Bandung masih Zona Merah, Wisatawan Diminta Pikir Ulang untuk Berwisata


Gedung Sate, Bandung (Foto/Flickr)
MerahPutih.com - Tingkat kewaspadaan Kota Bandung dalam penanganan COVID-19, dinaikkan menjadi zona merah atau sebagai kota dengan risiko penularan tinggi. Label zona merah dilatarbelakangi dengan tingginya kasus penularan dan melonjaknya Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian rumah sakit rujukan.
Pemkot Bandung sudah mengeluarkan kebijakan terkait zona merah ini, salah satunya penutupan tempat hiburan dan tempat wisata. Termasuk pembatasan di sektor ekonomi dengan memperketat kapasitas dan waktu operasional hanya sampai pukul 19.00 WIB.
Baca Juga:
Kasus COVID-19 Melonjak, Penerbangan dari Indonesia Dilarang ke Hong Kong
Tak ketinggalan pula restoran dan rumah makan yang hanya diperkenankan memberikan layanan pesan antar. Kemudian kolaborasi dengan Polrestabes Bandung menutup sejumlah ruas jalan di jam-jam tertentu.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, kebijakan-kebijakan tersebut sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 61 Tahun 2021 yang sudah memuat langkah penanganan untuk mengantisipasi risiko di zona merah.
Meski Perwal tersebut dibuat ketika Kota Bandung masih berada di zona oranye, namun ketentuannya dinilai relevan. Untuk itu, sambung Yana, saat ini pihaknya tinggal meningkatkan pengawasan penegakan perwal.
"Sekarang pengawasan harus ditingkatkan terus. Selama ini saya keliling di aparat kewilayahan dengan aparat TNI-Polri kompak untuk lakukan pengawasan. Teman-teman kewilayahan dengan seluruh instansi terkait pengawasannya juga sudah bagus. Tinggal konsistensi," bebernya.

Yana berharap, dengan adanya pengetatan di Kota Bandung membuat wisatawan berpikir ulang untuk berkunjung. Untuk saat ini, Ia mengimbau wisatawan sedikit bersabar dan menahan diri untuk tidak ke Kota Bandung.
Dengan beragam upaya pengetatan sejak pekan lalu, Yana berharap, bisa menekan kasus di Kota Bandung. Namun untuk mewujudkannya, Yana memohon dukungan kedisiplinan semua pihak, termasuk warga Kota Bandung dan wisatawan.
"Sebetulnya dengan penutupan tempat hiburan, tempat wisata dan tempat kuliner, kita batasi dengan take away, harapannya wisatawan dari luar tidak terlalu tertarik datang ke Kota Bandung. Sekarang, datang ke Bandung mau apa?" katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
3.227 Anak di DIY Terpapar COVID-19
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Bangunan Liar Tanpa Izin Ganggu Operasional Whoosh, KCIC Lakukan Penertiban

Rayakan 20 Tahun “Berdiri Teman”, Closehead Hadirkan Semangat Baru dengan Pulangnya Aido

Viral Ada Pembagian Bir di Ajang Pocari Sweat Run 2025, Pemkot Panggil Komunitas Pelari

Modus Sindikat Jual Bayi ke Singapura: Dipul di Bandung, Transit Pontianak Urus Dokumen

Sindikat Jual Bayi Bandung Iming-imingi Korban Uang Adopsi Rp 10 Juta
