Legislator Minta Pemerintah Permudah Akses Penukaran Uang bagi Masyarakat

Ilustrasi uang rupiah. Foto: Pexels/Robert Lens
MerahPutih.com - Dalam rangka menyambut Hari Raya Idulfitri tahun 2024, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 197,6 triliun yang dapat ditukar oleh masyarakat.
Penukaran uang tersebut dapat dilakukan pada 5.124 titik yang telah ditetapkan BI. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin ingatkan BI untuk terus mempermudah akses penukaran uang.
“Sudah menjadi tradisi di tengah masyarakat, dimana ketika menjelang lebaran kebutuhan penukaran uang terus meningkat," kata Puteri dalam keterangannya, Jumat (16/3).
Baca juga:
Pemerintah Putuskan Harga Listrik Tak Berubah Jelang Idulfitri
Untuk itu, Puteri meminta BI untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait tata cara dan mekanisme untuk penukaran uang tersebut. Terutama mengenai lokasi penukaran uang tersebut.
"Supaya masyarakat lebih memilih untuk menukar di tempat penukaran resmi dibandingkan jasa penukaran yang sering ditemui di pinggir jalan yang rawan pemalsuan,” ujarnya.
Politikus Golkar ini pun berharap BI bisa menambah dan memperluas lokasi penukaran uang supaya semakin mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya.
“Tahun ini memang sudah ada penambahan lokasi penukaran dibanding tahun sebelumnya yang masih berjumlah 5.066 titik. Karenanya, kami harap bisa terus diperluas. Terutama pada lokasi strategis yang menjadi pusat aktivitas masyarakat,” ujarnya.
Baca juga:
Lebih lanjut, Puteri juga mengingatkan BI untuk meningkatkan operasi terhadap peredaran uang palsu di tengah masyarakat. Terutama mendekati momentum perayaan Idul Fitri yang sering dimanfaatkan oleh oknum untuk menyebarkan uang palsu.
“Untuk itu, kita harus mewaspadai hal tersebut. Apalagi motifnya semakin canggih. Ada uang yang dimutilasi, ada juga uang yang dicat ulang sehingga menyerupai pecahan uang tertentu. Khususnya pada pecahan uang rupiah baru yang sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan dengan baik,” ucapnya.
Puteri menyebut bahwa rasio uang palsu yang beredar mengalami penurunan menjadi tiga lembar uang palsu dari satu juta lembar uang asli yang beredar per Semester I-2022. Sementara tiga tahun lalu, rasionya masih sembilan lembar uang palsu dari satu juta uang asli yang beredar.
Baca juga:
Airlangga Ilustrasikan Perayaan Idulfitri Sumbang Perputaran Uang Rp 127,5 Triliun
Meski rasionya turun, justru uang palsu semakin mirip uang asli karena pembuatannya menggunakan alat-alat yang canggih. Untuk itu, ia mengingatkan agar bisa terus meningkatkan upaya edukasi terkait ciri-ciri keaslian uang Rupiah sebagai langkah preventif.
"Selain itu perlu adanya peningkatan operasi dan upaya penindakan yang bekerjasama dengan berbagai aparat yang berwenang,” tutup Puteri. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik
