Kemenlu Pastikan WNI di Myanmar Masih Aman


Peta Myanmar. (Foto: MP/Google Maps)
MerahPutih.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Myanmar saat ini masih relatif aman.
Kemenlu juga memandang belum mendesak untuk melakukan evakuasi.
"Mempertimbangkan situasi terakhir, dipandang belum mendesak dilakukan evakuasi. Meski demikian, bagi WNI yang tidak memiliki keperluan esensial di Myanmar diimbau agar mempertimbangkan untuk pulang ke Indonesia melalui relief flight (pesawat bantuan) yang masih tersedia yaitu SQ (Singapura Airlines) dan Myanmar Airlines," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha dalam pernyataan pers, Selasa (16/3).
Baca Juga:
Korban Berjatuhan, AS Kembali Keluarkan Sanksi Bagi Militer Myanmar
Judha mengatakan, saat ini tercatat 50 WNI telah pulang menggunakan relief flight.
Dia menambahkan, terdapat beberapa aksi demo maupun penetapan darurat militer (martial law) di lokasi tempat tinggal mereka, tetapi tidak ada serangan langsung yang ditujukan kepada para WNI.
Judha mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon telah menyiapkan Sekolah Indonesia Yangon sebagai lokasi penampungan (shelter) sementara bagi WNI.
"Kemenlu dan KBRI juga akan membantu pengurusan charter flight (pesawat sewaan) jika memang opsi tersebut diminati para WNI," lanjutnya.

Judha memastikan, Kemenlu dan KBRI di Yangon terus memonitor perkembangan terakhir dan telah menyediakan akses hotline untuk membantu para WNI.
Kemlu mencatat, jumlah WNI yang menetap di Myanmar sekitar 500 orang. Mayoritas WNI tersebut bekerja di sektor migas, pabrik, industri garmen dan anak buah kapal (ABK).
Sebelumnya, situasi di Myanmar dilaporkan memanas setelah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan pada Minggu (14/3) menyebabkan 21 pengunjuk rasa tewas di kota Yangon, Myanmar.
Baca Juga:
Para demonstran yang menuntut dipulihkannya pemerintahan sipil dan demokrasi bersenjatakan pentungan dan pisau, melawan aparat yang melepas tembakan di area Hlaing Tharyar, di Yangon.
Junta menetapkan darurat militer di area itu setelah berbagai tempat usaha Tiongkok menjadi target serangan demonstran.
Myanmar sudah dilanda kerusuhan sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari. Junta militer masih menahan pemimpin sipil dan ketua Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi. (Knu)
Baca Juga:
Deportasi 1.086 Warga Myanmar, Malaysia Dikecam Aktivis HAM Dalam Negeri
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
57 Dari 78 WNI di Nepal Sudah Pulang ke Indonesia, Kondisi Ibu Kota Sudah Kondusif

Kemlu Pastikan 134 WNI di Nepal dalam Kondisi Aman, Koordinasi dengan Otoritas Setempat Permudah Kepulangan

Puluhan WNI Dievakuasi Dari Nepal, Ratusan Orang Masih Bertahan

Diplomat RI Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak Saat Bersepeda di Peru

Prabowo Hadiri National Day Parade Singapura, Disambut Hangat WNI dan Diaspora

Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar

Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar

Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu

KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat

Waspada! Konflik Kamboja-Thailand Makin Memanas, Tapi Kemlu RI Punya Kabar Baik untuk WNI
