Koalisi Perempuan Pembela HAM Soroti Isu Solidaritas di ASEAN

Soffi AmiraSoffi Amira - Sabtu, 30 November 2024
Koalisi Perempuan Pembela HAM Soroti Isu Solidaritas di ASEAN

Koalisi Perempuan Pembela HAM soroti isu solidaritas di ASEAN. Foto: Unsplash/ Markus Spiske

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Koalisi Perempuan Pembela HAM (PPHAM) menggelar diskusi publik bertajuk "Perempuan Pembela HAM: Meneguhkan Solidaritas dan Gerakan Perempuan di ASEAN" dalam rangka Peringatan Hari Perempuan Pembela HAM (PPHAM) Internasional 2024, yang jatuh setiap 29 November.

Diskusi ini menghadirkan empat narasumber penting dari kawasan Asia Tenggara, yakni Prof.Nymia Pimentel (Philipines Alliance Human Rights Advocate), Shivani Verma (OHCHR), Piyanut Kotsan (Amnesty Internasional Thailand), dan Theresia Iswarini (Komnas Perempuan).

Diskusi tersebut menyoroti isu kekerasan terhadap Pembela HAM, termasuk Perempuan Pembela HAM (PPHAM) di Asia Tenggara. Analisis Bersama Forum Asia dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) tentang Situasi Pembela HAM di Asia.

Diketahui, terdapat 606 kasus kekerasan terhadap PHAM di Asia Tenggara selama kurun waktu 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2023. Dari angka tersebut, 33 dialami PPHAM.

Baca juga:

Komnas HAM Desak Proses Penegakan Hukum Polisi Tembak Polisi Adil dan Transparan

Pada diskusi tersebut, Direktur Eksekutif KEMITRAAN Laode M. Syarif, menggarisbawahi posisi Pembela HAM yang semakin rentan dengan perubahan situasi politik dan kepemimpinan di berbagai negara Asia Tenggara yang semakin represif.

Hal itu diperburuk dengan kembalinya kekuasaan rezim masa lalu yang sarat dengan kasus pelanggaran HAM dan anti demokrasi, seperti yang terjadi di Filipina.

“Kekerasan aparat terhadap Pembela HAM, Aktivis Perempuan, Aktivis Lingkungan itu selalu ada, apalagi jika secara kebijakan belum ada perlindungan hukum pada pembela HAM,” ujar dia.

Baca juga:

NOC Indonesia Tegaskan Komitmen Perlindungan Atlet dari Ancaman Kekerasan Psikis hingga Seksual

Kondisi yang tidak baik-baik saja bagi PPHAM juga diamini oleh Ketua Komnas Perempuan. Ia mengatakan ancaman atau bahkan serangan terhadap PPHAM dari aktor negara dan nonnegara menunjukkan keberadaan PPHAM yang belum diakui.

“Ancaman terhadap PPHAM yang berasal dari dari Aktor Negara maupun non-negara ini terjadi dalam berbagai ruangnya, sehingga penting mengakui keberanian dan juga kegigihan PPHAM dengan disertai upaya kolektif untuk mendukung dan memberikan perlindungan yang lebih baik,” pungkas Andy. (far)

#Hak Asasi Manusia #Perempuan #Diskusi
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Berita Terkait

Indonesia
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Menurutnya, perempuan berhak memegang jabatan publik dan negara di semua tingkatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Puan Maharani Sebut Keterwakilan Perempuan di DPR Pecahkan Rekor
Indonesia
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Daycare adalah investasi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas dan loyalitas pekerja perempuan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Juli 2025
Legislator Ingatkan Pentingnya Fasilitas Pendukung untuk Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan
Dunia
Pertama dalam Sejarah nih, Pembelot Korea Utara Gugat Kim Jong-un atas Tindakan Penyiksaan
Selama bertahun-tahun, kelompok hak asasi internasional telah mendokumentasikan dugaan pelanggaran HAM oleh Korea Utara.
Dwi Astarini - Kamis, 10 Juli 2025
 Pertama dalam Sejarah nih, Pembelot Korea Utara Gugat Kim Jong-un atas Tindakan Penyiksaan
Berita Foto
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Ketua Umum Pita putih Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo (kanan) menerima penghargaan RA Kartini Award 2025 Kategori Inspiring Women in Empowering Women dari CEO Transmedia, Atiek Nur Wahyuni dalam malam anugerah RA Kartini Award 2025 di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 26 Juni 2025
Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025
Berita Foto
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Anak-anak bermain di RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 25 Juni 2025
Kolaborasi Bangun Kota Jakarta jadi Kota Global Ramah Anak dan Perempuan
Indonesia
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos
Keterlibatan kaum perempuan itu awalnya dimulai dari peran sebagai kurir yang dianggap aman sindikat karena minim kecurigaan aparat.
Wisnu Cipto - Selasa, 24 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga Jadi Target Rekrutan Sindikat Narkoba, Dari Kurir Sampai Jadi Bos
Indonesia
Bisnis Kasino Harus Dilokalisasi dan Dikenakan Pajak Menurut Guru Besar UI
Guru besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana mencontohkan larangan rokok di Indonesia, tetapi perokok tetap merokok.
Frengky Aruan - Sabtu, 07 Juni 2025
Bisnis Kasino Harus Dilokalisasi dan Dikenakan Pajak Menurut Guru Besar UI
Berita Foto
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Founder of Alunjiva Indonesia, Nicky Clara (tengah) dan Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, Kristy Nelwan (kanan) saat peluncuran Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas di Jakarta, Rabu (4/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 04 Juni 2025
Unilever Indonesia Luncurkan Program Pemberdayaan UMKM Perempuan dan Disabilitas
Indonesia
Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) diajak ikut membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dwi Astarini - Jumat, 30 Mei 2025
Rakernas dan Rapimnas GAMKI, Komitmen Advokasi Isu Perempuan
Berita Foto
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis 98 memegang instalasi seni pada diskusi publik refleksi reformasi 1998 di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 24 Mei 2025
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Bagikan