Ketika Kartini-Kartini Muda Mengayuh Becak Sambil Berkebaya

Siswi SMA mengayuh becak dengan mengenakan kebaya (Foto: MP/Win)
MerahPutih.Com - Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April tak pernah terlewatkan. Biasanya, siswa di sekolah ikut menyemarakannya, yakni siswa putri menggunakan pakaian kebaya sedangkan siswa putra menggunakan pakaian beskap.
Peringatan hari Kartini juga dilakukan oleh berbagai komunitas di tanah air, salah satunya Komunitas Pejalan Kaki (KPK) Solo, Sabtu (21/4) di kawasan Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Solo.
Seperti biasa, para perempuan menggunakan pakaian kebaya dan berdandan cantik. Dandanan cantik mereka berubah seketika, kala mereka mengayuh becak. Ya dalam kegiatan ini, mereka mengadakan kegiatan lomba mengayuh becak.
Tentu ini tak mudah, apalagi saat mengayuh becak para peserta tidak melepas kebaya yang dikenakannya. Pemandangan ini pun jarang ditemui. Bahkan, untuk naik ke atas becak saja, tak jarang para peserta terlihat kesusahan, karena harus menaikan jarik yang digunakan sebagai celana.
Begitu saat semua peserta sudah naik, terlihat seseorang pun memberikan aba-aba. Dan masing-masing peserta tampak dengan penuh tenaga mengayuh becak tersebut. Namun apa daya, baru beberapa meter becak yang dikemudikannya keluar dari perlintasan dan tak jarang menabrak penonton.
Hal ini pun mengundang gelak tawa baik peserta, panitia maupun penonton. Sri Wahyuni salah seorang peserta mengaku cukup kesulitan untuk mengedalikan becak tersebut, apalagi ini baru ia lakukan sekali dan tanpa ada persiapan khusus.
”Susah, mau belok aja berat banget. Apalagi saat mengayuh becak, tidak bisa bebas karena pakai kebaya, tapi asik juga, seru,” jelasnya kepada wartawan usai ikut perlombaan.
Selain lomba mengayuh becak, kegiatan tersebut didahului dengan prosesi kirab dengan membawa foto sosok Kartini hingga upacara dan doa bersama.
Sementara itu Ketua Panitia Kegiatan Heni Sulistyorini mengatakan, ide kegiatan ini terkesan mendadak. Namun, tak mengurangi animo peserta untuk ikut terlibat.
"Kenapa kami memilih becak, karena becak kan identik pekerjaan kaum laki-laki, namun dengan hal ini kami membuktikan jika laki-laki dan perempuan tak ada yang membeda-bedakan,” katanya.
Ketika ditanya tentang sosok Kartini, menurutnya sosok Kartini seorang yang inspiratif, yang mau menciptakan pemikiran-pemikiran baru.”Setidaknya semangat Ibu Kartini bisa tertular melalui kegiatan ini,” tegasnya.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Win, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya.
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Misteri Raden Ajeng Kartini Vegetarian yang Mati Muda
Bagikan
Berita Terkait
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Deretan Tokoh Perempuan Indonesia Raih Penghargaan RA Kartini Award 2025

Pementasan ‘Terbitlah Terang’ Gemakan Suara Kartini lewat Pembacaan Surat dan Gagasannya

Hari Kartini, Ketua DPR Soroti Angka Pelecehan Perempuan Tinggi Minta Korban Berani Bersuara

Menteri PPPA Sebut Perjuangan Kartini Terus Hidup dalam Generasi Muda, Perempuan Bisa Bebas Menentukan Nasib Sendiri

Hari Kartini, Pemerintah Minta Suami Tidak Iri Pada Istri

Hari Kartini, Gubernur Jawa Timur: Perempuan Aktor Utama Ketahanan Bangsa

Hari Kartini Jadi Momentum Perempuan Tunjukkan Kelas, Berdaya dan Mematahkan Diskriminasi

Jokowi Ajak Masyarakat Rayakan Hari Kartini Sebagai Lambang Perjuangan Perempuan

Bukan Soal Emansipasi, Ini Perjuangan RA Kartini untuk Indonesia
