COVID-19 Bisa Dideteksi lewat Penciuman Anjing


Kedua anjing pengendus COVID-19 bernama Scarlett dan Rizzo. (Foto: California Department of Public Health)
TIDAK semua orang tahan sensasi benda asing memasuki rongga hidung. Contoh sederhana yakni ketika sedang melakukan tes swab. Saking tidak tahannya, seseorang bisa saja bersin hingga mengenai tangan nakes saat prosesnya. Hal ini tentunya cukup untuk membuat seseorang malu.
Seiring makin banyak dan mendalam penelitian tentang COVID-19, sekarang kita tak perlu lagi melakukan swab. Pasalnya kita bisa mendeteksi terkena COVID-19 atau tidak hanya dengan endusan seekor anjing.
Seperti dilansir CNN, Dr. Carol Glaser dan timnya menerapkan program pengujian COVID-19 ke sekolah dasar dengan menggunakan seekor anjing Labrador kuning. Anjing itu akan mengendus kaki anak-anak SD satu persatu di balik tirai. Setiap kali mengendus, setelahnya ia akan melihat kembali ke pawang.
Aroma yang diendus bukanlah bau kaki yang jarang dicuci, melainkan senyawa organik mudah menguap yang diketahui terkait dengan infeksi COVID-19. Anjing akan memberi tahu pawangnya ketika mereka mendeteksi kaus kaki yang memiliki jejak penyakit.
Baca juga:
“Kami mengumpulkan beberapa kaus kaki dari orang-orang yang bersedia menyumbangkannya. Setelah itu, kami mengajari anjing-anjing itu dengan mencium kaus kaki yang terkena COVID-19 dan mereka dapat menangkapnya dengan sangat cepat. Kemudian, kami pindah ke sekolah dan mulai melakukan tes pengendusan pergelangan kaki anak-anak,” kata pelatih anjing Carol Edwards.
Hasilnya penggunaan anjing sebagai pengganti swab justru lebih efisien dan bersifat noninvasif. Selain itu, dengan menerapkan skrining COVID-19 menggunakan anjing membantu menghemat mulai dari waktu, tenaga kerja, dan biaya. Ditambah lagi menggunakan anjing jauh lebih menyenangkan dan tidak menyeramkan dari memasukkan alat swab ke dalam hidung.
Baca juga:

“Aku pikir jika kita memiliki anjing di sekolah untuk menyaring siswa yang terkena COVID-19, itu akan jauh lebih cepat dan tidak membebani sekolah. Ingat ketika tes antigen dilakukan di sekolah, bukan di rumah, ada banyak peraturan dan ketentuan yang berlaku di bawah itu. Ini tidak sesederhana hanya membagikan hal-hal itu di sekolah dan menyuruh anak-anak melakukannya,” kata Dr Glaser.
Sejak diterapkannya skrining COVID-19 menggunakan anjing dari April hingga Mei 2022, anjing-anjing telah mengunjungi 27 sekolah di California dan telah menyelesaikan lebih dari 3.500 pemutaran skrining. Hanya dalam rentang waktu sesingkat ini, kinerja para anjing berhasil mengurangi volume tes antigen hingga sekitar 85 persen. (kmp)
Baca juga:
Bukan Hanya Anjing, Kepolisian di California Hadirkan Kelinci di Satuannya
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
