Kejagung Tahan 3 Hakim Tersangka Suap Vonis Lepas Kasus Ekspor CPO di Rutan Salemba


Hakim tersangka kasus dugaan suap vonis lepas korupsi ekspor CPO. (Foto: MerahPutih.com/Ponco)
MerahPutih.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) menahan tiga hakim tersangka kasus dugaan suap vonis lepas atau onslag kepada terdakwa korporasi kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya, termasuk minyak goreng.
Ketiganya yakni Djuyamto selaku ketua majelis hakim, dan Agam Syarif Baharuddin, serta Ali Muhtarom, selaku hakim anggota. Mereka ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Salemba cabang Kejagung.
"Terhadap para tersangka dilakukan penahanan 20 hari ke depan berdasarkan surat perintah penahanan nomor 25 tanggal 13 April 2025," kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung, Abdul Qohar di kantornya, Senin (14/4) dini hari.
Dalam kasus ini, Djuyamto, Agam, dan Ali diduga menerima suap total Rp 22,5 miliar untuk melepaskan terdakwa korporasi dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejagung.
Baca juga:
Diduga Terima Suap Rp 22 Miliar, 3 Hakim Jadi Tersangka Vonis Lepas Kasus Ekspor CPO
Adapun tiga terdakwa korporasi kasus korupsi minyak goreng itu yakni Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group.
Qohar menjelaskan, mulanya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Muhammad Arif Nuryanta yang saat itu menjabat Wakil Ketua PN Jakpus menunjuk Djuyamto, Agam dan Ali sebagai majelis hakim perkara tersebut.
Setelah majelis hakim terbentuk, Arif memberikan uang senilai Rp 4,5 miliar yang diperuntukan kepada Djuyamto, Agam, dan Ali. Kemudian Arif menyerahkan uang tahap kedua senilai Rp 18 miliar untuk Djuyamto Cs.
"Muhammad Arif Nuryanta menyerahkan kembali uang Dolar Amerika Serikat bila dikurskan rupiah senilai Rp 18 miliar kepada DJU yang kemudian oleh DJU uang tersebut dibagi tiga," ungkapnya.
Baca juga:
Kejagung: Ketua PN Jaksel Minta Suap 3 Kali Lipat untuk Vonis Lepas Terdakwa Korupsi Ekspor CPO
Adapun porsi pembagian uang tahap kedua itu yakni, Djuyamto mendapat Rp 6 miliar, Agam menerima Rp 4,5 miliar, dan Ali menerima Rp 5 miliar.
"Dengan porsi pembagian sebagai berikut, untuk ASB menerima uang dollar dan bila disetarakan rupiah sebesar Rp 4,5 miliar, kemudian DJU menerima uang dollar jika dirupiahkan sebesar atau setara Rp 6 miliar, dan AL menerima uang berupa dollar Amerika jika disetarakan rupiah sebesar Rp 5 miliar," beber Qohar. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
KPK Kembalikan Toyota Alphard Milik Immanuel Ebenezer, Ternyata Mobil Sewaan

2 Pilihan untuk Riza Chalid dan Jurist Tan, Buron yang Berstatus ‘Tanpa Kewarganegaraan’: Balik ke Indonesia atau Overstay

KPK Beberkan Keterkaitan Abdul Halim, La Nyalla, dan Khofifah dalam Kasus Suap Dana Hibah Jatim

Dirawat di Rumah Sakit, Nadiem Makarim Tetap Diborgol dan Dijaga Petugas Kejagung

Soroti Putusan Hakim, Kubu Eks Dirut ASABRI Rencanakan Pengajuan PK ke MA setelah Divonis 16 Tahun di Tingkat Kasasi

9 Tersangka Korupsi Pertamina Segera Masuk Meja Hijau, Salah Satunya Anak Riza Chalid

Buka Penyidikan Baru, Kejagung Geledah Kantor Perusahaan Tambang PT SEI di Manhattan Square

KPK Tahan Tersangka Penyuap Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan

KPK Tangkap Tersangka Penyuap Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan di BSD

Kejagung Periksa Azwar Anas Terkait Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
