Kepala PVMBG: Gunung Semeru Sedang Tidak Baik-baik Saja


Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru, terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (16/2). Foto: ANTARA/Irfan Sumanjaya
MerahPutih.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Sebab, Gunung Semeru menyimpan potensi bahaya, mulai dari lontaran material erupsi, guguran lava pijar, awan panas, hingga banjir lahar hujan.
"Sebetulnya parameter semuanya positif bahwa gunung ini sedang tidak baik-baik saja hanya yang perlu ditekankan adalah antisipasi kalau awan panasnya bisa mencapai jarak yang jauh," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dikutip dari ANTARA, Jumat (16/2).
Baca juga:
Gunung Semeru Erupsi, Masyarakat Diminta Jauhi Aliran Sungai
Berdasarkan pemantauan visual yang dilakukan PVMBG pada 1 Januari 2024-14 Februari 2024, asap letusan tampak berwarna putih kelabu dengan ketinggian antara 200 hingga 2.000 meter di atas puncak kawah.
PVMBG juga mengamati, awan panas dan guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 600 hingga 1.500 meter ke arah Besuk Kobokan.
"Kalau kami melihat baik secara visual maupun kegempaan relatif monoton. Masalah dari Gunung Semeru adalah kubah lava di puncak," kata dia.
Hendra mengatakan, kubah lava yang memiliki ketinggian mencapai 300-an meter dari dasar kawah telah menimbulkan dampak bahaya tambahan. Hal itu juga mengakibatkan jarak luncur awan panas melebihi 11 km pada Desember 2022.
Baca juga:
Awan panas terbaru yang terjadi pada 9 Februari 2024 dengan jarak luncur 1.500 meter.
"Ini (awan panas) sifatnya silent. Gunung itu terlihat datar-datar saja tetapi mengandung potensi bahaya yang harus kita antisipasi terkait pertumbuhan lava dan juga kubah yang semakin lama semakin tinggi," kata Hendra.
Ia mengatakan, gempa-gempa tidak terlampau signifikan, tetapi awan panas bisa kapan saja terjadi. PVMBG pun mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara atau di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari pusat erupsi.
Pada luar jarak tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dengan jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius lima km dari puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
Awan panas, guguran lava, dan lahar perlu diwaspadai di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (*)
Baca juga:
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran

Aktivitas Erupsi Gunung Semeru Meningkat: Status Waspada, Masyarakat Diimbau Waspada Awan Panas dan Lahar Hujan

Gunung Semeru 5 Kali Erupsi Hari Ini, Letusan Terakhir Sabtu Sore

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Pemerintah Pusat Kirim Logistik Bantu Pengungsi Korban Bencana Bali, Prabowo Beri Instruksi Langsung

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang
