KontraS Kritik Usulan Gelar Pahlawan untuk Soeharto, tak Sesuai Semangat Reformasi
HM Soeharto. (Foto: Antara)
MERAHPUTIH.COM - KOMISI untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyatakan penolakan mereka terhadap usul pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Kedua RI Soeharto. Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS Jane Rosalina menyebut pihaknya telah menyampaikan penolakan tersebut melalui aksi publik dan audiensi dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Sosial (Kemensos).
?
“Kami sudah mengkritik usul ini sejak Maret. Kami juga menelusuri dari mana sebenarnya usul ini muncul. Kami menurut pernyataan Kementerian Kebudayaan, yang menyebut bahwa ini usul dari daerah. Ditemukan, saat diverifikasi media, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi menyatakan ia tidak mengetahui usul tersebut,” kata Jane di Jakarta, Senin (27/10).
?
Dari hasil penelusuran KontraS, Jane menyebut usul pemberian gelar kepada Soeharto justru berasal dari elite politik, bukan masyarakat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ia menilai hal ini bertentangan dengan Permensos Nomor 15 Tahun 2012 serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
?
Baca juga:
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Jane menjelaskan usul gelar pahlawan itu seharusnya diajukan masyarakat melalui bupati atau wali kota setempat, kemudian diteruskan ke gubernur. Kemudian diteliti tim pengkaji dan peneliti gelar di daerah untuk direkomendasikan ke Menteri Sosial. Lebih jauh, Jane menerangkan, setelah proses di daerah, berkas pengajuan akan diverifikasi secara internal oleh Kementerian Sosial melalui Dirjen Pemberdayaan Sosial, lalu dikaji tim pengkaji dan peneliti gelar pahlawan di tingkat pusat. Tahapan terakhir barulah masuk ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan untuk disahkan Presiden.
?
“Namun, nyatanya, dari prosesnya saja sudah cenderung tertutup dan tidak transparan. Kami tidak melihat bahwa usul ini benar-benar berasal dari masyarakat,” ujarnya.
?
Ia menilai proses pengusulan gelar pahlawan bagi Soeharto sangat jauh dari semangat Reformasi 1998, yang menekankan pada prinsip keterbukaan, partisipasi publik, dan penolakan terhadap militerisme.
?
“Harusnya, sifatnya bottom up, bukan top down seperti masa Orde Baru dahulu,” tegasnya. (Pon)
Baca juga:
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Golkar Solo Bakal Gelar Tasyakuran Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Dari Akademisi hingga Diplomat, Kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja Kini Diabadikan sebagai Pahlawan Nasional
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional, PKB: Bentuk Pengakuan Negara atas Jasa Besarnya
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa