KPAI: Penulis Buku Berkonten LGBT Akui Salah


Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti. (MP/Fadhli)
MerahPutih.com - Penulis buku berkonten LGBT Intan Noviana mengakui kekeliruannya atas pemilihan kata-kata dalam buku 'Balita Langsung Lancar Membaca' yang merupakan karyanya bersama Purnama Andri.
Namun, terkait dengan penulisan itu, sebagaimana yang tertulis di dalam rilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), semuanya menjadi tanggung jawab Intan.
"Intan mendatangi kantor KPAI untuk melakukan klarifikasi mengenai hal tersebut," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti di Jakarta, Kamis (4/1).
Dalam buku tersebut, Intan menulis antara lain kalimat 'Opa Suka Waria' dan 'Widia bisa menikahi Vivi'.
Menurut penjelasan Intan, 'Widia' yang dimaksud adalah Widiatmoko. Namun, dia belum selesai menyelesaikan nama tersebut sehingga disingkat menjadi 'Widia'.
"KPAI mempertanyakan rasanya jauh sekali Widyatmoko dengan Widia. Jadi, wajar saja orang tua terganggu sekali dengan pilihan kata-kata tersebut," kata Retno.
Selain itu, KPAI juga mempertanyakan alasan Intan menggunakan kata 'waria'. Intan beralasan, waria di Yogjakarta sering mengganggu karena meminta secara paksa.
Karena itu, kata Retno, dia terpikirkan menulis kata 'waria' agar anak-anak memahami maknanya.
Intan mengaku sedang banyak menulis buku dan kehabisan kata-kata. Retno mengatakan bahwa Intan mengaku tidak ada motif apa pun dalam menuliskan kalimat-kalimat janggal tersebut di buku untuk balita.
"Intan kemudian meminta maaf atas kekeliruan memilih kata-kata tersebut," kata Retno.
Saat menemui KPAI, Intan juga membawa buku-buku yang dia tulis soal belajar membaca bagi balita, yakni Revolusi Belajar Membaca 'Belajar Membaca Tanpa Mengeja' Buku 1 (2011) dan Buku 2 (2010, cetakan ketiga), serta 'Langsung Bisa Belajar Membaca Tanpa Mengeja' yang diterbitkan oleh penerbit Cabe Rawit.
Intan mengaku telah menulis sembilan buku. Namun, 4 tahun terakhir tidak menulis. Saat ini, dia sedang meneliti untuk bahan menulis.
"Intan juga menunjukkan kartu permainan membaca yang dalihnya menjadi bukti bahwa dirinya tidak mengampanyekan LGBT, yaitu membuat kartu permainan membaca membuat sesuai dengan gender," kata Retno. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Keterlibatan Anak dalam Demonstrasi Berisiko dan Mengancam Keselamatan, KPAI Ingatkan Orang Tua

Dugaan Adanya Penggerakan Pelajar dalam Demonstrasi Berujung Ricuh, KPAI Melakukan Pendalaman

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Pemerintah Didesak Blokir Roblox, KPAI: Jika Mereka Terbukti Melanggar UU ITE

Pride Month 2025 Sepi dari Ingar-Bingar Perusahaan Besar, Khawatir Trump Makin Keras terhadap LGBTQ

Putusan MA Gratiskan SD-SMP, KPAI Optimistis Turunkan Angka Putus Sekolah

Pesta Seks Sesama Jenis Berkedok Ulang Tahun di Setiabudi Digerebek, Jejak Trauma Kelam Pelaku Terungkap!

KPAI Minta Kepolisian Tindak Tegas Produsen Jajanan Anak yang Mengandung Unsur Babi

Kristen Stewart Akhirnya Menikahi Pasangan Sesama Jenisnya, Resepsi Digelar Sederhana di Restoran yang Asri

Aksi Bejat Kapolres Non-Aktif Ngada Bisa Masuk Kategori Baru Kejahatan TPPO
