Kongres UAA Siap Digelar, Bahas Tuntas Perkembangan Urologi di Dunia

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 20 Juni 2024
Kongres UAA Siap Digelar, Bahas Tuntas Perkembangan Urologi di Dunia

Jumpa pers UAA. (Foto: UAA)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kongres Urological Association of Asia (UAA) akan kembali digelar di Indonesia. Puncak pertemuan ahli urologi di seluruh dunia ini akan berlangsung dari 5 hingga 8 September 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).

Sebanyak 5.000 ahli urologi dari 60 negara yang mayoritas dari benua Asia dipastikan akan menghadiri pertemuan ini. UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah kongres, yang tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration”.

UAA memiliki agenda utama untuk membahas perkembangan penyakit Urologi di seluruh dunia beserta metode terkini nan mengandalkan teknologi untuk mengatasinya.

"Perlu adanya wadah untuk para dokter agar bisa saling bertukar informasi terkait kemajuan teknologi atau keberhasilan kasus-kasus tertentu, salah satunya melalui Kongres UAA 2024," ujar Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., PhD, Wakil Menteri Kesehatan RI dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Rabu (19/6).

Baca juga:

Katanya Konsumsi Daging Merah Bisa Sebabkan Gagal Ginjal?

Selain itu, kongres ini akan dilangsungkan bersamaan dengan Annual Scientific Meeting of the Indonesian Urological Association (ASMIUA) ke-47 dan rapat Pan-Pacific Continence Society (PPCS) ke-18.

Dalam rangkaian kongres ini, diadakan pula Asian Urology Residents Course (AURC), Young Leadership Forum (YLF), dan Asian Urological Nursing Association (AUNA) dalam rangka memberdayakan tenaga kesehatan profesional melalui pelatihan khusus.

Sejumlah materi yang dibahas pada kesempatan tersebut ialah uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi perempuan.

Tak hanya itu, salah satu topik yang paling menarik untuk dipaparkan pada kesempatan ini ialah kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir, serta demonstrasi langsung bedah telerobotik yang akan dilaksanakan dari Denpasar dan terhubung dengan ahli di Beijing/Shenzhen, dengan jarak sekitar 8.500 km.

Baca juga:

Mengatasi Urologi Lebih Baik dengan Kemajuan Teknologi

Di kesempatan sama, Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD, President Elect of the UAA menjelaskan saat ini sudah terdapat 2083 dari 38 negara yang akan mengikuti UAA. Peserta kongres, lanjutnya, akan memiliki kesempatan untuk mengikuti workshop, kuliah interaktif,
dan presentasi poster yang menyuguhkan materi inovatif dari subspesialiasi.

"Kami berkomitmen untuk terus mempromosikan urologi di Asia, serta memperkecil kesenjangan dalam standar perawatan urologi di setiap negara, salah satunya dengan meningkatkan perawatan pasien dan pelatihan tenaga ahli bidang urologi," ujarnya.

Ponco juga menambahkan bahwa penyakit urologi perlu mendapat perhatian dan penanganannya harus terus mengikuti perkembangan teknologi, seperti pada urolithiasis (batu kantung kemih). Ia menegaskan kematian akibat batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak tahun 1990.

Isu penting lainnya adalah terkait transplantasi ginjal pada kasus gagal ginjal stadium akhir. Kebutuhan global akan transplantasi ginjal sangat besar dan terus meningkat karena beberapa faktor. "Kenyataan ini membuat kami menyoroti pentingnya pemantauan dan perencanaan terhadap sistem kesehatan, khususnya urologi, di masa depan,” tutupnya. (ikh)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan