Kretek Made In Negeri Aing Harumnya Sampai Mendunia


Kretek. (cigaretkretek.com)
KETIKA berpergian ke Hong Kong pada 2015 silam, keluargaku sempat mengalami cekcok karena kretek. Kakek kami perokok berat terus mengeluh hendak merokok, padahal, tidak semua area outdoor bisa dijadikan tempat untuk merokok layaknya di Indonesia. Pemreintah Hongkong, dilansir gov.hk, melarang setiap orang untuk merokok secara publik di dalam ruangan restoran, tempat kerja, dan beberapa tempat outdoor sejak 1 Januari 2007.
Sekalinya menemukan tempat merokok, kakek kami pun akan langsung mengeluarkan kreteknya dan menyulutkan api menggunakan Zippo lusuh kesayangannya. Dalam hitungan jam, ia pun mengeluh lagi. Kali ini disebabkan karena rokoknya habis, padahal baru saja membuka bungkus rokok barunya di pagi hari. Setelah kami interogasi bersama, ia mengaku memberikan beberapa batang kreteknya kepada orang-orang baru dikenalnya di smoking area.
"Katanya mereka suka Indonesia, rokoknya enak, terus minta tiga batang per orang. Engkong kasih aja deh," ungkapnya polos. Alhasil, kita harus membelikannya rokok lagi dengan harga cukup membuat kantong jebol.

Di Asia Tenggara, kretek Indonesia memang sudah terkenal nikmatnya. Sebagai salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia, Indonesia memiliki tembakau dan cengkeh berkualitas hampir tidak ada di negara lain. Dilansir dari kesbangpol.jatengprov.go.id, tembakau cocok dibudidayakan di Indonesia karena tanahnya subur dan iklimnya tropis.
Baca juga:
Misteri ‘Bapak’ Hilang Kaleng Khong Guan Akhirnya Terpecahkan
"Sebagaimana produk heritage seperti jamu, keris, tenun, dan sebagainya, produk kretek termasuk heritage, niscaya membuat bangsa ini semakin maju. (Kretek) berasal dari local genuine Nusantara," ungkap Jibal selaku juru bicara dari akun Twitter @KomunitasKretek. Bergabung di Twitter sejak Januari 2012, @KomunitasKretek aktif mengumpulkan para pencinta kretek di Twitter untuk merayakan kretek sebagai budaya Nusantara. Mereka juga sering memberikan edukasi kepada para perokok di Indonesia agar menjadi perokok bertanggungjawab.
Sekadar mengingatkan, Komunitas Kretek itu cuma komunitas kecil. Edukasi terhadap perokok tidak bisa dilakukan oleh kami saja, butuh bantuan teman2 kretekus untuk mengajak orang-orang di sekitar kalian untuk menjadi perokok santun pic.twitter.com/4oyrdt3W32
— Komunitas Kretek (@KomunitasKretek) December 11, 2019
Baginya, pembeda kretek khas Indonesia terletak pada komposisi. "Yang membedakan kretek Indonesia adalah karakter produknya, kontennya tembakau dan cengkeh-rempah," ungkapnya kepada MerahPutih.com. "Karakter industrinya pun berbeda, ada beberapa layer cukai berdasar golongan produknya (skt, spm, crt, tis, spt, skm)" tambahnya.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah pun mengatakan pada website resminya bahwa hampir tidak ada negara lain yang memproduksi kretek, sehingga jelas kretek adalah warisan budaya leluhur Nusantara.

Istilah kretek sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah tembakau di Indonesia pada masa lalu. Kata-kata "kretek" diambil dari bunyi dihasilkan saat tembakau dicampur dengan cengkeh bertumbukan saat dilinting berselimut daun jagung kering. Setelah itu, saat diisap, akan terdengar suara tembakau dan cengkeh terbakar dan menghasilkan bunyi "kretek-kretek".
Baca juga:
Bagi Jibal, kretek menjadi rokok sangat bermakna karena kontennya berbeda dengan rokok lain. "Tentu kontennya membedakan. Produk kretek ada cengkehnya, rokok non kretek hanya tembakau saja, biasanya disebut rokok putihan," jelasnya.
Ingat kretek tentu terngiang pula kisah Agus Salim. Saat mengampu tugas sebagai diplomat mewakili Indonesia menghadiri penobatan Ratu Elizabeth II sebagai Ratu Inggris di Istana Buckingham pada 1953, Agus Salim beroleh kesempatan terbaik menjelaskan kretek dan praktik kolonial di tanah airnya saat acara perjamuan.

Di sela acara perjamuan di Westminster Abbey, London, dihadiri banyak tokoh penting dari berbagai negara, seturut Yudi Pramoko pada Agus Salim, Diplomat Ulung, Agus Salim tiba-tiba menjadi pusat perhatian saat menyalakan kretek di antara para perokok.
Aroma dari asap kretek menarik perhatian karena para tamu perokok lain di sekitarnya tidak akrab dengan baunya. Akhirnya, rokok jenis kretek milik Agus Salim pun seketika mengundang perbincangan.
Ketika sudah memasuki ruangan perjamuan, Pangerap Philip, suami Elizabeth II protes. "Para hadirin, dari manakah bau tidak sedap ini berasal?" tanyanya. Dengan pembawaan tenang, Agus Salim mengatakan aroma itu berasal dari dirinya. "Yang Mulia, bau tidak sedap itu adalah bau rokok kretek sedang saya hisap dibuat dari tembakau dan cengkeh. Boleh saja Yang Mulia tidak menyukainya, tapi justru inilah menarik minat pelaut-pelaut Eropa datang menjajah negeri kami tiga abad lalu," balasnya. (SHN)
Baca juga:
Akhirnya, Masyarakat Dapat Melihat Kembali Gaun Putri Diana
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
