Kembalikan Pola Hidup Sehat Setelah Puasa


Konsumsi makanan bernutrisi. (Foto: Unsplash/Louis Hansel)
PUASA sudah berakhir, waktunya kembalikan pola hidup sehat bagi kamu yang merasa memiliki pola hidup berbeda dari biasanya. Masyarakat perlu mengembalikan aktivitas puasa bahkan setelah Ramadan, agar terbiasa menerapkan pola makan sehat.
"Badan kita itu menyukai sesuai yang rutin. Karena ada pembiasaan maka harusnya setelah lebaran, aktivitas puasa itu dikembalikan agar kita masih terbiasa dengan kebiasan puasa, terbiasa untuk pola makan yang sehat," kata Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Tirta Prawita Sari, SpGK, dilansir ANTARA, Selasa (3/5).
Tirta yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi itu mengatakan, pola makan menjadi salah satu upaya menghindari berbagai macam penyakit kronis dan katastropik yang membutuhkan biaya banyak seperti stroke, diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
Berpuasa termasuk upaya yang bisa orang-orang lakukan untuk mencegah sederet penyakit kronis, sekaligus detoksifikasi tubuh yang murah dan mudah. Puasa juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami penurunan dan menyebabkan tubuh mengambil cadangan energi lain dalam bentuk lemak sebagai sumber energi.
Baca juga:

"Itu baik sebagai upaya membersihkan atau detoksifikasi tubuh," ujar Tirta.
Selama Ramadan, umat muslim diatur untuk berpuasa dalam 13-14 jam lalu berbuka setelahnya. Pola makan ini mirip dengan makan puasa yang baik, yaitu intermitten fasting.
“Ada beberapa contoh intermittent fasting, seperti alternate day fasting yang mana puasa berselang seling seperti puasa Daud. Bedanya saat hari puasa itu hanya boleh makan 500 kalori, dan hari berikutnya feast day yang boleh dalam jumlah yang kita inginkan tanpa perlu memusingkan kalori," jelas Tirta.
Selain itu, ada pula diet 5:2, yaitu lima hari tidak berpuasa dan dua hari berpuasa. Umat muslim umumnya mengaplikasikan pola ini melalui puasa sunah Senin Kamis.
Baca juga:

Di sisi lain, Executive Director of Community Health, Abu Dhabi Public Health Centre, Dr. Omniyat Al Hajeri juga menyarankan puasa lebih sering setelah Ramadan dan puasa Senin Kamis atau diet 5:2. Sebuah studi menunjukkan diet 5:2 bisa menurunkan berat badan yang mirip dengan pembatasan kalori biasa. Selain itu, diet ini efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Tips berikutnya, sebaiknya minum air secara teratur karena mengeluarkan racun dari tubuh. Kamu disarankan minum air putih 15 menit sebelum makan. Kemudian, penuhi kebutuhan tubuh akan gula dengan buah-buahan di siang hari.
Batasi juga konsumsi karbohidrat, dan hitung takaran yang biasa ditemukan di biji-bijian, buah-buahan, sayuran, produk susu, permen, dan gula. Terakhir, bakar kalori dengan berolahraga. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
