Kesehatan

Kenali Glaukoma sebelum Terlambat

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 27 Maret 2024
Kenali Glaukoma sebelum Terlambat

Tak seperti katarak, kebutaan akibat glaukoma hampir pasti bersifat permanen. (Foto: Pexels/Kush Kaushik)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Glaukoma menjadi penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak, baik di seluruh dunia maupun di Indonesia. Tak seperti katarak, kebutaan akibat glaukoma hampir pasti bersifat permanen.

“Ketika kita melakukan upaya-upaya untuk pengobatan atau upaya kuratif itu biasanya tidak akan memperbaiki penglihatan tetapi hanya mempertahankan kondisi yang saat ini ada,” kata Fifin Luthfia, dokter spesialis mata di Klinik Utama Mata Candi Eye Center, dalam webinar “Uniting for Glaucoma-Free World” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Selasa, (26/3).

Fifin menjelaskan beberapa fakta tentang glaukoma. Antara lain kasus glaukoma pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan kasus glaukoma pada ras kulit hitam lebih banyak dibandingkan ras kulit putih.

Glaukoma juga merupakan penyakit degeneratif sehingga risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Faktor lain yang berperan adalah riwayat glaukoma dalam keluarga, status refraksi seperti miopia dan hipermetropia, serta penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan hipotensi.

Baca juga:

Kemenkes: Glaukoma Penyebab Kedua Kebutaan di Indonesia setelah Katarak

Dokter Evelyn, narasumber lainnya, menekankan pentingnya skrining glaukoma sebagai deteksi dini untuk meminimalisasi kehilangan fungsi penglihatan.

Menurut Evelyn, pedomannya sebagai berikut:

- usia di bawah 40 tahun sebanyak 2-4 tahun sekali.

- usia 40-60 tahun sebanyak 2-3 tahun sekali.

- usia lebih dari 60 tahun sebanyak 1-2 tahun sekali.

“Tentunya ini hanya patokan karena akan ada faktor risiko, kemudian keluhan, hasil pemeriksaan, tentunya itu akan berbeda-beda setiap pasien,” kata Evelyn.

Glaukoma terbagi dua, kronis dan akut. Yang kronis tidak menimbulkan gejala. Yang akut menimbulkan gejala seperti mata merah, nyeri pada mata, pandangan kabur, mual dan muntah, melihat pelangi atau lingkaran cahaya, dan penyempitan lapang pandangan.

Baca juga:

Cara Merawat Lensa Kontak Agar Kesehatan Mata Tetap Terjaga

“Yang khas itu melihat pelangi atau lingkaran cahaya, jadi gambarannya itu pas hujan kita naik mobil kita melihat dari jendela lampu di luar itu di sekitarnya ada gambaran warna-warna pelangi itu yang menjadi ciri khas orang glaukoma pada saat tekanannya tinggi,” ungkap Evelyn.

Virna Dwi, dokter subspesialis Ilmu Kesehatan Mata, menjelaskan tata laksana glaukoma yang bertujuan mempertahankan fungsi penglihatan, menjaga kualitas hidup pasien, mencegah penurunan lapang pandangan, dan menangani faktor risiko, yaitu tekanan bola mata.

“Walaupun kita tahu 80-90% kasus glaukoma di Indonesia faktor risikonya tekanan bola mata tinggi sehingga memang kita berupaya semaksimal mungkin menurunkan tekanan bola mata dengan sebaik-baiknya, kemudian juga faktor-faktor risiko terkait,” ujar Virna.

Semakin dini glaukoma ditemukan dan diikuti tindak lanjut yang tepat, semakin penderita akan terhindar dari kebutaan. (dru)

Baca juga:

Kebutaan Akibat Glaukoma Bisa Dicegah, Ini Carannya

#Kesehatan #Kesehatan Mata
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan