Masjid Sebagai Benteng Pertahanan Masyarakat dari Paham Radikalisme dan Terorisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 25 Februari 2017
Masjid Sebagai Benteng Pertahanan Masyarakat dari Paham Radikalisme dan Terorisme

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius (paling kanan). (Foto Dok BNPT)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Kehadiran masjid di tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi benteng pertahanan masyarakat dari paham radikalisme dan terorisme. Peran masjid sebagai tempat untuk mendidik anak-anak sejak usia dini agar terhindar dari paham radikalisme dan terorisme.

"Dengan hadirnya masjid maka doktrin-doktrin yang tidak baik akan dengan mudah dihindari. Kita komitmen, negara hadir untuk menanggulangi terorisme. Ini bentuk dan komitmen dalam rangka mencegah paham radikalisme,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius saat meresmikan masjid dan ruang belajar di Pondok Pesantren Al-Hidayah, di Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (24/2) kemarin.

Pondok Pesantren Al-Hidayah ini dibina oleh mantan terpidana kasus terorisme, Khairul Ghazali, dimana dia pernah terlibat dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga pada tahun 2010 silam.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat peresmian Pondok Pesantren Al-Hidayah. (Foto Dok BNPT)

Suhardi menyampaikan penanggulangan terorisme bukan hanya menembak atau menangkap, tapi dengan menghadirkan juga negara di tengah-tengah masyarakat salah satunya melalui pembangunan masjid di tengah-tengah masyarakat.

“Anak-anak harus diberi pendidikan yang baik dan benar agar terhindar dari paham dan aksi terorisme. Dimana pembina dari pesantren ini adalah ustad Khairul Ghazali yang pernah menjadi pelaku. Dia (Ghazali ) yang akan memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak di pesantren ini bahwa jihad yang benar itu bukan merampok atau melakukan teror,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Oleh karena itu, menurutnya, keberadaan pesantren Al-Hidayah membuktikan komitmen BNPT dan masyarakat untuk mencegah dan mewaspadai bahaya terorisme. “Ini juga sebagai wujud komitmen dan komunikasi yang baik antara BNPT dengan warga sekitar Pondok Pesantren dalam mendukung program nasional pemerintah sekaligus sebagai kepentingan BNPT dalam melakukan pembinaan, pencegahan sekaligus waspada terhadap bahaya radikalisme dan terorisme,” jelasnya.

Suhardi mengatakan program pembangunan masjid ini akan berlanjut ke Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.

“Di Jawa Timur kami akan bicara dengan Ali Fauzi (mantan pelaku teror yang juga adik kandung dari terpiudana mati kasus bom Bali, Amrozi) mengenai rencana ini. Jadi ini bukan sekedar wacana, kita langsung aksi. Masjid ini kita bangun selama 5 bulan. Menaranya saja dikerjakan selama 11 hari 24 jam nonstop,” ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius bersama mantan napi terorisme, Khairul Ghazali (kanan). (Foto Dok BNPT)

Sementara itu mantan napi terorisme, Khairul Ghazali menyatakan paham radikalisme dan terorisme tidak muncul tiba-tiba tapi melalui sebuah proses panjang. Ada proses panjang yang menyebabkan radikalisme dan terorisme lahir dan berkembang. Ini juga berarti bahwa penanggulangan terorisme tidak bisa dilakukan dengan singkat pula. Tambahan masjid megah dan dua ruang belajar untuk pesantrennya ia anggap sebagai bagian dari upaya penanggulangan terorisme yang tidak bisa dilakukan secara kilat tersebut.

“Radikalisme dan terorisme tidak terjadi mendadak, ia juga tidak akan habis dengan tiba-tiba, ada proses panjang yang perlu dilalui (untung menghabisi terorisme),” ungkapnya.

Oleh karens itu, Khairul Ghazali menekankan pentingnya melindungi anak-anak dari bahaya radikalisme dan terorisme. Melalui pesantren ini, Khairul Ghazali ingin memberikan pemahaman keagamaan yang baik kepada anak-anak. Sehingga ketika besar nanti, mereka bukan saja terhindar dari bahaya radikalisme dan terorisme, tetapi juga bisa mengajak orang tua mereka untuk menyadari kesalahan dan kembali ke jalan yang benar. Menurutnya di pesantren ini ada 70 anak-anak yang orang tuanya terlibat jaringan terorisme. Mereka menjadi target deradikalisasi agar kembali ke jalan yang benar.

#Terorisme #Radikalisme #Deradikalisasi #Kepala BNPT #Suhardi Alius
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Indonesia
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri pun mengajak para pelajar untuk menjadi tangan kanannya bersama-sama polisi menjaga keamanan di Jakarta.
Wisnu Cipto - Senin, 17 November 2025
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
As SDM Kapolri, Irjen Anwar menyoroti munculnya fenomena “Polisi Cinta Sunah” (PCS)
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polisi Mulai Terpapar Radikalisme, As SDM Kapolri Waspadai Fenomena Polisi Cinta Sunah
Bagikan