Kerajinan Tekstil Tradisional Jepang Ini Dibuat dengan Kuku yang Beralur
Melibatkan seniman pengikir kuku. (Foto: Twitter/Kiyohara Seiji)
METODE tradisional yang menarik dalam menenun tekstil di Jepang melibatkan senimannya yang mengikir kuku mereka menjadi alur-alur kecil, jika diinginkan oleh mereka.
Melansir laman Tyla, ujung bergerigi membantu memastikan benang mengarah ke arah yang tepat dan pada jarak yang tepat yang diperlukan saat membuat brokat tradisional tsumekaki hon tsuzure ori.
Baca juga:
Rumah Hantu 'Drive-In' Jepang Hadirkan Suasana Zombie Apocalypse
Ini adalah brokat detil dan tahan lama dengan metode paku kikir. Pembuatannya telah menjadi bagian dari cara tradisional Jepang setidaknya sejak seribu tahun, menurut Kiyohara Seiji, perwakilan dari Kiyohara Textile Co. Ltd.
Tsuzure Ori dalam bahasa Jepang berarti "menenun paku", menurut Ardent Thread. Dan beberapa penenun yang bekerja dengan metode yang dikenal rumit ini mengikir kuku mereka ke dalam alur kecil.
Tsuzure Ori bisa menjadi serumit atau sesederhana yang diinginkan penenun. Dipercaya sangat membutuhkan fokus visual yang kuat. Ini artinya bahwa penglihatan beberapa seniman dapat dengan mudah memburuk seiring berjalannya waktu.
Potongan di bagian akhir yang menakjubkan yang dibuat dengan metode Tsuzure Ori, membuatnya tampak seolah-olah tenun tersebut sebenarnya telah dilukis ke kain alih-alih diulir.
Kecuali ada pesanan khusus, penenun tidak membuatnya. Sehingga tsuzure bisa menjadi lebih berharga dan bernilai daripada kain tenun lainnya, seperti yang dijelaskan dalam kutipan wawancara dengan Ibu Fuwa di Artistic Handloom Weaver, dengan Ardent Thread.
Baca juga:
Mobil Terbang Canggih Terkecil di Dunia ala Jepang
Dengan cara ini seniman menggunakan gulungan dan sisir untuk menenun, bersama dengan kuku bergerigi mereka. Namun tidak semua orang menggunakan metode ini untuk mengikir kuku mereka.
Metode kuno ini paling umum di prefektur Shiga. Dan memiliki hubungan dengan periode Muromachi antara tahun 1336 dan 1573. Metode khusus ini juga telah digunakan di Jepang selama sekitar 1.000 tahun, menurut laman Colossal.
Buat yang tertarik atau penasaran dengan kesenian ini, kamu dapat mempelajari bagaimana cara kerja metode ini dengan menyimak videonya. (lgi)
Baca juga:
Boleh Bermalam di Ozu, Kastil Kayu Berusia Berabad-Abad di Jepang
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Jepang Cabut Imbauan Megaquake, Minta Warga Tetap Waspada Sepekan setelah Gempa Magnitudo 7,5
ONE OR EIGHT Rilis 'GATHER Limited Edition', Merchandise Spesial Sambut Mini Album Baru
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
14 Gempa Susulan Hantam Prefektur Aomori Jepang, Peringatan Tsunami Sudah Dicabut
Gempa Magnitude 7,6 Guncang Wilayah Timur Laut Jepang, 7 Orang Terluka dan 90 Ribu Penduduk Dievakuasi
Setelah Kemalingan, Museum Louvre Alami Kebocoran yang Merusak Koleksi Buku
China Kerahkan 100 Kapal AL Imbas Pernyataan Kontroversial PM Jepang
Album Baru Awich 'Okinawan Wuman' Usung Misi Persatuan Hip-Hop Global
Ketok Harga Bikin Orang Kapok Liburan di Banten, DPRD Desak Regulasi Tarif Wisata
Wisatawan Indonesia Andalkan Fitur AI untuk Rekomendasi dan Layanan Hotel