Kenali Penyakit Kulit pada Bayi


Bayi rawan terkena eksim. (Foto: Pexels/Daria Shevtsova)
ANATOMI bayi tampak seperti orang dewasa. Sebagian masyarakat berpikir bahwa fungsi tubuh bayi dan anak-anak serupa dengan orang dewasa. Anak bukanlah miniatur dari orang dewasa. Sesungguhnya mereka memiliki fisiologis berbeda termasuk kulit.
"Kelenjar keringat pada bayi kurang aktif, pelembab alami lebih sedikit, dan melanosit pada anak lebih sedikit," ucap Dokter Spesialis Dermatologis Anak, Mentari Arsy SpKK. Selain itu serat dan kolagen pada anak-anak lebih sedikit. Mereka memiliki kulit lebih tipis tetapi pH lebih tinggi.
Diperlukan usaha ekstra untuk merawat kulit bayi. Jika tidak dirawat dengan hati-hati, kulit bayi rentan mengalami gangguan kulit. "Gangguan kulit yang sering terjadi pada bayi adalah eksim popok dan eksim atopik," tutur Dokter Mentari.

Dermatitis popok adalah munculnya ruam di area popok yang dipengaruhi iritasi dari urin, feses, oklusi kulit dan menyebabkan maserasi (kulit melunak). "Jika kulit bayi melunak, bakteri dan virus, terutama jamur masuk ke kulit bayi dan menyebabkan infeksi," urai dokter Mentari. Untuk mengatasi dermatitis popok, ganti popok tiap enam hingga delapan jam sekali. Bilas dengan air mengalir dan sabun bayi. Keringkan dengan menggunakan bola kapas.
Jenis dermatitis kedua yang sering dialami bayi adalah dermatitis atopik. Dermatitis atopik adalah gangguan kulit kronik berkala. Beberapa penyebab dermatitis atopik antara lain faktor genetik, imunologik dan lingkungan. Gejala ini paling sering timbul pada anak usia 2 bulan hingga 2 tahun dan usia 2 tahun hingga 10 tahun.
Dermatitis atopik pada anak usia 2 bulan hingga 2 tahun memiliki ciri kulit kering dan merah. "Iritasi tersebut kadang basah di kedua pipi, leher, dada, siku dan lutut," jelas dokter Mentari. Sementara anak usia 2 hingga 10 tahun memiliki ciri kulit yang sama di area lipatan siku, lipatan lutut dan pergelangan tangan.

Untuk meredakan dermatitis atopik pada bayi dan anak, mandi dengan air suhu normal maksimal 10 menit dengan sabun bayi.
Setelah mandi, bayi atau anak menggunakan pelembab sesegera mungkin. Cuci pakaian tanpa pewangi atau pemutih dan hindari pakaian berbahan wol. "Serat pada wol membuat kulit anak semakin gatal," tuturnya saat ditemui di Menteng, Kamis (16/8).
Jika gejala tak juga reda, kunjungi dokter kulit anak. Konsultasikan masalah kulit pada dokter. Beberapa obat yang efektif untuk mengurangi dermatitis pada anak biasanya berupa obat oles, obat minum, dan pemeriksaan penunjang. (avia)
Bagikan
Berita Terkait
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami

Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima

Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Komisi III DPR Desak Polisi Usut Tuntas Sindikat Perdagangan Bayi Lintas Negara

Penyebab dan Penanganan Kuning pada Bayi Baru Lahir, Waspada Bahaya Dehidrasi ASI

Dokter Tekankan Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Program Bayi Tabung

Dinkes Usut Dugaan Kelalaian Tenaga Medis RS Islam Cempaka Putih di Kasus Bayi Tertukar

Mengenal Kanker Ovarium: Viral Usai Diidap Bayi 19 Bulan

Mayat Bayi Ditemukan di Dalam Kloset Apartemen Pluit

Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah Warga Sragen, Polisi Buru Pelaku
