Komisi VI DPR Usulkan Bentuk Panja Impor Atasi Defisit Perdagangan Indonesia


Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (14/8/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
MerahPutih.com - Neraca Perdagangan Indonesia bulan November 2019 kembali defisit sebesar US$ 1,33 miliar. Angka tersebut berasal dari ekspor November 2019 sebesar US$ 14,01 miliar dan impor sebesar US$ 15,34 miliar. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
Defisit ini sama seperti bulan-bulan sebelumnya, dimana sepanjang Januari hingga November ini, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 3,11 miliar. Meski terbilang tak setinggi akumulasi tahun 2018 yang defisit mencapai US$ 8,7 miliar.
Baca Juga
BPS: Neraca Perdagangan 2018 Pecahkan Rekor Defisit Terbesar, Minus US$8,57 Miliar
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tiga tahun awal pemerintahan Jokowi (2015-2017), yang berhasil mencetak skor positif dalam neraca perdagangan. Presiden Jokowi jengkel lantaran neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami defisit.

Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan mendesak pemerintah agar serius dalam menyelesaikan defisit neraca perdagangan ini.
“Pemerintah harus serius dalam mengelola perdagangan internasional kita, jangan sampai defisit ini menjadi hal yang wajar dalam perekonomian kita,” kata Nasim di Jakarta, Rabu (18/12)
Sebagai anggota komisi yang mengurusi tentang perdagangan. Dia mengaku akan secara serius mengawal defisit neraca perdagangan ini.
“Kita akan mendorong Komisi VI untuk membentuk Panja Impor agar dapat melihat secara komprehensif permasalahan neraca perdagangan kita,” ungkapnya.
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Bang NK ini melihat bahwa impor Indonesia merupakan barang-barang yang sifatnya konsumsi. Impor pada bulan November ini meningkat terutama pada jenis barang konsumsi yang mencapai 16,13% dibanding bulan sebelumnya. Dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, impor konsumsi naik 16,28%,”
"Sebisa mungkin impor kita harus benar-benar produktif. Dan misalkan bisa diproduksi di dalam negeri, kita harus memaksimalkan produk-produk dalam negeri kita,” tegasnya.
Nasim menginginkan agar arahan Presiden Jokowi untuk mengatasi defisit neraca perdagangan ini benar-benar serius dilaksanakan dan bukan hanya sekedar wacana. Karena pada dasarnya, Indonesia mempunyai sumber daya manusia dan sumber daya alam yang kaya.
Baca Juga
Defisit US$ 2,14 Miliar, Jokowi Sentil Menteri ESDM dan BUMN
“Kita harus benar-benar memperkuat pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia kita untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa di semua bidang, khusunya dalam rangka memaksimalkan ekspor produk-produk kita yang berkualitas internasional,” tutup Legislator dari Fraksi PKB ini. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Neraca Perdagangan Mei 2025 Surplus USD 4,30 Miliar

Donald Trump Paksa TSMC Bangun Pabrik di AS, Ancam Kenakan Pajak hingga 100 Persen

Prabowo Minta Kuota Impor Tak Diskriminatif, Anggap Hanya Untungkan Perusahaan Besar

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Berdagang Dengan China, Indonesia Selalu Defisit

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
