Kendaraan Listrik Mulai Menjamur, Forum G20 Didorong Bahas Sampah Baterai


Mobil Listrik. (Foto: Sekretariat Presiden)
MerahPutih.com - Kementerian BUMN secara resmi telah mengumumkan pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Maret 2021. Perusahaan itu dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Indonesia.
Pemerintah menargetkan angka produksi baterai kendaraan listrik dapat mencapai 600 ribu unit untuk mobil dan 2,45 juta unit untuk sepeda motor pada tahun 2030. Target produksi baterai itu untuk mengimbangi jumlah kendaraan listrik dalam sembilan tahun mendatang yang diproyeksikan mencapai 2 juta unit mobil dan 13 juta unit sepeda motor.
Baca Juga:
Amerika Serikat Siapkan Rp 43,5 Triliun untuk Baterai Kendaraan Listrik
Dalam peta jalan percepatan kendaraan listrik nasional yang telah disusun oleh pemerintah, daur ulang sampah baterai nasional akan digarap oleh PT Nasional Hijau Lestari (NHL). Proses daur ulang itu akan mengambil kembali logam-logam berharga, seperti kobalt, aluminium, mangan, dan litium.
Kepresidenan Think-20 (T20) sebagai pusat gagasan global bagi para pemimpin G20, mendorong isu sampah baterai kendaraan listrik menjadi pembahasan global karena selaras dengan program transisi energi.
Lead Co-chair Task Force 3 Think 20 Moekti Soejachmoen mengatakan, transisi energi dengan elektrifikasi sektor transportasi menjadi cita-cita bersama, sehingga isu sampah baterai perlu dibawa ke dalam forum besar G20.
"Ada salah satu policy drivers yang menurut saya menarik yang menyarankan ayo dong mulailah dari G20 untuk mengangkat dan membuat satu framework bagaimana kita menangani isu sampah baterai," kata Moekti di Jakarta, Senin (31/5).
Ia berharap, pembahasan forum G20 nantinya tidak hanya sebatas sampah baterai, tetapi bagaimana negara-negara dengan perekonomian besar di dunia itu bisa membuat limbah baterai kendara listrik sebagai bagian dari ekonomi sirkular mengingat permintaan kendaraan listrik akan sangat besar di masa depan.
Menurut Moekti, jika negara-negara yang tergabung dalam Forum G20 bisa menjadikan sampah baterai sebagai ekonomi sirkular.
"Dampaknya, dunia tidak akan gila-gilaan melakukan ekstraksi dan eksploitasi sumber daya alam seperti nikel ataupun logam tanah jarang, ataupun mineral berharga lainnya," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Honda akan Produksi Jutaan Kendaraan Listrik di 2030
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025

VinFast Indonesia Resmi Luncurkan VinFast VF7 dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025

BYD Atto 1 Resmi Meluncur di GIIAS 2025, Mobil Listrik Mungil untuk Kota Besar
