Rakor Bahas Penyelesaian Masalah Pulau Enggano
Pimpinan DPR telah berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto terkait persoalan Enggano.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 24 Juni 2025
DPR dan Pemerintah Rakor Bahas Penyelesaian Masalah Pulau Enggano
Indonesia
Pemerintah Butuh Tambahan Lahan Sawit Buat Implementasikan Biofuel 60, Bisa Capai 2,5 Juta Hektar
Yuliot mengatakan penerapan B50 pada 2026 memerlukan tambahan lahan sawit seluas 2,3 juta ha, kini penerapan B50 tak perlu penambahan lahan sawit.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 16 Mei 2025
Pemerintah Butuh Tambahan Lahan Sawit Buat Implementasikan Biofuel 60, Bisa Capai 2,5 Juta Hektar
Indonesia
Impor BBM Hampir USD 40 Miliar Per Tahun, Prabowo Ingin Optimalkan Potensi Kelapa Sawit
Prabowo menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak tunduk pada kepentingan asing.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 07 Mei 2025
Impor BBM Hampir USD 40 Miliar Per Tahun, Prabowo Ingin Optimalkan Potensi Kelapa Sawit
Indonesia
Mendag Kaji Dampak B40 ke Rasio Ekspor Minyak Sawit Mentah
“Kami lihat dulu, ya, seberapa besar kebutuhan (CPO), karena untuk mengubah rasio (ekspor CPO) nanti gampang," kata Mendag.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 06 Januari 2025
Mendag Kaji Dampak B40 ke Rasio Ekspor Minyak Sawit Mentah
Indonesia
Pemerintah Masih Terapkan Moratorium Izin Pembukaan Lahan Sawit, Evaluasi Tengah Dilakukan
“Secara de facto kan kami lanjutkan. Relatif tidak ada pembukaan lahan baru,” ujar Deputi bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 November 2024
Pemerintah Masih Terapkan Moratorium Izin Pembukaan Lahan Sawit, Evaluasi Tengah Dilakukan
Bagikan