Korek Kuping Plastik Dilarang Dijual di Skotlandia, Alasannya Sangat Mengejutkan!

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Senin, 14 Oktober 2019
Korek Kuping Plastik Dilarang Dijual di Skotlandia, Alasannya Sangat Mengejutkan!

Skotlandia larang penjualan korek kuping plastik (Foto: pixabay/kropekk_pl)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SAMPAH plastik yang menumpuk merupakan sebuah masalah yang dialami berbagai negara di seluruh dunia. Selain mencemari lingkungan, sampah plastik khususnya sekali pakai bisa menggangu habitat makhluk hidup lainnya.

Melihat masalah tersebut, banyak negara tak tinggal diam. Mereka mengambil tindakan tegas untuk mengurangi pengguna sampah plastik. Salah satunya yang terbaru ialah larangan penggunaan korek kuping plastik atau cotton buds di negara Skotlandia.

Baca Juga:

Deretan Benda-Benda Daur Ulang Sampah Plastik yang Kece Abis

Negara yang termasuk bagian dari Inggris itu mengeluarkan aturannya saat rapat parlemen pada bulan September lalu. Seperti yang dilansir dari laman independent.co.uk, usai melalui berbagai kajian, akhirnya regulasi ditetapkan dengan melarang produksi serta penjualan korek kuping plastik.

"Penggunaan plastik sekali pakai, tak hanya menambah tumpukan sampah. Tapi juga mengotori pantai kami yang indah dan mengurangi lahan hijau. Lalu kehidupan alam liar pun terancam, baik di daratan maupun di laut," ucap Roseanne Cunningham, Sekertaris Parlemen bidang Lingkungan Skotlandia.

Skotlandia mengambil tindakan tegas untuk menanggulangi soal sampah plastik (Foto: pixabay/byrev)

Selain itu Roseanne menambahkan, adanya regulasi itu diharapkan bisa mengubah budaya membuang sampah serta menggunakan plastik sekali pakai masyarakatnya. Pemerintah Skotlandia pun menyebut mereka akan mengambil tindakan tegas untuk menanggulangi soal sampah plastik.

"Masalah perubahan iklim global menandakan, jika semua lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mengurangi, memakai ulang serta mendaur ulang, agar lingkungan bisa bertahan untuk saat ini dan generasi mendatan," tambah Roseanne.

Baca Juga:

Alasan Penting Kamu Harus Berhenti Memakai Kantung Plastik!

Roseanne menuturkan jika Skotlandia bangga menjadi negara di Inggris, yang menerapkan larangan administratif bagi korek kuping plastik atau cotton buds.

Dengan ditetapkannya regulasi tersebut, pemerintah Skotlandia mendapat pujian dari berbagai pihak. Salah satunya ialah Marine Conservation Society, komunitas yang telah menemukan lebih dari 150 ribu sampah tangkai korek kuping plastik di pantai, selama beberapa tahun belakangan ini.

Pihak WWF berharap langkah larangan penjualan korek kuping plastik bisa menjadi contoh negara lain (Foto: pixabay/pisauikan)

Mendengar kabar tersebut, direktur WWF Skotlandia, Lang Banks angkat bicara. Dia mengatakan jika hal ini merupakan kabar baik bagi makhluk hidup yang tinggal di alam bebas.

"Cotton buds merupakan salah satu jenis sampah yang terus berkembang di dunia kelautan, jadi larangan ini seolah menjadi gerbang utama untuk bisa diikuti oleh negara lainnya" tutur Lang.

Adapun Lang menambahkan, banyaknya sampah plastik bisa membuat makanan dan air yang masyarakat konsumsi bisa terkontaminasi. Karena itu, dibutuhkan aksi tegas dari pihak pemerintah, industri serta konsumen.

Menurut angka pemerintah, saat ini tercatat kurang lebih sekitar 4,7 muliar sampah sedotak plastik, 316 juta sendok plastik dan 1,8 miliar korek kuping plastik, digunakan di Inggris setiap tahunnya. (Ryn)

Baca Juga:

5 Hal yang Harus Kamu Tahu Mengapa Plastik Bisa Menghancurkan Laut!

#Sampah Plastik #Skotlandia
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
26 Ton Sampah Mayoritas Plastik Hasil Reuni 212 Diangkut 600 Pasukan Oranye, Bikin Petugas Lembur
Sampah seberat 26,43 ton dari berbagai jenis berhasil dikumpulkan oleh tim kebersihan setelah acara tersebut rampung
Angga Yudha Pratama - Rabu, 03 Desember 2025
26 Ton Sampah Mayoritas Plastik Hasil Reuni 212 Diangkut 600 Pasukan Oranye, Bikin Petugas Lembur
Olahraga
2 Gol Dramatis Menit 90+ Akhiri Dahaga Piala Dunia 28 Tahun Tartan Army, Steve Clarke: Malam Luar Biasa!
Pelatih Timnas Skotlandia Steve Clarke mengaku lega setelah timnya berhasil mengamankan tiket Piala Dunia 2026 lewat kemenangan laga dramatis
Wisnu Cipto - Rabu, 19 November 2025
2 Gol Dramatis Menit 90+ Akhiri Dahaga Piala Dunia 28 Tahun Tartan Army, Steve Clarke: Malam Luar Biasa!
Olahraga
Dinamit Gagal Meledak, Skotlandia Akhiri Penantian 28 Tahun Lolos Piala Dunia
Skotlandia akhirnya menyudahi penantian panjang selama 28 tahun dengan memastikan tiket otomatis ke Piala Dunia 2026.
Wisnu Cipto - Rabu, 19 November 2025
Dinamit Gagal Meledak, Skotlandia Akhiri Penantian 28 Tahun Lolos Piala Dunia
Indonesia
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menunjukkan perhatian besar terhadap isu pengelolaan sampah
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
Lifestyle
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Jakarta Premium Outlets menyerukan kampanye masa depan berkelanjutan lewat aksi nyata Eco Paws.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik
Indonesia
RDF Plant Rorotan Terus Mengalami Kendala Hingga Berujung Batal Diresimkan, Kapan Bisa Beroperasi Penuh?
Jika situasi sudah kondusif, pihaknya akan mengupayakan uji komisioning secara lebih masif dan transparan dengan mengundang warga
Angga Yudha Pratama - Rabu, 24 September 2025
RDF Plant Rorotan Terus Mengalami Kendala Hingga Berujung Batal Diresimkan, Kapan Bisa Beroperasi Penuh?
Indonesia
Warga Rorotan Tak Perlu Cemas! DLH DKI Jamin Operasional RDF Plant Didampingi Pakar ITB dan Dilengkapi Teknologi Canggih
Asep menegaskan bahwa evaluasi RDF Plant Rorotan bukan hanya masalah teknis
Angga Yudha Pratama - Senin, 22 September 2025
Warga Rorotan Tak Perlu Cemas! DLH DKI Jamin Operasional RDF Plant Didampingi Pakar ITB dan Dilengkapi Teknologi Canggih
Kuliner
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen
Gerakan yang memiliki arti ‘berSAma kumPUlkan PLASTIK’ ini diluncurkan sejak 2022 sebagai perwujudan komitmen untuk program keberlanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 12 Agustus 2025
 Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen
Foto Essay
Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis
Pekerja mengolah sampah botol plastik menjadi cacahan plastic sebagai bahan biji plastik di Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Tangerang Selatan, Banten, Selasa (5/8/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 05 Agustus 2025
Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis
Indonesia
KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi
Hal ini tidak lepas dari biaya pengelolaan sampah hingga kesehatan.
Frengky Aruan - Selasa, 03 Juni 2025
KLH: Tidak Hanya Merusak Ekosistem, Sampah Plastik Turut Merongrong Ekonomi
Bagikan