Kotoran Sapi Diolah Jadi Biogas, Pj Heru Pastikan Tak Ada Lagi Keluhan Warga
Pj Heru meninjau instalasi biogas di peternakan sapi yang terletak di Kelurahan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan. (Dok. Pemprov DKI)
MerahPutih.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau instalasi biogas di peternakan sapi yang terletak di Kelurahan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (12/7). Heru meninjau pemanfaatan kotoran sapi oleh warga menjadi energi terbarukan.
Ia menerangkan, sebagian warga di wilayah Cikoko tercatat sudah turun-temurun berprofesi sebagai peternak sapi.
Sebelumnya, terdapat keluhan warga sekitar, karena para peternak belum mengetahui pengelolaan kotoran sapi. Kemudian, Pemprov DKI Jakarta berupaya mengatasi permasalahan lingkungan tersebut.
Kehadiran pengelolaan kotoran sapi menjadi energi terbarukan merupakan solusi agar kotoran sapi tidak berdampak bagi lingkungan sekitar.
"Ini cukup bagus dalam pengelolaan lingkungan. Yang pertama, peternak sapi tetap di sini. Dengan adanya pengelolaan yang baik, maka warga juga tidak terganggu. Ini adalah contoh energi terbarukan yang bisa jadi edukasi bagi banyak pihak," terang Heru.
Baca juga:
Bagi Tugas, PJ Heru Hadiri Upacara HUT RI di IKN, Sedangkan Sekda di Jakarta
Instalasi biogas akan mengolah limbah kotoran sapi yang terdiri dari feses dan urine. Setelah melalui penampungan kotoran, gas metana akan secara alami muncul. Gas tersebut kemudian ditampung dan didistribusikan melalui pipa ke rumah-rumah warga yang berada di sekitar kandang.
Sampai saat ini, ada 27 rumah warga yang tersalurkan biogas dari limbah ternah. Untuk sementara waktu, gas ini masih gratis atau tak dipungut biaya.
"Nah, ke depan, akan dikenakan tarif Rp 30.000 per rumah per bulan. Kalau warga biasanya menghabiskan 2 LPG ya, itu bisa menghabiskan Rp 60.000, nantinya ditarik Rp 30.000 dan tanpa batas penggunaan, silahkan saja warga bisa memakainya," ujarnya.
Tidak hanya biogas, ada pula pupuk dari urine sapi yang dijual seharga Rp 25.000, pupuk padat dari feses sapi seharga Rp 10.000, dan pupuk cair seharga Rp 20.000. Masyarakat dapat membeli secara online melalui nomor telepon 081-7762-611.
Baca juga:
Pj Heru Akui Menuju Jakarta Kota Global Butuh Dana Besar Capai Rp 600 T
Ke depan, Heru menyebut, pengelolaan kotoran sapi akan mengadopsi inovasi yang dilakukan di peternakan sapi biogas Cikoko. Ia menyampaikan, terdapat 73 peternak sapi yang berada di Jakarta Selatan. Masing-masing peternak memiliki 10-15 ekor sapi.
Tidak hanya itu, pengelolaan keuangan nantinya akan melibatkan koperasi yang sudah lama diikuti oleh para peternak. "Jadi, hasil penjualan akan masuk ke koperasi, nantinya dana yang terkumpul akan digunakan untuk perawatan," ujarnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Menilik Instalasi Tangki Septik Komunal Sumber Kompor Listrik Biogas Tinja yang Ramah Lingkungan
ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta Kasus, Kadinkes Ingatkan Bahaya Polusi Udara dan Perlunya Masker di Masa Pancaroba
Subsidi Pangan Dipangkas Rp 300 Miliar, Lukmanul Hakim Kritik Pemprov DKI
DPRD DKI Temukan Potensi Kebocoran Pendapatan Parkir Capai Rp 1,4 Triliun
DPRD Minta CFD Diperluas, Ingin Ondel-Ondel dan Tanjidor Jadi Bintang Baru Saat HBKB
Nama Kampung Ambon dan Kampung Bahari Mau Diubah, Hapus Stigma Sarang Narkoba di Jakarta
Game Online Dianggap Picu Tragedi di SMA 72, Gubernur DKI Siap 'All Out' Dukung Pembatasan oleh Pemerintah Pusat
Proyek Penurapan Multiyears Sungai di Jakarta Digas Lagi, Fokus Kali Grogol Hingga Mookervart
Antisipasi Ancaman Banjir Rob, Pemprov DKI Siagakan Drone Pemantau Got Sampai Melibatkan 560 Pompa Permanen untuk 7 Wilayah Rawan
Pohon Tua di Jakarta Berubah Jadi 'Malaikat Pencabut Nyawa' Saat Hujan Ekstrem, DPRD Desak Pemangkasan 62 Ribu Pohon Sebelum Korban Berjatuhan Lagi