Legislator PKS Ingatkan Potensi Kerugian Triliunan Rupiah Progam Cetak Sawah


Ilustrasi sawah. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono menilai rencana program cetak sawah atau lahan baru seluas 3 juta hektar oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian harus dilakukan dengan cermat.
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, upaya itu berpotensi menghasilkan jutaan ton beras jika berhasil, sehingga bisa membantu mengurangi alokasi impor Indonesia.
“Cetak sawah baru 3 juta Ha lahan di Indonesia timur memang menjanjikan untuk bisa menghasilkan jutaan ton beras, namun jika gagal akan kehilangan puluhan bahkan ratusan triliun,” kata Riyono dalam keterangannya, dikutip Kamis (7/11).
Riyono mengungkapkan pada masa Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah merencanakan cetak sawah atau lahan 1 juta hektar di wilayah Timur Indonesia. Namun, hanya terealisasi 500 ribu hektar. Itu pun menghabiskan biaya triliunan rupiah.
Baca juga:
Bareskrim Limpahkan Tersangka Dugan Korupsi Cetak Sawah ke Jaksa
Sebagai pertimbangan, kata dia, rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi cetak sawah pada tahun 2016 bagi 138 kabupaten sebesar Rp16 juta per hektare, serta khusus untuk daerah Maluku dan Papua sebesar Rp19 juta per hektare.
Adapun untuk cetak 600.000 hektar sawah baru membutuhkan biaya rata-rata di luar Jawa Rp17 Juta per Ha sehingga minimal butuh Rp10 triliun lebih. Asumsinya, jika 3 juta hektar tentu membutuhkan triliunan yang harus disiapkan.
“Membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk cetak sawah baru, Kementan harus bisa menyiasati anggaranya yang ada. Jangan sampai mengulang kegagalan yang pernah terjadi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Riyono menilai keberhasilan cetak sawah baru ada di pengelolaannya. Menurutnya, petani muda adalah solusinya. Maka dari itu, pemerintah perlu melibatkan para sarjana pertanian untuk menjadi petani sukses dan bersama cetak sawah baru.
Baca juga:
Mentan Kejar Target Swasembada Pangan, Legislator PKB Ingatkan Faktor Cuaca
Riyono menyebut, berdasarkan data Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2020 Kementerian Pertanian, jumlah petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya berjumlah 2,7 juta orang. Jumlah itu hanya sekitar 8 persen dari total petani kita 33,4 juta orang. Sisanya lebih dari 90 persen masuk petani kolonial, atau petani yang sudah tua.
“Kalau mau maju pertanian kita, PKS usulkan gaji petani muda kita, jadikan profesi petani menjanjikan. Lulusan pertanian jadikan petani sukses. Kita hitung saja, 2.7 juta petani muda yang siap berkorban katakan 1 juta x 5 juta x 12 bulan = 60 Triliun. Angka yang kecil bagi cita–cita mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan Nasional,” pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan

4 Provinsi Bakal Dipilih Jadi Tempat Swasembada Pangan, Air dan Energi, Rp 8 Triliun Buat Cetak Sawah Baru

Kementan Klaim Indonesia Sudah Swasembada Daging dan Telur Ayam, Sapi Masih Impor

Motif Prabowo Terjun ke Politik, Tidak Bisa Tenang Sebelum Tercapai

2026 Setop Impor Jagung, Prabowo Ingin Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

Indonesia Tinggal Kurang 0,2 Juta Ton Lagi Capai Swasembada Beras

Bapanas Yakin Indonesia Swasembada Pangan Melalui Penguatan Stok Beras

Program Swasembada Pangan Tidak Terganggu Pemotongan Anggaran

Stok Pupuk Nasional 2025 Tambah 2,5 Juta Ton Demi Swasembada Pangan 2027

Arif Rahman Kritik Menhut Raja Juli: Jangan Serampangan Kelola Lahan 20 Juta Hektar
