Masjid Pesantren Cijawura, Saksi Bisu Penyerangan Belanda di Masa Revolusi

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 29 Maret 2023
Masjid Pesantren Cijawura, Saksi Bisu Penyerangan Belanda di Masa Revolusi

Belanda menyerang ketika tengah berlangsung shalat Jumat, 200 syuhada gugur saat itu. (Humas Bandung)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DILIHAT dari arsitekturnya, terlihat jelas Masjid Pesantren Cijawura, Buahbatu merupakan salah satu masjid tertua di Kota Bandung. Hampir satu abad, tepatnya sudah 98 tahun masjid ini berdiri.

Pimpinan Pondok Pesantren Cijawura, H.M Asep Usman Rosadi menceritakan, perjalanan dan kisah masjid ini sebagai saksi bisu syiar Islam dan gugurnya 200 pejuang Jawa Barat pada tahun 1946.

Asep adalah generasi ketiga dari pemilik masjid sekaligus pondok pesantren ini. Ia menjelaskan, awalnya bangunan tersebut hanya berupa musala pada tahun 1925.

Baca Juga:

Hore! Selama Ramadan, Taman Alun-Alun Bandung Dibuka

masjid
Masjid ini sebagai saksi bisu syiar Islam dan gugurnya 200 pejuang Jawa Barat. (Humas Bandung)

"Tapi dibuatlah menjadi masjid sebagai upaya untuk membina masyarakat dalam bidang agama di Cijawura. Masjid ini didirikan oleh Abah H. Abdul Syukur," jelas Asep, dikutip Rabu (29/3).

Abah Abdul kemudian mencari sosok yang mampu mengajarkan agama kepada masyarakat sekitar Cijawura. Ia mendatangi pesantren di Sukamiskin. Di sana ia bertemu dengan sosok bernama Burhan.

"Abah memilih mantu yang juga ia percayai memegang amanah tersebut. Terpilihlah K.H.R.M Burhan untuk menjalankan dakwah di Cijawura," lanjutnya.

Tak berhenti sampai di situ, Abah Abdul juga ingin mendirikan pesantren. Maka dari itu, pada tahun 1930 didirikanlah pesantren bersamaan dengan membangun masjid.

"Sifatnya inklusif, siapapun bisa masuk ke masjid ini. Maka dari itu, nama masjid ini pun sengaja dipilih dengan bahasa setempat yakni Masjid Pesantren Cijawura," ungkapnya.

Menurut Asep, dijadikannya nama daerah sebagai nama masjid dan pesantren bertujuan agar orang bisa merasa lebih dekat, mudah diingat, dan mudah dikenal. Kemudian, pada tahun 1945, pondok pesantren ini menjadi basis pertahanan para pejuang.

"Tahun 1946 ketika salat Jumat, terjadi penyerangan oleh tentara Belanda dari segala penjuru. Akibat kejadian itu, sekitar 200 syuhada gugur," ucapnya.

Awalnya para pahlawan yang gugur ini dimakamkan di halaman masjid. Tapi, pada tahun 1993 Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memindahkan makamnya ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra.

"Para syuhada ini sebenarnya dimakamkan di halaman masjid. Namun, sebagai bentuk menghargai jasa para syuhada, akhirnya Pemkot Bandung saat itu memindahkan makam ke TMP. Bentuknya memang bukan makam utuh karena saat awal gugur pun para pahlawan ini ditembaki di (kuburkan dalam) satu lubang," tuturnya.

Baca Juga:

5 Tempat Ngabuburit Asyik di Kota Bandung

masjid
Pada tahun 1957 dilakukan perbaikan bangunan yang rusak dan pembangunan menara. (Humas Bandung)

Lalu, pada tahun 1957 dilakukan perbaikan bangunan yang rusak dan pembangunan menara. Sementara itu, Takmir Masjid Pesantren Cijawura, Ridwan menambahkan, saat 1946 Belanda belum menerima kemerdekaan Indonesia. Ini mendorong para tokoh pimpinan Pesantren Cijawura mengungsi ke Ciparay.

"Karena di sini kosong, jadinya tempat ini dijadikan posko perjuangan," ungkap Ridwan.

Ia menambahkan, awalnya masjid ini hanya berukuran 20x10 meter. Namun, kini telah diperlebar. Meski begitu, bangunan lamanya tetap dipertahankan.

"Sekarang ini ukurannya 40x30 meter dan dibangun sampai tiga tingkat atau tiga lantai," ujar Ridwan.

Ia mengatakan, setelah dibangun pesantren, sekolah pun mulai didirikan.

"Sekarang pesantren itu harus ada sekolah. Kalau tidak ada sekolahnya, santri yang masuk sedikit,” tutur lelaki yang sudah menjadi marbot Masjid Pesantren Cijawura selama 15 tahun ini.

Ia juga menjelaskan mengenai beberapa arsitektur masjid tersebut. Berbeda dengan masjid pada umumnya, Masjid Pesantren Cijawura memang masih terlihat sangat konservatif. Terdapat kubangan air di sisi depan dan belakang pintu masjid.

"Dari luar kita tidak tahu apakah bawa najis atau tidak. Najis dibersihkannya lewat kubangan air yang ada di di depan masjid," terangnya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Begini Cara Dapat Tiket Gratis Kereta Api Kelas Eksekutif

#Wisata #Masjid #Bandung
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Ledakan LPG 3 Kg di Bandung: 2 Rumah Hancur, 4 Warga Masuk RS Hasan Sadikin
Tim Inafis Polrestabes Bandung telah diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara
Wisnu Cipto - Selasa, 16 September 2025
Ledakan LPG 3 Kg di Bandung: 2 Rumah Hancur, 4 Warga Masuk RS Hasan Sadikin
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus
Polda Jabar membantah jajarannya melakukan tembakan gas air mata ke arah kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin (1/9) malam.
Wisnu Cipto - Selasa, 02 September 2025
Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus
Berita Foto
Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City
Menteri Agama yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kanan) bersama Wapres ke-10 dan ke-12 yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (kiri) menabuh bedug saat peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (29/8/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 29 Agustus 2025
Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City
Indonesia
Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang
Enam titik evakuasi tersebut yakni Taman Tegalega, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), dan Lapangan Olahraga Arcamanik.
Wisnu Cipto - Senin, 25 Agustus 2025
Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang
Indonesia
Jangan Usir Anak-Anak Saat Bermain di Lingkungan Masjid, Bikin Juga Program Buat Anak Muda
Masjid bukan sekadar bangunan ibadah, melainkan juga ruang pembelajaran nilai-nilai kebersamaan, kasih sayang, dan keterbukaan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 22 Agustus 2025
Jangan Usir Anak-Anak Saat Bermain di Lingkungan Masjid, Bikin Juga Program Buat Anak Muda
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Indonesia
Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah
Enam orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang diduga merugikan konsumen hingga miliaran rupiah.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah
Bagikan