Marosok, Jual Beli Hewan Ternak dengan Jabat Tangan

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 30 Juni 2022
Marosok, Jual Beli Hewan Ternak dengan Jabat Tangan

Transaksi Sapi dalam budaya di Indonesia. (Unsplash/Alwi Hafizh)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

SABAN jelang hari Idul Adha, penjualan hewan ternak menggeliat. Orang gegas membeli hewan kurban dengan cara kiwari dan mudah : transfer virtual atau elektronik. Namun, di pasar ternak Sumatra Barat, transaksinya sangat berbeda. Transaksi dilakukan lewat jabat tangan. Namanya Marosok. Ini tradisi turun-temurun orang-orang tua di sana.

Tradisi Marosok merupakan tradisi jual beli hewan (taranak) yang dilakukan antara pedagang (panggaleh taranak) dengan pembeli. Hewan ternak yang dijualbelikan adalah sapi, kerbau, dan kambing. Tradisi ini tersua di pasar ternak (balai) daerah Palangki, Kota Baru, Sungai Sariak, Muaro Paneh, Payakumbuh, dan Cubadak.

Tak ada yang tahu pasti kapan mula tradisi ini berlangsung. Para orang tua hanya menyebut tradisi ini telah berlangsung sejak zaman raja-raja di daerahnya masing-masing.

Baca juga:

Melacak Peradaban Masyarakat Minangkabau Tempo Dulu

Marosok Sapi ternak. (Unsplash Alwi Hafizh)
Sapi makan rumput di peternakan. (Unsplash/Alwi Hafizh)

Tradisi ini masih dipertahankan hingga sekarang karena diyakini mampu mengurangi persaingan harga antarpenjual. Dengan begitu, perdagangan yang sehat tercipta. Tradisi Marosok akan marak jelang hari Idul Adha.

"Marosok berarti memegang atau meraba. Proses jual beli dalam tradisi Marosok dilakukan dengan diam dan hanya menggunakan isyarat tangan. Hal ini menunjukkan bahwa isi dan kesepakatan antara penjual dan pembeli tidak terlihat," sebut Megasari Noer Fatanti dan Nirwana Happy dalam "Makna Kultural Tradisi Marosok", termuat di Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 16 No 2, Tahun 2019.

Jari sebagai Bahasa

Ketika bersalaman itulah terjadi tawar-menawar harga ternak. Seringkali jabat tangan antara pedagang dan pembeli ditutup oleh topi, baju, atau kain sarung. Hal ini bertujuan agar kesepakatan harga tidak diketahui orang lain sehingga rahasia terjaga (basungkuik).

Selama bersalaman, pedagang akan memegang jari-jari calon pembeli. Tiap jari melambangkan angka 1-10 yang merujuk pula pada harga kambing, sapi, atau domba. Khusus jari jempol melambangkan dua setengah.

Di balai-balai ternak, kambing dihargai mulai dari 1 juta rupiah, sedangkan sapi mulai dari 10 juta. Pedagang dan pembeli sebelumnya telah bersepakat lebih dulu tentang hewan yang ingin ditransaksikan. Seumpama sepakat bertransaksi kambing, lalu terjadi Marosok, dan pedagang menyentuh tiga jari calon pembeli, itu berarti kambingnya seharga tiga juta. Jari yang disentuh melambangkan harga hewan tersebut.

Baca juga:

Ketika Etnis Tionghoa dan Orang Minangkabau Berbaur

Marosok Rumah Adat Minangkabau (Unsplash Erlia Abdul Hak)
Rumah adat Minangkabau. (Unsplash/Erlia Abdul Hak)

Sementara jika sepakat bertransaksi sapi dan pedagang menyentuh lima jari calon pembeli, itu berarti sapinya seharga 50 juta. Jika calon pembeli ingin menawar, mereka bisa balik menggerakkan jari ke arah bawah atau menyentuh jari pedagang.

Karena menggunakan isyarat tangan, calon pembeli harus bisa memahami maksud pedagang. Jika pembeli belum terlalu memahami isyarat tersebut, para pedagang akan membantunya dengan cara membisikan (bisiak) harganya.

Masih Relevan

Kesepakatan dalam Marosok tercapai jika pedagang dan calon pembeli melepas tangan masing-masing. Namun dalam beberapa kasus, melepas tangan tak selalu berarti sepakat. Bisa saja calon pembeli ingin menawar lagi. Sebagai kompensasi atas tawaran ini, calon pembeli harus menyerahkan ijok atau uang muka sebagai jaminan untuk pedagang.

Tradisi Marosok terkesan merepotkan pada zaman serba praktis ini. Namun, menurut Samia Fadhilah dan Evie Ariadne Shinta Dewi dalam "Pola Komunikasi Tradisi Marosok antara Sesama Penjual dalam Budaya Dagang Minangkabau", tradisi ini masih relevan dilakukan.

"Tradisi Marosok antara sesama penjual dalam budaya dagang Minangkabau merupakan pola yang dibentuk atas dasar kesadaran untuk menjaga silaturahmi melalui forum diskusi antara sesama pedagang, keharusan mewariskan nilai penting dalam berdagang, dan keharusan membantu sesama," jelas Samia dan Evie.

Tertarik membeli hewan ternak dengan cara Marosok? Bergegaslah ke pasar ternak di Sumatra Barat. (dru)

Baca juga:

Salawat Dulang, Budaya Lisan di Minangkabau yang Masih Dipertahankan

#Sapi Kurban #Hewan #Tradisi #Minangkabau
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Foto Essay
Tradisi Manumbuk Ampiang: Kiprah Mak-mak Talang Babungo dalam Melestarikan Cita Rasa Minangkabau
Mak-mak memasak Ampiang kuliner warisan budaya Khas Minangkabau di Jorong Tabek, Talang Babungo, Solok, Sumatera Barat, Minggu (3/8/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 06 Agustus 2025
Tradisi Manumbuk Ampiang: Kiprah Mak-mak Talang Babungo dalam Melestarikan Cita Rasa Minangkabau
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Indonesia
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Babi yang sebelumnya sempat pingsan kini sudah pulih sepenuhnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Indonesia
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Dinas KPKP DKI tengah membuat kajian terkait pembangunan puskeswan. Barulah di 2026 pembangunan dilakukan di lima wilayah Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 10 Juni 2025
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Bagikan