Kesehatan

Makanan Cepat Saji Sebabkan Kemandulan?

P Suryo RP Suryo R - Jumat, 25 Mei 2018
Makanan Cepat Saji Sebabkan Kemandulan?

Pembungkus makanan cepat saji cenderung mengandung zat kimia yang mengontaminasi makanan. (Foto: Pixabay/meditations)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MEMASUKI waktu buka puasa, masyarakat urban kerap memilih makanan cepat saji untuk menu berbuka puasa. Makanan cepat saji biasa dibelu oleh mereka yang tak sempat memasak di rumah, pulang bekerja atau sebagai menu buka bersama.

Makanan ini juga biasa dipesan melalui order ojek online atau jasa antar rumah makan. Mereka memilih makanan cepat saji karena cepat dan mudah disajikan, murah dan rasanya yang lezat. Padahal mengonsumsi masakan cepat saji memberi dampak buruk bagi kesehatan, terutama untuk wanita.

Dilansir dari Bold Sky, wanita yang gemar mengonsumsi fast food rentan mengalami infertilitas. Penelitian di Australia menjelaskan, tingkat kesuburan wanita dapat diukur dari seberapa sering ia mengonsumsi makanan cepat saji.

makanan cepat saja
Konsumsilah makanan yang sehat. (Foto: lunch-spice72)

Makanan cepat saji menghasilkan berbagai bahan kimia berbahaya dalam jumlah tinggi termasuk asam perfluorooctanoic kimia (PFOA) dan perfluorooctane sulfonate (PFOS). PFOA dan PFOS adalah dua senyawa buatan manusia yang dapat mempengaruhi fertilitas. Kedua zat kimia ini menyebabkan gangguan siklus menstruasi pada wanita yang berdampak pada ketidaksuburan.

Pada tahun 1950, sejumlah ilmuwan Amerika Serikat mengujicoba dua zat kimia buatan manusia tersebut ke hewan. Hasilnya, PFOA dan PFOS menunjukkan efek toksik pada hati, kekebalan tubuh dan organ reproduksi. Data menunjukkan bahwa wanita dengan PFOA yang tinggi dalam darah akan mengalami kesulitan untuk hamil.

Selain berbahaya untuk kesehatan organ reproduksi, PFOA dan PFOS yang terdapat di makanan cepat saji menyebabkan potensi penyakit kanker prostat dan kanker payudara. Tak hanya di makanan cepat saji, senyawa PFOA dan PFOS juga terdapat pada pembungkus permen dan pizza.

make up
Ada bahan yang sama pada sabun yang ditemukan pada makanan. (Foto: howstuffworks)

Dalam proses pembuatannya, makanan cepat saji juga menggunakan phthalates yang digunakan untuk plasticizer atau zat yang ditambahkan ke plastik. Zat ini dilapisi pada kemasan masakan cepat saji untuk meningkatkan fleksibilitas kemasan dan menjaga daya tahan makanan.

Ketika phthalates digunakan pada kemasan makanan, makanan akan terkontaminasi. Phthalates yang masuk ke pencernaan dapat mempengaruhi hasil kelahiran, kesuburan, dan kenormalan anatomi yang berkaitan dengan alat vital. Selain di makanan cepat saji, phthalates juga dapat ditemukan di produk make up, sabun, interior mobil, koper hingga gelas dan botol plastik.

Teknologi pengolahan masakan cepat saji menggunakan pemrosesan mekanik dan kimia. tindKn pengolahan makanan semacam ini tak hanya menambahkan bahan kimia beracun ke makanan tetapi juga menghilangkan nutrisi penting pada makanan dalam jumlah besar. Akibatnya, makanan cepat saji tak mengandung gizi apapun dan dapat menyebabkan obesitas.

Nah, ladies! Kita mungkin sulit menghindar dari makanan cepat saji. Namun, kita perlu mengontrol keinginan kita untuk menyantap masakan cepat saji. Mulailah atur pola makan dan pilihlah kudapan yang lebih sehat. Jangan masukkan masakan cepat saji ke daftar menu makanan sehatmu. (avia)

#Keamanan Makanan #Kesehatan #Kesehatan Makanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan