Lenong Betawi Tanpa Akulturasi Jawa, Sunda, dan Tionghoa, Apa Jadinya?

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 18 Maret 2016
Lenong Betawi Tanpa Akulturasi Jawa, Sunda, dan Tionghoa, Apa Jadinya?

Abah Misar, tokoh sepuh Lenong Betawi mengaku lenong telah mengalami akulturasi (Foto: MP/Noer Ardiansyah)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Lenong merupakan salah satu kesenian Betawi yang sudah dikenal banyak masyarakat luas sejak beberapa puluh tahun silam. Meski kesenian tersebut asli dari Betawi, namun untuk mencapai keselarasan, kesenian lenong juga memadukan alat tradisional Sunda, Jawa, dan Tionghoa sebagai pengiring pementasan.

Lantas, bagaimana jika kesenian lenong Betawi tidak ada akulturasi atau perpaduan budaya dari ketiga suku tersebut?

Menurut penjelasan salah seorang seniman sesepuh Betawi, Abah Misar, kesenian tersebut mungkin tidak akan banyak dikenal. Apalagi perpaduan dari budaya Jawa, Sunda, dan Tionghoa, yang membuat kesenian lenong Betawi menjadi semakin menarik.

"Kalau ga ada campur dari budaya Sunda, Jawa, dan Tionghoa, mungkin tidak akan menarik dan dikenal masyarakat. Sejak Abah ikut lenong, alat tradisional dari tiga suka tersebut memengaruhi lenong itu sendiri," kata Abah Misar (85) di halaman rumahnya Jalan Kober Paderan RT 4/7, Jalan Raya Jagakarsa, Jakarta, Kamis (18/3).

Adapun alat-alat tradisional sekaligus pengiring kesenian lenong yang memadukan budaya yang dimaksud adalah seperti gong dan kempul, yang merupakan alat musik gamelan dari Sunda ataupun Jawa. Kemudian ada lagi jenis tehyan, alat seni musik gesek yang berasal dari Tionghoa.

"Alat musik tradisional itulah yang membuat lenong Betawi semakin hidup. Ada ruh di dalamnya ketika iringan musik dialunkan," jelas Abah Misar.

Dengan adanya perpaduan tersebut, papar Abah Misar, sangat jelas memberikan pengaruh terhadap Kesenian Lenong Betawi.

Bahkan, kalau dilihat sejarah panjang, Abah Misar mengatakan ihwal lenong sangat berkaitan dengan masalah kecintaan terhadap budaya.

Kecintaan tersebut, akhirnya menjadikan lenong menjadi sebuah kesenian yang memadukan beberapa suku dengan hasil yang sangat menarik. "Semua 'kan, diawali dengan cinta. Seperti ini aja, musik gambang keromong itu awalnya kalau dari cerita dulu, ada orang Tionghoa yang suka dengar suaranya. Akhirnya, gambang keromong itu dipadukan dengan budaya mereka. Kasarnya, memasukkan unsur tehyan dan lainnya," pungkas Abah.(ard)

BACA JUGA:

  1. Curug Nangka, Keeksotisan Alam di Kabupaten Bogor
  2. Bermain Air Sepuasnya di Kolam Curug Sawer Bogor
  3. Yuk Liburan ke Curug Kelenting Kuning
  4. Curug Putri Wisata Alam Primadona Pandeglang
  5. Curug Luhur, Nikmati Serunya Wisata Air di Bogor
#Budaya Betawi #Karya Seni Tradisional #Lenong Betawi #Abah Misar
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Perda 4/2015 Bikin Budaya Betawi Terancam Punah, Hal ini Bakal Selamatkan Identitas Jakarta
Jakarta kalau berbudaya, ya Budaya Betawi
Angga Yudha Pratama - Senin, 25 Agustus 2025
Perda 4/2015 Bikin Budaya Betawi Terancam Punah, Hal ini Bakal Selamatkan Identitas Jakarta
Indonesia
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mengatakan, bahwa Jakarta harus punya lembaga adat Betawi. Hal itu bisa menjadi identitas kuat sebagai kota global.
Soffi Amira - Jumat, 22 Agustus 2025
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Indonesia
Hotel Bintang 4 - 5 di Jakarta Wajib Tonjolkan Budaya Betawi selama 2 Bulan dalam Setahun
Gubernur DKI Pramono Anung telah meneken Instruksi Gubernur (Ingub) yang mengatur hotel-hotel di Jakarta lebih menampilkan unsur Betawi.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 23 Juni 2025
Hotel Bintang 4 - 5 di Jakarta Wajib Tonjolkan Budaya Betawi selama 2 Bulan dalam Setahun
Fun
Maudy Koesnaedi Melawak Gaya Betawi Hadirkan Sketsa Kesehariaan Warga
Dipersembahkan Sanggar Sinar Norray dan berkolaborasi dengan aktris senior Maudy Koesnaedi.
Wisnu Cipto - Minggu, 22 Juni 2025
Maudy Koesnaedi Melawak Gaya Betawi Hadirkan Sketsa Kesehariaan Warga
Indonesia
Pimpinan DPRD DKI Minta Pemprov tidak Asal dalam Jatuhkan Sanksi kepada Pengamen Ondel-Ondel
Harus ada penghormatan kepada budaya Betawi.
Dwi Astarini - Sabtu, 21 Juni 2025
Pimpinan DPRD DKI Minta Pemprov tidak Asal dalam Jatuhkan Sanksi kepada Pengamen Ondel-Ondel
Indonesia
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Perda yang tengah disusun tersebut bakal menjadi dasar hukum pelestarian budaya Betawi yang lebih terstruktur dan spesifik, termasuk di dalamnya mengatur seni ondel-ondel.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta
Indonesia
Jadi Kado Ultah, Perda Larangan Ondel-Ondel Ngamen Rampung Sebelum HUT Jakarta
"Mudah-mudahan sebelum ulang tahun," kata Bang Doel
Wisnu Cipto - Minggu, 08 Juni 2025
Jadi Kado Ultah, Perda Larangan Ondel-Ondel Ngamen Rampung Sebelum HUT Jakarta
Indonesia
Ketua DPRD DKI Usulkan Kebudayaan Betawi Masuk Kurikulum Pembelajaran di Sekolah
Sekolah memiliki peran penting dalam mendorong perubahan sosial, termasuk dalam menjaga dan melestarikan budaya Betawi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 03 Juni 2025
Ketua DPRD DKI Usulkan Kebudayaan Betawi Masuk Kurikulum Pembelajaran di Sekolah
Indonesia
Ketua DPRD DKI Dorong Pendidikan Budaya Betawi di Sekolah untuk Pelestarian Jangka Panjang
Ia menunggu draf yang akan disampaikan kepada eksekutif
Angga Yudha Pratama - Senin, 02 Juni 2025
Ketua DPRD DKI Dorong Pendidikan Budaya Betawi di Sekolah untuk Pelestarian Jangka Panjang
Indonesia
Gubernur Pramono Wajibkan 10 Hotel Bintang 5 Hadirkan Unsur Betawi
Warisan budaya Betawi tidak hanya dilestarikan, tetapi terus tumbuh berkembang sebagai identitas Kota Jakarta.
Wisnu Cipto - Rabu, 28 Mei 2025
Gubernur Pramono Wajibkan 10 Hotel Bintang 5 Hadirkan Unsur Betawi
Bagikan