Kiat Pekerja Shift Malam Kurangi Risiko Hipertensi


Pekerja shift malam harus menjaga waktu tidur di pagi dan siang hari. (Foto: Unsplash/devn)
HIPERTENSI disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya ialah kurangnya waktu istirahat. Mereka yang waktu tidurnya tidak ideal, berisiko mengalami penyakit tekanan darah tinggi ini. Lantas, bagaimana dengan para pekerja shift malam, apakah mereka bisa terhindar dari hipertensi?
Para pekerja shift malam memang harus tetap terjaga di malam hari, sehingga mereka tidak bisa memiliki pola tidur seperti orang normal pada umumnya. Namun, dr. Bambang Widyantoro SpJP(K), PhD mengatakan begadang karena harus bekerja di malam hari tak selalu menjadi faktor seseorang mengalami hipertensi.
Baca Juga:
Menurut Bambang, yang perlu dipahami ialah hipertensi dapat mengintai apabila seseorang tidak cukup beristirahat. Maka dari itu, para pekerja shift malam kata Bambang bisa mengubah pola waktu tidurnya, yakni pada pagi dan siang hari. Untuk durasi waktu tidurnya, yakni tetap enam sampai delapan jam.

"Bukan semata-mata begadang yang bisa meningkatkan risiko hipertensi. Pekerja shift malam punya waktu istirahat di daytime. Tentu itu tetap bisa menjaga risiko terkena berbagai macam penyakit, termasuk hipertensi," kata Bambang kepada merahputih.com saat ditemui di Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Menjaga durasi tidur ideal, lanjut Bambang, memang sulit. Jangankan pekerja shift malam, bagi orang nan memiliki jam kerja normal juga sulit untuk menjaga waktu tidur malam. Meski begitu, ia menyarankan untuk tetap menjaga kualitas tidur apabila tidak bisa memenuhinya secara kuantitas.
Baca Juga:
Selain itu, pola hidup yang baik juga harus tetap diterapkan. Ia mengatakan apabila pekerja shift malam masih merokok dan makan sembarangan, risiko terkena hipertensi akan semakin tinggi. "Ditambah lagi dengan rokok, makan gak dijaga, jarang olahraga, ya selesai lah (berisiko tinggi terkena hipertensi)," jelasnya.

Yang tidak kalah penting, Bambang menegaskan agar para pekerja shift malam tetap berusaha meluangkan waktu untuk berolahraga. Tidak perlu olahraga berat, cukup lakukan aktivitas ringan seperti berjalan.
"Meskipun ringan tapi bisa teratur (olahraga) itu bisa mengurangi risiko terkena hipertensi," tutup Bambang. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
