Klaim Produk Skincare, Jujur atau...?


Klaim pada produk perawatan kulit semakin berani dan beragam.(Unsplash_Kitera Dent)
KEMUNCULAN tren merawat kulit membuat banyaknya pilihan perawatan kulit yang berkembang. Klaim yang diberikan juga semakin hari terlihat semakin berani. Memperbaiki kulit, membuat kulit lebih kencang, membuat wajah terlihat 15 tahun lebih muda. Beberapa klaim itu mungkin sering tertera pada suatu produk perawatan kulit.
Namun, apakah semua klaim yang tertulis pada kemasan sebuah produk perawatan kulit dapat terealisasikan sepenuhnya pada kulit? Seperti dilansir, CNA Lifestyle, berikut pandangan dan penjelasan dari dokter kulit mengenai hal tersebut.
BACA JUGA:
Sampo Kering Habis? 4 Alternatif Ini Ampuh Mengatasi Rambut Berminyak
1. Tidak ada aturan yang mengatur klaim dari sebuah produk kecantikan

Menurut Dr Kong Yan Ling, salah seorang dokter kulit di Klinik DS Skin & Wellness, Singapura, para produsen dari produk perawatan kulit tidak diharuskan membuktikan bahwa produk mereka benar-benar melakukan apa yang dituliskan pada kemasan produk.
Meskipun begitu, hal itu bukan berarti setiap pembuat produk perawatan kulit dapat memasukkan secara asal bahan-bahan berbahaya pada formulasi produk. Hal itu disebabkan setiap negara memiliki peraturannya sendiri untuk memastikan bahwa seluruh produk kosmetik yang dihasilkan diformulasikan sesuai dengan standar keamanan. Peraturan dan standar itu tentunya berbeda-beda di setiap negara.
Jadi, saat kamu membeli krim wajah yang memiliki klaim akan membuat wajah 15 tahun lebih muda dan yang kamu dapatkan hanyalah wajah yang lebih lembap. Tentunya kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, tentu saja terdapat produk perawatan wajah yang bisa memenuhi beberapa klaim yang mereka tawarkan. Biasanya produk itu dikenal sebagai ‘cosmeceuticals' atau produk kecantikan yang mengandung obat-obatan dengan bahan aktif yang ditujukan untuk mengubah struktur fisik dan fungsi kulit.
2. Risiko efek samping

Dewasa kini, masyarakat semakin terobsesi dan menekankan pada penampilan seseorang. Tidak mengherankan jika sebagian konsumen sering kali menginginkan perubahan yang cepat untuk mengatasi permasalahan kulit mereka. Namun, penting bagi konsumen untuk mengetahui dan memahami mengenai potensi efek samping yang mungkin terjadi jika sebuah produk terlalu cepat memberikan hasil pada kulit.
Mereka yang memiliki kulit sensitif memiliki risiko yang lebih tinggi dan rentan terhadap risiko iritasi akibat menggunakan sebuah produk. Jika kamu termasuk salah satunya, akan lebih baik jika kamu menghindari produk yang mengklaim produknya dapat memberikan banyak hal dan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam waktu singkat. Produk itu biasanya mengandung zat aktif yang kuat yang dapat memicu risiko iritasi pada kulit.
3. Lengkapi diri dengan pemahaman yang lebih luas

Jika kamu merupakan salah seorang yang sulit untuk menahan rasa ingin mencoba produk perawatan wajah terbaru, lebih baik kamu memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai zat dan bahan-bahan yang terkandung dalam sebuah produk perawatan wajah. Kong menjelaskan, daripada mempercayai klaim dari sebuah produk, akan lebih baik jika konsumen memeriksa langsung kandungan zat dan bahan yang berada pada produk tersebut. Oleh karena itu, konsumen perlu memahami kebutuhan dan jenis kulit, sehingga dapat menentukan zat apa yang akan bermanfaat bagi kulit.
Untuk kulit kering, zat seperti glycerin, hyaluronic acid, ceramides, lidah buaya, dan shea butter baik bagi kulit. Untuk kulit berminyak, kandungan retinol, salicylic acid, niacinamide, dan grapeseed oil merupakan kandungan yang baik. Sementara itu, untuk kulit sensitif, produk perawatan wajah yang memiliki kandungan bakuchiol, minyak jojoba, squalane , dan ceramide cocok untuk kulit mu.(cit)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
