Kuliner Sunda dan Makna Unik di Baliknya


Orang Jawa Barat mengenal bakwan sayur dengan nama bala-bala (Foto: Instagram @gorenganberkat.pnk)
IRISAN tipis kubis, wortel, tauge, dan bawang daun tampil renyah berbalut adonan tepung nan berbumbu. Nikmat dan menjadi candu bagi penikmatnya. Rasanya tak akan ada yang menolak kenikmatan sepotong bakwan sayur. Bisalah dikatakan bakwan sayur menjadi favorit banyak orang, baik untuk dinikmati sebagai camilan untuk sekadar teman ngopi ataupun menjadi pendamping makan siang kamu.
Namun, bagi orang Jawa Barat, gorengan satu ini berubah nama jadi bala-bala. Menariknya, menurut pakar dari Universitas Padjadjaran (Unpad), nama itu memiliki makna khusus.
BACA JUGA:
Orlando Ice Cream, Es Krim Tertua di Surabaya yang Bertahan dengan Gerobak Sepeda
Bila didengar secara sekilas, nama bala-bala mungkin seperti hanya kata yang berulang. Namun, dalam bahasa Indonesia, tak diketahui artinya kata 'bala-bala'. Orang luar Jawa Barat bahkan tak tahu apa itu bala-bala. Selain bala-bala, ternyata sejumlah kuliner Sunda memiliki nama yang unik. Hal itulah yang menggelitik tim dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad untuk melakukan penelitian terkait nama kuliner Sunda yang jadi kearifan lokal melalui perspektif cognitive onomastics.

Riset yang sebenarnya didorong dari kondisi pandemi COVID-19 serta dampaknya terhadap pelaku usaha UMKM di Jawa Barat ini dimotori dua dosen serta dua mahasiswa Pascasarjana FIB Unpad yang diketuai Dosen Program Studi Sastra Inggris FIB Unpad Dr Elvi Citraresmana, M Hum. Penelitian itu dilakukan di Bandung, Garut, dan Sukabumi dengan fokusnya ialah nama makanan jajanan pasar, makanan populer, makanan basah, dan makanan tradisional.
Elvi mengungkapkan aspek yang perlu diketahui terkait dengan kuliner Sunda ialah nama-nama makanannya yang sebenarnya memiliki bunyi-bunyi yang gampang diingat ketika kita ucapkan. Contohnya ialah bala-bala yang pada dasarnya merupakan bakwan.
BACA JUGA:
Menariknya, ternyata arti dari kuliner Jawa Barat ini diambil dari kata di bahasa Sunda, yakni bala yang pada dasarnya berarti 'berantakan atau tidak bersih'. Itulah yang menggambarkan gorengan nan kesohor itu. Berbagai macam sayuran dicampur ke adonan tepung dan dibentuk secara asal, kemudian digoreng. Dari sinilah nama bala-bala itu tersemat di jajanan tersebut.

Kemudian contoh lainnya adalah Citruk yang populer jadi camilan. Elvi mengungkapkan, makanan ini merupakan singkan dari aci ngagetruk yang artinya makan dari aci dan menimbulkan suara getruk saat kamu gigit yang dipicu oleh teksturnya yang keras. Lalu ada nama lain juga untuk bakwan sayur di budaya Sunda, yaitu gorejag yang ternyata menurut pakar Unpad itu, berasal dari singkatan goreng jagung.
“Artinya saya melihat bahwa orang Sunda ini kreatif. Kreatif, unik, tapi tidak meninggalkan akarnya. Orang Sunda juga dikenal humoris, jadi nama-namanya juga tidak terlalu serius, tapi justru ini yang diingat,” tambah Dosen FIB Unpad itu, sebagaimana dikutip Unpad.ac.id, Minggu (12/2).(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
