Kolaborasi Dukung Transformasi Digital Berkelanjutan di Sektor Peternakan


Indonesia memiliki potensi mengembangkan ekspor produk peternakan seperti daging ayam, sapi, dan produk turunannya. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)
INDONESIA memiliki potensi mengembangkan ekspor produk peternakan seperti daging ayam, sapi, dan produk turunannya. Permintaan global terhadap protein hewani terus meningkat, dan Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini jika mampu memenuhi standar kualitas dan kesehatan yang ditetapkan negara-negara tujuan ekspor.
Akses ke permodalan penting untuk memungkinkan peternak mengikuti tren modernisasi dan meningkatkan produktivitas mereka, memenuhi tuntutan pasar dan peraturan yang semakin ketat, serta mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin muncul dalam usaha peternakan.
Baca juga:

Memahami kondisi ini, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berkolaborasi dengan BroilerX, perusahaan teknologi yang memiliki visi untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan di sektor peternakan. Melalui kolaborasi ini, Amartha berkomitmen menyalurkan permodalan senilai Rp 100 miliar rupiah bagi peternak binaan BroilerX dengan besaran pembiayaan mulai dari Rp 100-700 juta rupiah per orang.
Program kemitraan ini menargetkan ratusan peternak yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk berpeluang menerima fasilitas pinjaman modal kerja dari Amartha.
"Lewat kerja sama ini, peternak dapat mengakses layanan keuangan inklusif dari Amartha sekaligus mengadopsi teknologi smart farming yang disediakan oleh BroilerX," kata Head of Business Partnership Lending Amartha Adityo Putranto, dalam siaran resminya.
Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Baca Juga:

Selain itu, para peternak juga memiliki tenor pembiayaan yang berbeda dengan mitra perempuan binaan Amartha. Melalui program Kemitraan Partner Farming, peternak dapat memilih tenor pembiayaan yang lebih singkat sesuai masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari.
Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling berbasis AI, yang akan menghasilkan credit scoring akurat bagi peternak.
"Kami memiliki keahlian untuk menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas peternakan," kata CEO BroilerX Prastyo Ruandhito.
Amartha mengakui bahwa dalam mendorong pemerataan kesejahteraan penting untuk melihat aspek transformasi digital yang berkelanjutan. UMKM akar rumput membutuhkan intervensi dari banyak pihak untuk dapat mengadopsi teknologi digital di berbagai aspek, seperti layanan keuangan, perluasan jangkauan pasar, hingga produktivitas usaha. (and)
Baca Juga:
Waspadai Bakteri di Makanan Cepat Saji
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Peternak Ayam Gelar Aksi Mandi Jagung Menuntut Mentan Mundur, Harga Jagung Tembus Rp 7.000

Digitalisasi Pasar Tidak Bisa Dihindarkan, Gubernur Pramono: Kurangi Copet

Startup AI DeepSeek Dituding Bantu Militer China dan Gunakan Perusahaan Cangkang Asia Tenggara

Pemerintah Siapkan 525.995 Hektare Untuk Ekosistem Peternakan Nasional, Uji Coba di Sumba NTT

Kementan Klaim Kasus PMK Sudah Terkendali, dari Ribuan Kini Tinggal Ratusan Ternak

Pemerintah Diminta Jangan Pungut Biaya Vaksin PMK

3.000 Orang Daftar Jadi Anggota Polri Lewat Jalur Ahli Gizi dan Peternakan

Aksi Protes Buang Susu Hasil Panen, Dinas Peternakan Jateng Angkat Bicara

Aksi Protes Pedagang-Peternak Boyolali Buang Susu Rp 400 Juta Buat Mandi

Peternak Buang Ribuan Liter Susu Karena Serapan Dibatasi, Diduga Utamakan Impor
