KPAI Minta Kemendikbud Cari Terobosan Baru dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 13 Juli 2020
KPAI Minta Kemendikbud Cari Terobosan Baru dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Guru SD melakukan proses belajar mengajar (PBM) dengan siswa melalui aplikasi media daring di rumahnya di Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/4/2020). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Anggota Divisi Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menilai Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) perlu dicari terobosan baru.

Ia mengatakan, banyak masalah terkait banyaknya tugas, soal kuota internet yang mahal, dan soal kendala perangkat teknologi yang tidak semua anak memiliki termasuk kesiapan guru dalam PJJ.

Baca Juga

80 Mahasiswa Pendidikan Dokter Spesialis UNS Test Swab, Hasilnya?

"Tentu kendala ini diharapkan bisa dicari solusi oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan sekolah, termasuk mengidentifikasi kemampuan beradaptasi bagi siswa yang akan melakukan belajar dari rumah," kata Jasra kepada wartawan, Minggu (12/7).

Jasra menambahkan, kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh tentu harus dilatih secara baik. Mulai dari pengembangan bahan ajar yang menyenangkan bagi peserta didik sampai kepada penanaman nilai-nilai karakter dengan melibatkan orang tua anak di rumah.

"Desain pembelajaran ini diharapkan kepada sekolah sudah menyiapkan dan sudah dikomunikasikan kepada orang tua, baik yang naik kelas maupun kepada peserta.didik yang akan masuk 13 Juli ini," tambahnya.

Daring
Belajar daring

Ia menyebut, bila ada keterbatasan orang tua dalam menghadapi PJJ, maka pembelajaran tetap bisa dilalukan dengan cara pengiriman buku dan bahan ajar kepada siswa dan guru tentu melakukan penjadwalan kunjungan kepada siswa tersebut.

"Kunjungan ini diharapkan juga menggali kemampuan orang tua dalam mendampingi buah hatinya dalam pembelajaran dari rumah.Upaya-upaya ini dilakukan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah," ungkap Jasra.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyinggung mengenai efektivitas pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. Menurutnya, ada beberapa daerah yang dianggap efektif menjalankan PJJ, namun tak sedikit yang dilihat tidak efektif menjalankannya.

Hal ini, ujarnya, tak lepas dari variatifnya tantangan yang dihadapi masing-masing daerah dalam menjalankan PJJ. Terutama, akses internet yang tidak rata di semua daerah.

"Hal inilah yang membuat Kemendikbud mengizinkan penggunaan Dana BOS untuk pembelian kuota internet bagi siswa dan guru," ujar Nadiem kepada wartawan.

Hal lain yang disorot Nadiem mengenai pemberlakuan PJJ adalah waktu adaptasi yang relatif sempit bagi siswa. Tugas-tugas sekolah sebagai pengganti pembelajaran tatap muka terlihat menumpuk dan berlipat ganda sehingga memberatkan para siswa.

"Kemendikbud maupun siapapun di sistem ini sebenarnya tidak mau (dipaksa) melakukan pembelajaran jarak jauh. Kita terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh karena opsinya adalah kita tidak belajar sama sekali atau kita coba-coba biar masih ada pembelajaran yang terjadi," jelas mantan bos GOJEK ini.

Putra ahli hukum Nono Anwar Makarim ini mengakui banyak kritik yang diterimanya mengenai efektivitas pembelajaran jarak jauh selama pandemi.

Kendati begitu, ia pun mengaku tidak punya opsi lain karena memang selama masa pandemi, pembelajaran jarak jauh adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh.

"Kita harus mencari jalan masing-masing, karena tidak ada satu platform yang cocok untuk satu sekolah," kata Nadiem.

Baca Juga

CFD di 30 Titik, Pemprov DKI Sebut tak Ada Kerumunan

Namun, di balik kritik yang terlontar kepada pemerintah mengenai pembelajaran jarak jauh, Nadiem mengungkapkan ada hal menarik yang muncul. Dari evaluasi yang dilakukan Kemendikbud, partisipasi orang tua mengakibatkan efektivitas pembelajaran jauh meningkat.

"Untuk para siswa yang belum memiliki akses ke internet, Kemendikbud telah meluncurkan program Belajar dari Rumah yang merupakan kolaborasi dengan TVRI," ujarnya. (Knu)

#Belajar Dari Rumah #KPAI #Kemendikbud
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Korban Kekerasan Anak Meningkat, Komisi XIII DPR Minta Pendampingan Psikologis Diperkuat
Lemahnya langkah antisipatif membuat kasus kekerasan terhadap anak terus berulang.
Dwi Astarini - Rabu, 26 November 2025
Korban Kekerasan Anak Meningkat, Komisi XIII DPR Minta Pendampingan Psikologis Diperkuat
Indonesia
KPAI Sebut Tindakan Pendakwah yang Diduga Lakukan Pelecehan Bisa Picu Kecemasan dan Pengaruhi Mental Anak
Tindakan pendakwah berinisial E tersebut dinyatakan menyerang harkat dan martabat anak.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
KPAI Sebut Tindakan Pendakwah yang Diduga Lakukan Pelecehan Bisa Picu Kecemasan dan Pengaruhi Mental Anak
Indonesia
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
KPAI menilai tindakan pendakwah berinisial E tersebut telah melanggar prinsip perlindungan anak, norma sosial, dan norma agama.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 November 2025
3 Norma Dilanggar, KPAI Tegaskan Aksi Dai Cium Anak di Ruang Publik Bisa Masuk Ranah Hukum
Indonesia
KPAI Dorong Sekolah Perkuat Sistem Deteksi Dini Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta
KPAI minta sekolah perkuat sistem deteksi dini dan literasi digital siswa usai ledakan di SMAN 72 Jakarta yang diduga dilakukan murid korban perundungan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
KPAI Dorong Sekolah Perkuat Sistem Deteksi Dini Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Indonesia
Jangan Biarkan Perundungan di Sekolah, Dampak Bullying Akan di Luar Kendali
Upaya deteksi dini dan respons cepat dalam menangani kasus perundungan, penting dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih buruk dari perilaku perundungan tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Jangan Biarkan Perundungan di Sekolah, Dampak Bullying Akan di Luar Kendali
Indonesia
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading cukup mengejutkan. Sebab, bahan berbahaya bisa masuk ke sekolah.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Indonesia
KPAI Tuntut Usut Tuntas Kematian Siswa Pahoa, Jangan Sampai Korban Dicap Stigma Negatif
Pengusutan tuntas kasus ini penting untuk memberikan kejelasan kepada keluarga korban dan menghindari stigma negatif terhadap anak.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 November 2025
KPAI Tuntut Usut Tuntas Kematian Siswa Pahoa, Jangan Sampai Korban Dicap Stigma Negatif
Indonesia
Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
KPAI menerima 203 laporan pengaduan melalui Sistem Informasi Sahabat Anak (SIGA) yang memperkuat temuan awal.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 September 2025
Puluhan Anak Masih Ditahan Imbas Demo Agustus 2025, KPAI Sebut Ada Indikasi Mobilisasi Anak Secara Masif
Indonesia
KPAI Sesalkan Polisi Tetapkan Ratusan Anak Tersangka Demo Rusuh Agustus 2025
Sebelumnya, ada 959 orang yang ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan di sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, 295 di antaranya anak-anak.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 September 2025
KPAI Sesalkan Polisi Tetapkan Ratusan Anak Tersangka Demo Rusuh Agustus 2025
Indonesia
KPAI Minta Polri Bebaskan Anak-anak yang Terlibat Demo Rusuh dan Temukan Dalang Utama
Anggota KPAI Sylvana Apituley menyebut anak-anak merupakan korban mobilisasi dan eksploitasi.
Frengky Aruan - Jumat, 26 September 2025
KPAI Minta Polri Bebaskan Anak-anak yang Terlibat Demo Rusuh dan Temukan Dalang Utama
Bagikan