Klaster Petamburan Picu Ledakan Kasus Corona di Tempat Lain


Massa pendukung Rizieq Shihab. (Foto: Antara).
MerahPutih.com - Kepala Suku Dinas (Kasudinkes) Jakarta Pusat , Erizon Safari, menyoroti acara pimpinan FPI Rizieq Shihab yang menimbulkan kerumunan di Petamburan pada akhir pekan lalu.
Terlebih, Lurah Petamburan Setiyanto, yang belakangan dinyatakan positif COVID-19, pernah datang memantau kegiatan tersebut.
Erizon mengatakan, pihaknya tak hanya mewaspadai kemungkinan munculnya kasus positif di kawasan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tapi juga di kawasan lain. Sebab, peserta acara HRS itu datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar DKI Jakarta.
Baca Juga
"Setiap kasus positif bakal kita tracing (lacak). Bisa jadi kasusnya meledak bukan di Petamburan, tapi di tempat lain," kata Erizon kepada wartawan, Kamis (19/11).
Erizon juga menyoroti adanya peserta acara yang tidak menggunakan masker ataupun menggunakan masker secara tidak tepat. Tindakan seperti itu meningkatkan risiko penularan virus corona. Namun, ia kembali menekankan bahwa orang yang hadir itu tak semuanya warga Petamburan.
"Bisa jadi dari entah berantah dan bawa virus ke sana. Kita mesti waspada. Namanya pandemi kan bisa ke mana-mana," ujar Erizon.

Oleh karena itu, kata dia, strategi contact tracing atau pelacakan kontak erat dilakukan Pemerintah Provinsi DKI secara holistik. Semua Puskemas di tiap kecamatan melakukan contact tracing.
"Artinya, kalau ada yang lapor, walau lokasinya di Jakarta Utara tapi dia pernah ke sana (acara HRS), maka akan dilakukan contact tracing," ucap Erizon.
Dia menambahkan, jajarannya saat ini sangat waspada dengan lonjakan kasus ataupun terciptanya klaster baru Covid-19. Sebab, masa inkubasi virus corona sekitar 14 hari. Sedangkan acara HRS baru berselang enam hari dari sekarang.
"Kita tidak boleh lengah," kata dia.
Kini, lanjut dia, pihaknya sudah melakukan contact tracing terhadap orang yang pernah kontak erat dengan Lurah Setiyanto. Contact tracing yang dilakukan bahkan diperluas, dari biasanya 1 berbanding 10 menjadi 1 berbanding 20.
"Sekarang tracing-nya diperluas. Kalau kemarin cuma 1 berbanding 10, sekarang 1 banding 20 atau lebih," kata Erizon.
Contact tracing biasanya dilakukan terhadap 10 orang yang pernah kontak erat dengan seseorang yang positif COVID-19 guna mengetahui penyebaran virus.
Erizon menjelaskan, contact tracing terhadap orang yang kontak erat dengan Lurah Setiyanto sudah dimulai jajaran Puskemas Tanah Abang sejak kemarin (18/11).
Baca Juga
Sasarannya adalah anggota keluarga Setiyanto, stafnya di kantor Kelurahan, dan orang-orang yang ditemui selama berkegiatan.
"Bisa jadi, karena beliau banyak beraktivitas di Petamburan (kerumunan HRS), akan dikerjakan di sana lebih banyak," kata Erizon. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
