Ketika Jokowi Terpilih Kembali, Kapitra: Tak Ada Makan Siang Gratis


Presiden Jokowi bersama Ibu Negara saat mencoblos pada Pilgub DKI 2017. (MP/Dery Ridwansah)
MerahPutih.com - Politikus PDIP Kapitra Ampera mengatakan bahwa koalisi pendukung pemerintah dibangun dengan susah payah dan penuh perjuangan, termasuk saat memenangkan Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 lalu.
Dengan adanya dukungan partai itu, pria yang menjadi salah satu tokoh pendiri Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) itu menyatakan bahwa tidak ada koalisi politik yang gratis.
Baca Juga:
“Ketika Jokowi terpilih, maka tidak ada makan gratis. Tidak hanya partai politik, relawan-relawan juga akan meminta jatahnya. Itu karena, kekuasaan identik dengan kemewahan duniawi,” kata Kapitra kepada wartawan di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/10).

Sebagai negara demokrasi, oposisi harus menjadi penyeimbang. Jika tidak ada oposisi, maka demokrasi itu akan mati dengan sendirinya.
“Demokrasi harus punya alat uji, alat ujinya opisisi. Semakin hidup oposisi, maka semakin baik demokrasinya. Kalau mayoritas sudah mendukung pemerintah maka akan mudah, tapi kelemahannya demokrasi mati,” jelas Kapitra.
Baca Juga:
Ia juga mengatakan bahwa negara ini harus dibangun dengan konstitusi. Presiden jangan sampai terjebak dalam opini-opini yang justru bisa menyanderanya sehingga tidak bisa bekerja dengan maksimal dalam mewujudkan kesejahteraan.

Presiden Jokowi dan Presiden ke-5 Megawati saat di Istana Merdeka pada November 2016. (Foto: Humas/Jay/setkab.go.id)
“Sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana mengawal kesejahteran, agar bisa diwujudkan oleh Presiden. Kalau Presiden hanya terjebak dengan opini, maka dia tidak bisa berbua apa-apa. Kerjanya, nanti hanya membuat counter opini saja,” jelas Kapitra.
Sebelumnya, beberapa partai di luar pemerintah seperti Gerindra, PAN, dan Demokrat dikabarkan ingin sekali bergabung dengan koalisi Joko Widodo. Namun, tak sedikit partai utama pendukung Jokowi yang terkesan berat hati jika mereka tiba-tiba diberikan jabatan di pemerintahan. (Knu)
Baca Juga:
Maju di Pilkada, Gibran dan Bobby Nasution Dianggap Bagian Politik Dinasti Jokowi
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta

Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
