Konklaf Pemilihan Paus Dimulai 7 Mei, Vatikan Pasang Penghambat Informasi dan Pemblokiran Frekuensi untuk Cegah Kebocoran


Vatikan. (Dok Vatican News)
MerahPutih.com - Konklaf atau pemilihan jabatan tertinggi pemimpin Gereja Katolik Paus sudah di depan mata. Para kardinal yang berkumpul di Vatikan pada Senin (28/4) pagi telah menyepakati jadwal pelaksanaan konklaf pemilihan paus baru, yang akan dimulai pada Rabu (7/5).
Dalam Konstitusi Apostolik, hanya kardinal berusia 80 tahun ke bawah yang berhak menjadi kardinal elektor. Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan Kongegrasi Umum kelima yang dihadiri oleh sekitar 180 kardinal dari total 252 kardinal.
Dari jumlah tersebut disepakati siapa saja kardinal yang memiliki hak pilih dan dipilih, atau yang dikenal sebagai kardinal elektor.
Terdapat 135 kardinal yang memenuhi kriteria sebagai kardinal elektor dari 252 yang berasal dari 90 negara. Salah satunya Kardinal Ignatius Suharyo dari Indonesia.
Sekitar 110 kardinal dipilih oleh Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya yang berlangsung 12 tahun. Sedangkan enam kardinal terpilih di masa Paus Yohanes Paulus II dan 24 kardinal lainnya dipilih oleh Paus Benediktus XVI.
Baca juga:
Belajar Menomorsatukan Kaum Miskin dan Terpinggirkan dalam Misa Pemakaman Paus Fransiskus
Saat ini, mereka telah berada di Roma untuk mempersiapkan konklaf yang dijadwalkan berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan.
Menurut ketentuan Konstitusi Apostolik, seorang kardinal dapat terpilih menjadi paus jika memperoleh dua pertiga suara dari jumlah kardinal elektor yang hadir.
Pemilihan paus akan dilakukan dengan empat kali pemungutan suara setiap harinya, dua kali pada pagi dan dua kali pada siang hari.
Momen bersejarah ini, penuh dengan tradisi dan kesungguhan, tetap menghadapi tantangan zaman modern, terutama potensi ancaman teknologi terhadap kerahasiaan proses pemilihan.
Untuk mengantisipasi kebocoran informasi, Vatikan menerapkan langkah-langkah keamanan ketat. Para kardinal diperiksa ketat sebanyak dua kali oleh petugas keamanan.
Selain itu, penghambat frekuensi dipasang untuk memblokir segala bentuk komunikasi elektronik dari dalam Kapel Sistina tempat penyelenggaraan Konklaf 2025.
Semua pintu dan jendela konklaf ditutup rapat dan dilapisi film buram guna mencegah perekaman visual dari luar, termasuk oleh satelit. Bahkan, peserta konklaf dilarang melihat keluar.
Baca juga:
Homili Misa Pemakaman Paus: Fransiskus Jalani Pengorbanan Diri hingga Akhir
Setiap ruangan diperiksa menyeluruh untuk mendeteksi mikrofon atau kamera tersembunyi. Konklaf 2025 tetap mempertahankan sifat kerahasiaannya, dengan keputusan baru akan diumumkan secara resmi setelah kesepakatan tercapai.
Di era informasi cepat seperti sekarang, kerahasiaan proses ini menjadi perhatian utama Gereja Katolik. Korps Gendarmerie dan Garda Swiss Kepausan bertanggung jawab menjaga keselamatan para peserta.
Ada ratusan kamera CCTV yang tersebar di seluruh Vatikan untuk mengawasi keamanan setempat. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Paus Leo XIV Tegur Netanyahu

Kemenlu Kecam Serangan Israel ke Gereja Katolik Palestina, Merusak Nilai Kemanusiaan dan Kesucian

Imigrasi Batalkan Penerbitan Paspor Desain Merah Putih Imbas Efisiensi Anggaran

Sekolah Rakyat Mulai Berjalan, DPR Minta Pemerintah Monitoring dan Evaluasi secara Rutin

Politisi PDIP Kritik Putusan MK Pisahkan Pemilu: Embrio Negara Feodal Mulai Muncul

Digagas Prabowo, Sekolah Rakyat untuk Warga Miskin Mulai Beroperasi secara Serentak di 63 Titik Seluruh Indonesia

Pramono Hadir dan Bicara di Forum PBB, Rano Karno: Bukan Kaleng-kaleng

Kejaksaan Selidiki Keterkaitan Investasi Google ke Gojek dalam Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Laptop Kemendikbudristek

Pemprov DKI Tengah Susun Payung Hukum Sekolah Swasta Gratis

Kejaksaan ‘Ngebet’ Periksa Nadiem Makarim, Dianggap Tahu soal Proyek Pengadaan Laptop
