Kesehatan

Kenali Varian Virus Corona Afrika Selatan yang Mulai Menyebar

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Januari 2021
Kenali Varian Virus Corona Afrika Selatan yang Mulai Menyebar

Varian baru virus Corona menyebar di Eropa. (Foto: 123RF/Feydzhet Shabanov)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

VARIAN baru virus Corona yang beredar di Afrika Selatan kini mulai menyebar ke negara lain, termasuk Inggris. Para ahli sedang mempelajarinya untuk memahami risiko apa yang ditimbulkannya.

Seperti apa sih varian barunya? Sebenarnya semua virus, termasuk yang menyebabkan COVID-19, memang bermutasi. Perubahan genetik kecil ini terjadi saat virus membuat salinan baru dari dirinya sendiri untuk menyebar dan berkembang.

Baca juga:

Mengenal Mutasi Virus dan Penyebabnya

Sebagian besar mutasi tersebut tidak penting, dan beberapa bahkan malah dapat membahayakan kelangsungan hidup virus. Namun, tetapi beberapa varian dapat membuatnya lebih menular atau mengancam inangnya, yaitu manusia.

Sekarang ada ribuan versi atau varian berbeda dari virus pandemi yang beredar. Perhatian para ahli terfokus pada beberapa di antaranya. Salah satunya adalah varian Afrika Selatan yang disebut 501.V2.

Menurut para ahli, varian Afrika Selatan membawa mutasi antara lain yang disebut E484K. Varian ini berbeda dengan varian lain yang baru ditemukan yang telah dipelajari para ilmuwan di Inggris.

Baik varian virus baru dari Afrika Selatan dan Kent dari Inggris tampaknya lebih menular. Itulah kenapa kemudian pembatasan sosial yang lebih ketat diperlukan untuk mengendalikan penyebaran.

Sementara perubahan dalam varian baru Inggris tidak mungkin merusak keefektifan vaksin saat ini, menurut para ilmuwan, ada kemungkinan varian di Afrika Selatan mungkin melakukannya sampai batas tertentu.

Kenali Varian Virus Corona Afrika Selatan yang Mulai Menyebar
Varian virus Afrika Selatan dikenal dengan nama 501.V2. (Foto: 123RF/Sezer özger)

Namun, perlu dilakukan lebih banyak lagi untuk bisa membuktikan pengaruh varian Afrika Selatan pada efektivitas vaksin. Terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti, meskipun sangat tidak mungkin mutasi akan membuat vaksin tidak berguna.

Dr Simon Clarke, ahli mikrobiologi sel di University of Reading mengatakan, "varian Afrika Selatan memiliki sejumlah mutasi tambahan termasuk perubahan pada beberapa protein lonjakan virus yang mengkhawatirkan."

Protein lonjakan inilah yang digunakan virus Corona untuk masuk ke dalam sel manusia. Ini juga bagian kecil dari vaksin yang dirancang, itulah sebabnya para ahli khawatir tentang mutasi khusus ini.

"Varian-varian ini menyebabkan perubahan yang lebih luas pada protein lonjakan daripada perubahan pada varian Kent dan mungkin membuat virus kurang rentan terhadap respons kekebalan yang dipicu oleh vaksin," kata Dr. Clarke seperti diberitakan bbc (7/1).

Baca juga:

Mutasi Penyebab Penyebaran Cepat COVID-19

Prof. Francois Balloux dari University College London mengatakan, "Mutasi E484K telah terbukti mengurangi pengenalan antibodi. Dengan demikian, ini membantu virus SARS-CoV-2 untuk melewati perlindungan kekebalan yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi sebelumnya."

Namun, bahkan dalam skenario kasus terburuk, kata para ahli jika diperlukan vaksin dapat dirancang ulang dan disesuaikan agar lebih cocok dalam hitungan atau minggu atau bulan.

Pemahaman Varian Baru

Kenali Varian Virus Corona Afrika Selatan yang Mulai Menyebar
Belum ada bukti yang menunjukkan mutasi virus menyebabkan penyakit lebih serius. (Foto: 123RF/lightwise)

Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus yang bermutasi menyebabkan penyakit yang lebih serius. Dan tindakan seperti mencuci tangan, menjaga jarak dari orang lain, dan mengenakan penutup wajah akan tetap membantu menghentikan penyebaran.

Varian disebut 501.V2 ini sudah menjadi varian virus yang dominan di provinsi Cape Timur dan Barat Afrika Selatan. Negara lain termasuk Austria, Norwegia dan Jepang, juga menemukan kasus dengan varian tersebut.

Inggris telah mendeteksi dua orang dengan varian Afrika Selatan, satu di London dan yang lainnya di barat laut Inggris. Keduanya adalah kontak orang-orang yang bepergian ke Afrika Selatan. (Aru)

Baca juga:

Bill Gates: Pandemi Virus Corona akan Berakhir pada 2022

#Breaking #Virus Corona #Kesehatan #COVID-19 #Penyebaran Virus #Afrika Selatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Indonesia
Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Nadiem Makarim Langsung Dipenjara di Rutan Salemba
Kejagung menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 September 2025
Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Nadiem Makarim Langsung Dipenjara di Rutan Salemba
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Indonesia
Eks Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit Terseret Korupsi Proyek Mempawah
Ahmadi Noor Supit diperiksa sebagai saksi dalam kapasitasnya sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI Tahun 2015.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 September 2025
Eks Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit Terseret Korupsi Proyek Mempawah
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
KPK Panggil Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji
Selain Khalid, penyidik KPK juga memanggil lima saksi lainnya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
KPK Panggil Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji
Indonesia
Golkar Nonaktifkan Adies Kadir dari DPR
Penonaktifan itu dilakukan sebagai imbas dari pernyataan Adies yang memicu kemarahan rakyat. ?
Dwi Astarini - Minggu, 31 Agustus 2025
Golkar Nonaktifkan Adies Kadir dari DPR
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Imbas Demo Ricuh Depan MPR/DPR, Pengguna Tol Dalam Kota Cawang - Pluit Diminta Putar Balik
Pengalihan lalu lintas di Jalan Tol Cawang - Tomang - Pluit dilakukan selama aksi unjuk rasa berlangsung.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 28 Agustus 2025
Imbas Demo Ricuh Depan MPR/DPR, Pengguna Tol Dalam Kota Cawang - Pluit Diminta Putar Balik
Bagikan