Ketahui Strain Baru COVID-19 Arcturus
Omikron XBB.1.16, kemudian dikenal sebagai "Arcturus" menjadi sub varian baru COVID-19 dengan gejala baru: konjungtivitis. (Foto: Freepik/User3802032)
SUB-varian baru COVID-19 telah menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Omikron XBB.1.16, yang kemudian disebut sebagai "Arcturus", menyebabkan pasien menunjukkan banyak gejala yang sudah dikenal dari varian COVID-19 sebelumnya.
Namun ada beberapa penambahan gejala baru seperti konjungtivitis. Melansir laman Healthline, varian baru yang sangat menular ini pertama kali ditemukan di India dan kini terdeteksi sudah ada di 29 negara.
Para ahli mengatakan varian ini perlu mendapat perhatian, tapi varian ini tidak memprihatinkan.
Lalu apa perbedaan varian ini dengan jenis COVID-19 lainnya?
“Telah dilaporkan bahwa profilnya mirip dengan sub-varian omicron sebelumnya, tapi mutasi tambahan pada protein lonjakan dapat menyebabkan potensi peningkatan infektivitas dan patogenisitas,” kata Hannah Newman MPH, direktur pencegahan infeksi di Lenox Hill.
Ia pun menambahkan bahwa strain tersebut dianggap sebagai Varian Di Bawah Pemantauan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
“Arcturus adalah sub-varian omicron. Jadi, terkait dengan omicron. Nomor dua, ia memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang membuatnya lebih menular daripada omicron." kata Dr. William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan, kebijakan kesehatan, dan profesor, Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University.
Baca juga:
Schaffner menjelaskan, varian baru ini menghasilkan penyakit yang sama dengan varian sebelumnya dan tampaknya tidak terlalu parah. Namun, ada beberapa ciri klinis yang membuatnya berbeda.
Pertama, cenderung menimbulkan demam tinggi. Omicron dapat menyebabkan demam, tetapi banyak orang yang terinfeksi tanpa demam sama sekali.
Penyebab demam pada varian baru ini karena ada respons terhadap peradangan tubuh. Hal lain yang lebih khas adalah, terutama pada anak-anak, ia memiliki kecenderungan untuk menghasilkan konjungtivitis, yaitu peradangan pada bagian luar mata.
Lalu bagaimana cara melindungi diri dari varian baru?
“Langkah pencegahan COVID-19 tetap sama dengan sub varian Arcturus. Tetap up-to-date dengan vaksinasi dan booster, kenakan masker, jarak sosial, cuci tangan, dan usahakan untuk menghabiskan waktu di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik,” kata Newman.
Mendapatkan vaksinasi adalah salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak serius COVID-19. Sementara efek dari vaksin mirip dengan penyakit COVID-19 asli, virus itu sendiri telah berubah sedikit dan lebih baik dalam menghindari vaksin asli.
Baca juga:
Itulah mengapa penting untuk meningkatkan vaksin dengan penguat bivalen baru, yang juga menargetkan beberapa galur SARS-CoV-2 termasuk galur omicron.
Apakah varian COVID-19 baru ini berbahaya?
Saat ini, para ahli baru mengawasi dengan cermat, tetapi mereka belum mengkhawatirkannya seperti wabah awal virus. Meski begitu, berhati-hati adalah tindakan yang bagus.
“Tidak ada alasan untuk panik,” kata Newman.
“Kami telah melihat varian yang diklasifikasikan sebagai 'varian dalam pemantauan' sebelum itu tidak menjadi masalah besar. Namun, di dunia pasca-COVID kita di mana pembatasan dicabut dan langkah-langkah pencegahan dilonggarkan, inilah saat yang tepat untuk memperhatikan angka dan berpikir untuk lebih waspada dengan langkah-langkah keamanan,” sambung Newman.
Schaffner menambahkan bahwa varian ini tetap berisiko untuk orang dalam dengan usia lebih dari 65 tahun atau usia berapa pun dengan penyakit penyerta (komorbid).
Selain itu, kewaspadaan perlu diterapkan pada perempuan hamil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan.
Kelompok tersebut harus terus berhati-hati dalam mengenakan masker dan sangat berhati-hati untuk beraktifitas apalagi bila harus di dalam ruangan di mana ada banyak orang. (dgs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera