Kubis Sebabkan Kembung, Cara ini Dapat Mengurangi Efeknya

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 11 November 2024
Kubis Sebabkan Kembung, Cara ini Dapat Mengurangi Efeknya

Kubis. (Foto: Unsplash/ PHÚC LONG)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kubis dan sayuran silangan menyebabkan gas pada tubuh setelah kamu konsumsi. Namun, bukan berarti kubis tidak menyehatkan, ada beberapa penyebab yang membuat sayuran ini dapat menghasilkan gas.

Dilansir Eatingwell, Senin (11/11), pertama, kubis mengandung serat. Hampir setengah dari jumlah karbohidratnya berbentuk serat. Serat tidak dicerna sepenuhnya, tetapi masuk ke usus besar (kolon), tempat serat tersebut dipecah oleh bakteri dalam mikrobioma usus.

"Gas merupakan produk sampingan dari proses ini," kata Samantha MacLeod, MS, RDN, seorang ahli diet terdaftar di Fresh Communications.

Kubis juga mengandung sejenis gula bernama rafinosa, yang juga ditemukan dalam brokoli dan kubis brussel. Karbohidrat ini sangat sulit dicerna. "Tubuh kita tidak dapat sepenuhnya memecah gula ini," kata MacLeod.

Baca juga:

Manfaat Sulforaphane, Senyawa Terkandung pada Brokoli dan Kubis

Saat masuk ke usus besar, gula tersebut difermentasi. Itu akan menghasilkan lebih banyak gas. Namun, rafinosa tidak sepenuhnya buruk. Di sisi positifnya, rafinosa dalam kubis memiliki sifat prebiotik, yang mendorong pertumbuhan bakteri sehat di usus kamu untuk mikrobioma lebih seimbang.

Ada beberapa cara bisa dilakukan untuk mengurangi efek gas yang dihasilkan oleh kubis, salah satunya dengan memasaknya. Kamu bisa mengukus, merebus, atau memanggang kubis seperti sayuran lainnya.

Kemudian, kamu bisa mengonsumsi kubis fermentasi. Kubis fermentasi mengandung banyak probiotik yang baik untuk usus, dan juga lebih mudah dicerna.

"Fermentasi kubis seperti kimchi atau asinan kubis membantu memecah beberapa gula kompleks yang disebutkan sebelumnya, sehingga lebih mudah dicerna dan menghasilkan lebih sedikit gas," kata MacLeod.

Baca juga:

Selain Sayur dan Buah, Bisa Coba Diet Sambil Makan Keju

Terakhir, konsumsi kubis secukupnya. Semua makanan yang dikonsumsi secara berlebihan, maka akan memberikan efek buruk pada tubuh.

"Porsi yang lebih besar dapat menyebabkan lebih banyak gas karena volume kubis dan karenanya serat dan gula kompleksyang dikonsumsi," kata MacLeod.

Pada waktu makan, campurkan kubis dengan makanan lain, seperti wortel parut, paprika iris, atau selada, untuk menambah volume makanan sekaligus memudahkan pencernaan. (ikh)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan