Kudeta Niger, Biden Serukan Pembebasan Presiden Mohamed Bazoum dan Keluarganya
Arsip - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di lokasi KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/nym.)
MerahPutih.com - Tentara Niger yang menamakan diri Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara (CNSP) mengumumkan kudeta tidak lama setelah menahan Presiden Mohamed Bazoum di kediamannya.
Mereka menyebut situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk sebagai alasan melancarkan kudeta.
Diketahui, Bazoum terpilih pada 2021 dalam transisi kekuasaan demokratis pertama Niger sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 1960.
Baca Juga:
Nasib Tentara AS yang Menyeberang ke Perbatasan Korut Masih Misteri
Presiden AS Joe Biden menyerukan pembebasan segera Presiden Niger Mohamed Bazoum yang digulingkan oleh militer.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih menegaskan bahwa mempertahankan nilai-nilai fundamental demokrasi, serta membela tatanan konstitusional, keadilan, dan hak berkumpul secara damai, yang semua ini sangat penting bagi kemitraan AS dan Niger.
"Saya menyerukan agar Presiden Bazoum dan keluarganya segera dibebaskan, serta untuk menjaga demokrasi yang diperoleh dengan susah payah di Niger," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih pada Kamis (3/8), bertepatan dengan peringatan 63 tahun kemerdekaan Niger dari Prancis, seperti dikutip Antara.
Biden menegaskan bahwa AS mendukung rakyat Niger untuk menghormati kemitraan kedua negara yang telah terjalin selama puluhan tahun, yang berakar pada nilai-nilai demokrasi dan dukungan untuk pemerintahan yang dipimpin warga sipil.
Baca Juga:
Pertemuan Presiden Jokowi-Xi Jinping Buahkan 8 Kesepakatan
Sehari sebelumnya (2/8), AS memerintahkan evakuasi semua pegawai pemerintah nondarurat dari kedutaan besarnya di Niger--di tengah kekhawatiran akan meningkatnya konflik.
Negara-negara Eropa, termasuk Prancis, juga telah mengevakuasi warga negaranya dari negara Afrika Barat itu.
Pada 26 Juli 2023, Bazoum ditahan oleh anggota pengawal presiden sebelum kemudian militer mengumumkan telah melakukan kudeta dan merebut kekuasaan di Niger.
Pekan lalu, Komandan Pengawal Presiden Niger Jenderal Abdourahamane Tchiani menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi, dua hari setelah menggulingkan Bazoum.
Para pemimpin Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Niger, dan meminta para pemimpin kudeta militer untuk mengembalikan kekuasaan Bazoum dalam waktu satu pekan. (*)
Baca Juga:
Tiongkok Bersiap Hadapi Kemungkinan Buruk Perang dengan Barat
Bagikan
Berita Terkait
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Pembahasan Tarif Ekspor ke AS Belum Rampung, Airlangga Ingin Beberapa Komoditas Nol Persen
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
AS Kembali Percaya Ekspor Udang Indonesia Setelah Diterpa Isu Radioaktif Cs-137
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina